Perda Perlindungan Ikan Hiu Disahkan, 'Pesona' Konservasi hingga Perburuan Liar Warnai Dinamikanya
Ada pula beberapa jenis ikan hiu yang ditangkap untuk dijual ke luar negeri (dalam keadaan hidup, red), sebagai objek wisata buatan.
Asumsi sederhananya, jika para pengunjung sudah menyaksikan keunikan satwa tersebut di Ancol, maka serta merta para wisatawan tersebut tidak tertarik lagi untuk datang ke Berau, dikarenakan biaya akomodasi dan transportasi ke Jakarta lebih terjangkau dan lebih mudah untuk diakses.
Hal tersebut bukan hanya berpotensi mengurangi pemasukan daerah, tapi juga pemasukan warga sekitar seperti pedagang makanan dan penyedia jasa wisata.
Sementara itu Yudistira, Ketua Forum Pemuda Bahari Indonesia (FPBI) mengatakan hiu paus memiliki peran dan fungsi di alam yang tidak dapat digantikan oleh manusia.
“International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) telah memasukan hiu paus ke dalam status rentan (vulnerable)," kata Yudistira.
Menurut dia kerentanan itu karena hiu paus menghadapi penangkapan ikan komersial karena nilainya yang tinggi dalam perdagangan (sirip).
Rini yang juga merupakan masyarakat pemerhati perlindungan satwa di Kota Tanjung Redeb, merasa keberatan dengan rencana untuk komersialisasi terhadap hiu paus dan beberapa satwa yang endemik dari kabupaten ini.
Menurutnya rencana tersebut sudah mencederai konsep pelestarian dan perlindungan satwa yang ada di alam liar.
Lebih lanjut Rini mengatakan bahwa pengelolaan atau konservasi satwa secara Eksitu (diluar habitat aslinya) merupakan tindakan yang melanggar nilai dan prinsip konservasi.
Rini, Nurul dan kawan-kawan yang tergabung dalam masyarakat pemerhati satwa liar di Kabupaten Berau mengajak masyarakat untuk membatalkan rencana kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Berau dengan PT Taman Impian Jaya Ancol tersebut.
Diketahui, luas perairan Kabupaten Berau adalah 1,2 juta hektar yang kaya dengan keanekaragaman hayati dan biota lautnya.
Terdapat beberapa macam jenis biota laut yang sudah dilindungi, di antaranya adalah penyu, pari manta, kima, mamalia laut dan hiu paus.
Ini menjadi daya tarik yang luar biasa bagi turis untuk datang ke Berau. Dengan demikian maka sektor pariwisata secara langsung akan membantu pendapatan asli daerah.

4. Wabup Berau Minta NGO Samakan Persepsi soal Konservasi
Agus Tantomo mengajak spara pihak, terutama dari para pemerhati lingkungan dan Non Goverment Organization (NGO) untuk menyamakan persepsi tentang konservasi.
“Konservasi seolah-olah tidak boleh diapa-apakan. Sementara, pengertian saya, konservasi adalah menyelamatkan mereka (flora dan fauna).