Kapal Klotok dan Speedboat Jadi Andalan Transporasi, Berharap Jembatan Tol Segera Terwujud
Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) merupakan daerah perlintasan baik dari Balikpapan menuju Kabupaten Paser
Penulis: Mir |
TRIBUNKALTIM.CO - Rencana pembangunan Jembatan Tol Teluk Balikpapan yang menghubungkan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dengan Kota Balikpapan jelas akan memberikan dampak positif untuk kedua daerah, bahkan untuk Pulau Kalimantan.
Karena Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) merupakan daerah perlintasan baik dari Balikpapan menuju Kabupaten Paser, bahkan menuju Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Jembatan dengan panjangan 7,35 kilometer tersebut akan dibangun PT Tol Teluk Balikpapan dan saat ini sudah masuk dalam tahap Prakualifikasi di Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Bahkan minat perusahaan untuk mengikuti lelang ini cukup tinggi, terbukti ada dua perusahaan asal China yang juga mengikuti prakualifikasi.
Pembangunan Jembatan Tol Teluk Balikpapan, jelas akan memberikan dampak positif terutama untuk akses menuju Balikpapan maupun sebaliknya ke Penajam. Selama ini, warga yang ingin ke Balikpapan maupun sebaliknya termasuk ke Samarinda memiliki sejumlah alternatif baik darat maupun angkutan laut termasuk kapal feri.
Namun yang jarak tempuh maupun waktu tempuh yang diperlukan cukup lama dibandingkan dengan menggunakan Jembatan Tol Teluk Balikpapan.
Jalan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara merupakan jembatan tol pertama di Pulau Kalimantan yang dibangun sepanjang 7,35 Km dengan perkiraan biaya investasi sebesar Rp 15,53 triliun.
Jalan tol ini akan dilengkapi dengan lajur motor sehingga akan menjadi jalan tol ketiga yang dapat dilalui oleh motor di Indonesia.
Jalan tol yang ditargetkan akan dibangun pada tahun 2021 ini diharapkan dapat memperlancar lalu lintas orang maupun barang.
Selama ini, masyarakat yang ingin ke Balikpapan maupun ke Penajam harus melalui transportasi darat maupun laut.
Kapal Feri
Salah satu transportasi yang digunakan masyarakat terutama yang menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat serta truk, adalah dengan menggunakan kapal feri. Kapal feri yang melayani selama 24 jam ini, cukup aman untuk berangkat ke Balikpapan maupun ke Penajam.

Namun waktu tempuh melalui kapal feri cukup lama karena sekitar 2 sampai 3 jam. Bukan hanya itu, biaya yang dikeluarkan juga cukup mahal, karena untuk sepeda motor sekitar Rp 35 ribu sementara untuk kendaraan mobil tergantung besarnya.
Namun harga tiket yang termurah untuk mobil sekitar Rp 300 ribu sehingga bila pergi pulang harus mengeluarkan ongkos sekitar Rp 600 ribu. Selain itu, untuk menuju Kota Balikpapan di pusat kota juga cukup jauh, karena harus turun di Pelabuhan Kariangau, Balikpapan.
Kapal Klotok
Kapal klotok atau kapal kayu ini merupakan salah satu transportasi alternatif bagi masyarakat yang ingin berpergian ke Balikpapan maupun Penajam. Dengan menggunakan kapal klotok waktu tempuh sekitar 20 sampai 25 menit melalui Pelabuhan Kampung Baru dan Pelabuhan Penajam.

Untuk biaya, untuk penumpang setiap orang dikenakan biaya Rp 10 ribu sementara untuk sepeda motor Rp 35 ribu. Selama ini, warga banyak memilih untuk naik kapal klotok karena selain murah juga aman dan langsung di pelabuhan Kampung Baru Balikpapan.
Speed Boat
Naik speed boat bagi sebagian masyarakat juga menjadi alternatif apalagi yang ingin cepat sampai di Balikpapan maupun Penajam. Melalui pelabuhan speed boat Penajam dan Kampung Baru, Balikpapan, waktu tempuh untuk speed boat ini tak cukup lama hanya sekitar 5 sampai 10 menit.
Namun untuk biaya, bervariasi karena bila melalui tiket harga sekitar Rp 15 ribu namun bila langsung sekitar Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu. Beda lagi bila dicarter bisa mencapai Rp 100 ribu lebih.

Selain bisa melalui pelabuhan Kampung Baru, warga juga bisa melalui pelabuhan Chevron Balikpapan. Untuk pelabuhan Chevron Balikpapan ini langsung turun di daerah Semayang dan sudah pusat kota Balipapan. Namun biasanya melalui pelabuha Chevron Balikpapan harus carter sekitar Rp 120 ribu sampai Rp 150 ribu.
Namun alternatif lain adalah dengan menunggu speed boat dari Penajam yang mengantar penumpang ke pelabuhan Chevron. Karena biasanya hanya membayar Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu/orang.
Jalan Silkar-KM 38 Samboja.
Selain bisa melalui transportasi laut, masyarakat juga memiliki alternatif lain bila ingin ke Balikpapan maupun Penajam. Masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi bisa melalui jalan Silkar-KM 38 Samboja, Kukar.

