Orangtua Arina Tak Menyangka Anaknya Lolos Paskibraka Nasional, Bersyukur bisa ke Istana Negara

“Saya katakan, biar kamu Paksibraka Kabupaten, Bapak tetap bangga, apalagi Paskibraka Nasional. Doa terbaik dari kami selalu menyertai kamu, berjuang lah (jadi pembawa baki) dengan penuh keiklasan hati, jangan dijadikan beban,” kenangnya.

Kepada Arina, Idil dan Nurhayati hanya berpesan untuk tidak meninggalkan salat lima waktu dan lebih fokus sama latihannya. Selama disiplin mendirikan salat lima waktu, maka kegiatan berikutnya akan dapat dilaksanakan dengan baik.

Sebelum mengajar di SMKN 1 Tanah Grogot, Nurhayati sempat mengajar di SMPN 2 dan Ponpes Al Ihsan sebagai guru honor sejak tahun 98. Karena itu, Idil dan keluarganya pernah tinggal di lingkungan Ponpes Al Ihsan selama tujuh tahun.

“Arina dilahirnya di Ponpes Al Iksan. Bapak (Idil) siang kerja di Kemenag, malamnya membina anak Ponpes. Saya juga mengajar disana, bary tahun 2005 jadi guru PNS, sebelumnya jadi guru honor.

Meski lahir di Ponpes, Arina memilih sekolah di SMAN 1 Tanah Grogot, keputusan itu kami hargai dan ternyata Arina mampu menjaga kepercayaan dengan sebuah kebanggaan,” kata Nurhayati menambahkan. (*)

Baca Juga

• Dari Aceh hingga Papua, Inilah 68 Paskibraka Nasional Tahun 2019 yang Bertugas di Istana Presiden

• Ini Pesan Bupati AGM pada Calon Paskibra di PPU

• Yudho Krisnahadi Jadi Anggota Paskibra Nasional, Begini Respons Siswa SMA Negeri 4 Balikpapan 

• Buku Diary yang Tak Selesai hingga Makan Kulit Jeruk, Fakta-fakta Baru Paskibraka Meninggal Terkuak

• Ayah Mendiang Aurellia Qurratuaini Ceritakan Penderitaan Anaknya ikut Pelatihan Paskibraka