Kongker V PDIP di Bali
Kongres V PDIP Beri Peran Ketua DPD Luar Jawa, Safaruddin Pimpin Sidang Sub Komisi Deradikalisasi
Irjen Pol (Purn) Safaruddin dipercaya memimpin sidang sub komisi Deradikalisasi dalam Kongres V PDIP..
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Komitmen pemerataan peran di panggung nasional dibuktikan PDI Perjuangan dalam Kongres V di Bali.
Pimpinan sidang Kongres V PDIP dipercayakan kepada HM Soerya Respationo yang merupakan Ketua DPD PDI Perjuangan Kepulauan Riau. Sementara wakil ketua sidang merupakan Ketua DPD PDIP Jambi, Edi Purwanto.
"Kita berikan kesempatan ketua dan sekretaris dari luar jawa, untuk berikan perhatian partai ke depan, terutama memperkuat daerah-daerah luar Jawa tersebut," kata Hasto Kristiyanto, politisi senior PDIP.
Untuk diketahui, ada 5 sidang komisi dalam Komgres V PDIP di Bali, di antaranya Sidang Komisi Tema Ideologi dan Trisakti, Sidang Komisi Kebijakan Politik Legislasi, Anggaran dan Pengawasan, Sidang Komisi Kebudayaan, Sidang Komisi Pemenangan Elektoral dalam Pilkada dan Pemilu dan Sidang Komisi Tata Kelola Partai.
• Megawati Pastikan Tak Ada Posisi Ketua Harian PDIP, Ini Alasannya dan Simak Pidato Lengkapnya
• Anggota DPR RI Fraksi PDIP Kena OTT KPK Bakal Dipecat Partai, Hasto : Tak Ada Bantuan Hukum
Kemudian ditambah lagi 3 sidang sub komisi, yakni Sidang Sub-Komisi Kepala Daerah, Sidang Sub-Komisi Rehabilitasi dan Sidang Sub-Komisi Deradikalisasi.
Untuk kali pertama, Ketua DPD PDIP Kaltim memimpin sidang komisi dalam Kongres nasional PDIP. Ya, Irjen Pol (Purn) Safaruddin dipercaya memimpin sidang sub komisi Deradikalisasi dalam Kongres V PDIP..
Bila di sidang komisi lainnya, pimpinan sidang ditemani Wakil Ketua dan Sekretaris. Di Sidang Komisi Deradikalisasi, Safaruddin jadi pimpinan tunggal. Pernah memegang tongkat komando wilayah institusi Polri, membuat dirinya dipercaya memimpin sidang tersebut.
• Sampaikan Pandangan Umum di Kongres PDIP, Safaruddin Usulkan Kaltim Jadi Ibukota Negara
• Di Kongres V PDIP, Megawati Jadikan Ahok Sebagai Simbol Perlawanan Politik Identitas
"Bagaimana menghadapi radikalisme. Langkah-langkah apa untuk mencegah. Ngga mungkin penindakan, ada polisi. Bagaimana langkah-langkah supaya kita pencegahan, melakukan pembinaan, agar bisa tidak berkembang di Indonesia," kata Safaruddin.
Sidang komisi Deradikalisasi menjadi penting lantaran lantaran PDIP sebagai partai yang menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar dan falsafah bernegara.
"Negara kita ini, kan, Bhineka Tunggal Ika, kita semua harus membela Pancasila," tuturnya.
Disingggung tentang amanah memimpin sidang komisi di partai, Safaruddin mengaku biasa saja. Apa yang dibahas tak jauh dari penguasaan wawasan yang ia miliki selama ini.
"Bedanya sekarang yang dihadapi ini politisi bukan polisi," ungkapnya. (*)