Agar Tak Dicurigai, 5 Perampok Bersenjata Ini Gunakan Rompi Polisi dan Atribut Ojol saat Beraksi
Saat beraksi, para pelaku mereka menggunakan atribut ojek online dan rompi polisi agar tidak dicurigai oleh korban-korbannya
- 28 ponsel pintar
- satu laptop
- enam kartu ATM BCA
- satu kartu debit bank CIMB Niaga.
Kapolres Tangsel, AKBP Ferdy Irawan, menjelaskan, komplotan itu memiliki banyak akun Gojek, lalu beberapa dari mereka mengoperasikan akun itu untuk memesan ojek online dengan titik jemput dan sampai yang berbeda.
Sedangkan beberapa lainnya mengoperasikan akun ojek online yang disambungkan dengan GPS palsu untuk seolah-olah menjadi driver yang menjemput pesanan tersebut.
Baca juga :
Demo Driver Gojek di Banjarmasin, Pengamat: Penyampaian Aspirasi jangan Hanya Menuntut
Laode M Syarif Maju Kembali Jadi Capim KPK, Pernah Curhat Soal Dirinya yang Tak Bisa Naik Ojek
Mereka semua itu mengoperasikannya di warung kopi tanpa panas-panasan turun ke jalan seperti halnya driver ojek online pada umumnya.
Dengan melakukan pesanan dan penjemputan serta mengantar dengan aplikasi "tuyul" itu, mereka berharap poin dari ojek online sehingga bisa mendapatkan bonus.
"Tujuan mereka melakukan hal ini untuk mendapatkan poin, poin yang mereka dapatkan jika berhasil mengumpulkan 30 poin mereka mendapatkan cashback 200 ribu jika Gocar 21 poin mereka mendapat cashback 400 ribu, ini yang sudah mereka lakukan kurun waktunya kurang lebih tiga bulan," ujar Ferdy yang didampingi Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Muharram Wibisono Adipradono dan Senior Manager Corporate Affairs Gojek, Alvita Chen, saat gelar rilis kasus tersebutdi Mapolres Tangsel, Senin (22/7/2019).
Komplotan "tuyul" ojek online itu bisa meraup Rp 3 juta dalam sehari dari perolehan poin itu.
"Pengakuan mereja sehari menghasilkan tiga juta," jelasnya.
Muharram menambahkan, selama tiga bulan komplotan itu beroperasi, mereka sudah merugikan Gojek sampai sekira Rp 500 juta.