Blak-blakan, Mantan Menteri Ini Ungkap Ada Sektor Hancur Lebur Gara-gara Larangan Menteri Susi
Menteri Susi dinilai kurang menangkap peluang pengembangan industri perikanan. Salah satunya budidaya perikanan ( aquaculture).
TRIBUNKALTIM.CO - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan tahun 2001-2004 Rokhmin Dahuri menilai, pencapaian ekonomi sektoral pada Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP) di bawah kepemimpinan Susi Pudjiastuti, hancur lebur.
Menurut Rokhmin, saat ini banyak industri perikanan gulung tikar karena kebijakan Menteri Susi yang terus-terusan menerbitkan larangan.
"Masalah utamanya di ekonomi sektoral hancur lebur. Walaupun dari sudut penegakan hukum saya kira sudah cukup membuahkan hasil. Paling tidak, ada efek jera soal illegal fishing, soal konservasi juga," ujar Rokhmin dalam sebuah seminar di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019).
Selain itu, Rokhmin juga menilai Menteri Susi kurang menangkap peluang pengembangan industri perikanan.
Salah satunya budidaya perikanan ( aquaculture).
Padahal, potensinya di Indonesia sangat besar.
Belum lagi mengenai value edit process, industri pengolahan dan industri bioteknologi juga dinilai belum dikembangkan dengan baik.
"Karena eksekusinya tadi hanya di satu dimensi saja, yakni di dimensi penegakan hukum. Tapi dimensi kesejahteraan dan dimensi ekonomi serta dimensi ipteknya kurang didorong," lanjut dia.
Apabila dari segi ekonomi, kesejahteraan dan iptek didorong dengan baik, kata Rokhmin, maka pencapaiannya diyakini akan sangat baik.
Pihak KKP membantah tudingan Rokhmin bahwa sektor ekonomi sektoral hancur lebih di bawah kepemimpinan Menteri Susi.
Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan KKP Sjarief Widjaja mengatakan, dampak penegakan hukum di perairan Indonesia sangat positif terhadap keberlangsungan kehidupan nelayan.
"Yang terbesar capaiannya adalah, stok ikan sudah meningkat. Tahun 2013 masih 6,5 juta ton, sekarang sejak 2017 bisa mencapai 12,54 juta ton," kata dia.
Peningkatan stok ikan itu, lanjut Sjarief, otomatis meningkatkan penghasilan nelayan.
Selain itu, nilai tukar nelayan (angka yang mengukur kesejahteraan nelayan) melesat naik dari yang semula 102-103 ke 113-114 di sepanjang periode yang pernah ada.
Sementara itu, nilai tukar usaha perikanan juga naik menjadi 127.
Dengan demikian kata dia, nilai kesejahteraan nelayan saat ini sudah meningkat.
"Ini yang saya pikir harus dihitung bahwa industri bukan hanya industri besar tapi mayoritas masyarakat Indonesia itu industri skala kecil juga harus dibangun supaya mereka punya daya saing," lanjut dia.
Baca juga :
Bukan Pemerintahan, Profesi Baru yang Dipilih Menteri Susi Andai Tak Lagi Menteri Jokowi Terungkap
Mbah Maimun ternyata Sangat Spesial Bagi Susi Pudjiastuti, Ungkap Kenangan Saat di Pangandaran
Larang tangkap ikan napolen di atas 4 Kg
Yang teranyar, Menteri Susi mengatakan bahwa penangkapan ikan napoleon dibatasi.
Menurutnya, ikan napoleon yang boleh ditangkap adalah berukuran 8 ons hingga 4kg. Jika lebih dari 4 kg, maka harus dilepas untuk indukan di alam.
Hal tersebut disampaikan Menteri Susi dihadapan para nelayan di Pulau Siantan, Rabu (17/7/2019). “Pemerintah membuat aturan supaya ikan-ikan tetap produktif, ada dan banyak.
Jika sedikit, hanya cukup untuk makan tidak cukup untuk menghidupi keluarga, sekolah anak-anak kita”, jelasnya.
Menteri Susi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan pada tanggal 16-18 Juli 2019 Pada kesempatan tersebut, Menteri Susi mengunjungi sejumlah pulau dan berdialog dengan nelayan di Pulau Siantan (17/7/2019) dan Pulau Jemaja (18/7/2019).
Dikutip dari siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan, Menteri Susi berharap pengusaha dan pelaku penangkapan ikan harus patuh dan tertib menjaga kelestarian untuk keberlanjutan usaha.
Sementara itu, menanggapi keluhan nelayan kecil tentang maraknya kapal besar yang beroperasi di dekat pulau, Menteri Susi mengatakan agar para pengusaha dan nelayan dengan kapal diatas 30 GT juga harus mematuhi ketentuan jalur penangkapan ikan.
Baca juga :
Perusak Rumah Menteri Susi ternyata Bukan Orang Sembarangan, Ibu Pelaku Ungkap Hal Mengejutkan
Menteri Susi Pudjiastuti Menantang Bos Facebook Mark Zuckerberg Lomba Dayung Hadiahnya Saham
Kapal-kapal besar seperti purse seine tidak diperbolehkan menangkap ikan dibawah 4 mil dari bibir pantau di pulau terdekat.
“Tidak boleh kapal purse seine yang ber-GT besar beroperasi di jalur 1 dan 2. Dorong semua ke jalur 3 (diatas 12 mil), jangan sampai jalurnya diambil oleh orang Vietnam”, ungkap Menteri Susi.
Kapal purse seine dengan modifikasi atau yang dikenal dengan pukat mayang telah meresahkan nelayan lokal.
Seperti yang dikeluhkan nelayan di Pulau Jemaja, kapal tersebut menangkap ikan dengan jaring besar yang sudah dimodifikasi dan ditarik dengan mesin.
Diameter lubang jaring yang dipakai sangat kecil sehingga benih ikan yang harusnya tidak ditangkap ikut terperangkap dan akhirnya dapat mengurangi populasi ikan di sekitar Laut Anambas.
Padahal, ketentuan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 71 tahun 2016 tentang Jalur Penangkapan Ikan disebutkan bahwa untuk purse seine pelagis kecil diharuskan memiliki mata jaring 1 inci (2,54 cm) dan purse seine pelagis besar berukuran 2 inci (5,8 cm).
"Jika masih ada yang melanggar dan terus beroperasi, laporkan agar segera kita lakukan razia. Nanti kita akan perketat pengawasan dengan menempatkan Satker PSDKP di Pulau Jemaja ini", tuturnya.
Siap jadi Menteri lagi
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan kesiapanya untuk kembali menjadi menteri bila nanti ditunjuk oleh Presiden terpilih periode 2019-2024.
"Insya Allah (siap) kalau badan masih sehat," kata Susi kepada wartawan di Kompleks Menteri Widya Chandra, Jakarta, Kamis (6/6/2019) malam.
Ditanyakan mengenai Presiden Joko Widodo yang berdasarkan hasil perhitungan resmi KPU unggul dalam Pilpres 2019, Menteri Susi menyatakan bila Jokowi memberikan kepercayaan penuh, dirinya siap untuk kembali menjadi menteri.
Namun ujar dia, bila tidak terpilih menjadi menteri maka dirinya juga siap kembali mencari pekerjaan lainnya di luar pemerintahan.
"Saya akan balik lagi mencari pekerjaan. Bisa saja jadi wartawan online. Saya bisa bikin susi.com," selorohnya yang disambut tawa awak media. (Kompas.com)