Sejarah Pisau Komando yang Jadi Senjata Andalan KOPASSUS, Awalnya Dipakai Polisi
Berikut ini sejarah pisau komando yang dilansir dari buku 'Weapon, a Visual History of Arms and Armours' karya Roger Ford.
OSS adalah agen intelijen AS di masa Perang Dunia II.
AS menilai pisau komando buatan Fairbairn ini sangat efektif untuk digunakan oleh agen intelijen mereka.
Pisau Fairbairn & Skyes kemudian menjadi idola di kalangan pasukan khusus dunia.
Royal Marines, 1st Independent Parachute Brigade Plandia, ParaCommando Brigade Belgia, Grup Gerak Khas Malaysia, dan pasukan Komando Singapura adalah beberapa pengguna setia pisau komando ini.
Kehadirannya di Indonesia sendiri tidak terlalu jelas.
BACA JUGA:
Ini 4 JENDERAL TNI yang Berpengalaman Tempur Sengit di KOPASSUS, dari Benny Moerdani hingga Prabowo
Ini Mayor Idjon Djanbi, Danjen Kopassus I, Pria Belanda Jadi WNI, Dimakamkan Tanpa Tembakan Salvo
Beberapa literatur menyebut bahwa pisau komando ini diperkenalkan di masa-masa awal Kopassus saat masih menyandang nama Kopassandha.
Yang jelas, pisau komando ini sudah identik sekali dengan Kopassus
Misalnya, gapura bentuk pisau komando ketika masuk ke wilayah Kopassus di Cijantung, tugu pisau komando di pantai Permisan Cilacap tempat pembaretan prajurit Kopassus, gambar pisau komando ada di salah satu logo Kopassus
Salah satu kisah heroik Kopassus yang melibatkan pisau komandonya adalah saat Kapten Hendropriyono berduel satu lawan satu melawan petinggi Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku)
Dilansir dari buku berjudul 'Operasi Sandi Yudha, Menumpas Gerakan Klandestin' Penerbit Buku Kompas tahun 2013, Kopassus saat itu menugaskan Kapten Hendropriyono dan pasukannya untuk memburu PGRS/Paraku sekitar tahun 1968-1974.
Informasi tentang petinggi PGRS/Paraku bernama Ah San akhirnya bocor melalui istrinya yang berkhianat, Tee Siat Moy.
Siat Moy mau membantu Kopassus dengan syarat Ah San tak dibunuh.