Namun akses jalan ini cukup jauh karena jarak tempuh cukup jauh dan butuh waktu 2-3 jam dalam kondisi jalan bagus. Namun bila kondisi jalan rusak, maka sampai 4 jam baru bisa tembus ke Balikpapan.
Selain itu, melalui jalan ini juga harus ektra hati-hati karena kondisi jalan yang banyak mengalami kerusakan dan dilalui banyak mobil besar seperti truk maupun trailer yang mengangkut alat berat. Memang melalui jalan ini tidak perlu membayar alias gratis, namun butuh biaya ektra terutama untuk membeli bahan bakar minyak (BBM).
Jembatan Pulau Balang Belum Rampung
Pembangunan Jembatan Pulau Balang yang akan menghubungkan Balikpapan-Penajam ini sampai sekarang masih belum rampung.
Untuk saat ini pembangunan jembatan bentang panjang masih dikerjakan, sementara untuk bentang pendek sudah rampung sejak beberapa tahun lalu.
Bukan hanya itu, akses dari Penajam menuju Pulau Balang dari sisi Penajam sudah selesai 100 persen, namun dari sisi Balikpapan masih nol progress.

Untuk jarak tempuh, tribunkaltim.co sempat mencoba dari Penajam menuju jembatan bentang pendek. Untuk menuju ke arah jembatan butuh waktu sekitar 1 jam sampai 1,5 jam. Waktu tempat ini belum dari arah bentang pendek menuju Balikpapan karena tembus kilometer 13.
Kabag Pembangunan Setkab PPU, Nicko Herlambang mengatakan bahwa, untuk bentang panjang diperkirakan akan selesai pada November tahun ini. "Tapi percuma juga karena akses ke Balikpapan belum dikerjakan. Mungkin pembebasan lahan saja belum dilakukan," ujar Nicko.
\\
Lahan Jembatan Tol Mulai Dipatok
Tim Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Nasional Pertanahan (BPN) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam,
melakukan pematokan lahan yang akan dibebaskan untuk pembangunan Jembatan Tol Penajam Balikpapan, Kamis (1/8/2019). Lahan sementara yang akan dibebaskan berjumlah 14 hektare lebih yang dimiliki oleh 96 pemilik.
"Pemilik sementara dari surat yang ada yakni 96 orang, bisa saja bertambah atau berkurang karena beberapa orang belum teridentifikas," kata Lurah Nenang, Mahmudin.

Rencananya, pematokan pada bidang tanah yang terdata sekaligus pelebaran jalan, dilakukan terlebih dahulu oleh Tim Bina Marga Kementerian PUPR, baru selanjutnya jika patok sudah terpasang seluruhnya, tim Satgas A dan Satgas B akan memetakan bidang-bidang tanah tersebut untuk penentuan appraisal atau harga. Proses pematokan direncanakan selesai satu hingga dua hari.
"Kita harapnya pematokan satu hari selesai," lanjutnya.
Dari 14 hektare lahan yang akan dibebaskan tersebut, terdapat lebih kurang 20 rumah warga, lahan tambak ikan serta rumah usaha-usaha masyarakat seperti perkayuan dan lainnya.
"Setelah pematokan selesai baru kita ketahui apakah mereka terkena pembebasan lahan atau tidak," lanjutnya.
• Lelang Prakualifikasi Untuk Pembangunan Jembatan Tol Teluk Balikpapan, Ini Kata Astra Toll Road
• Hari Ini, Pematokan Lahan Jembatan Tol Teluk Balikpapan di Sisi Penajam Dimulai
• Digagas Sejak 2003, Kini Tiga Perusahaan Asal China Ingin Bangun Jembatan Tol Teluk Balikpapan
• Jembatan Pulau Balang Hampir Rampung, Bupati AGM: Percuma kalau Akses dari Balikpapan Belum Dibuka
Dengan dibangunnya Jembatan Tol Penajam Balikpapan, PPU landmark yang dibanggakan, masyarakat tentunya akan menikmati fasilitas yang tersedia.
Jika saat ini perjalanan menuju Balikpapan memakan waktu dari 30 menit hingga 2 jam menggunakan transportasi laut, menggunakan jembatan tol hanya memakan waktu 10 hingga 15 menit.
Pembangunan direncanakan dimulai tahun 2020. Proses lelang investor saat ini juga masih berjalan, sembari menjalankan proses pembebasan lahan di daerah terkait yakni, Penajam dan Balikpapan.
Hingga pematokan hari pertama, belum ditemukan kendala berarti. Jika sesuai target, tahun 2024, jembatan tol sudah bisa dinikmati masyarakat. (*)