Diduga Beroperasi Lagi, Satpol PP Kutim Cek Lokasi, Gencarkan Razia Cafe Remang-remang
Bupati pun meminta agar Satpol PP Kutim menindak dengan tegas bila mereka kembali beroperasi. Harus ditutup.
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Plt Kepala Satpol PP Kutai Timur Didi Herdiansyah mengatakan pihaknya akan kembali menggencarkan razia di beberapa kawasan eks lokalisasi di sekitar Kecamatan Sangatta Selatan dan Teluk Pandan, Kalimantan Timur.
Pasalnya, kuat dugaan kedua kawasan yang sudah ditutup sejak 2016 lalu, kembali beroperasi.
Hal ini disampaikannya di hadapan Sekda Drs H Irawansyah M Si yang memimpin coffee morning, Senin (19/8/2019) pagi.
“Sebelumnya sudah kami laporkan pada Bupati Ismunandar, bahwa ada dugaan dua titik eks kawasan prostitusi di Kutim, kembali beroperasi. Bupati pun meminta agar Satpol PP Kutim menindak dengan tegas bila mereka kembali beroperasi. Harus ditutup,” ujar Didi.
Namun, pemulangan dengan pola lama yakni memberi uang saku tidak lagi dilakukan Pemkab Kutim. Karena mereka bisa jadi kembali lagi.
“Saat ini, di kawasan Kampung Kajang masih beroperasi sembilan café. Dua di antaranya merupakan café terbesar. Di situ ada 21 wanita pemandu tamu yang permanen. Sedangkan yang aktif datang bertamu setiap minggu, mencapai 60 orang,” ungkap Didi.
Sedangkan di Kecamatan Teluk Pandan, yakni di kawasan tenda biru, juga masih banyak praktek prostitusi berkedok café.
Dari pendataan yang dilakukan jajaran Satpol PP Kutim, ada 82 wanita penghibur di kawasan tersebut.
“Di kawasan Tenda Biru, tamu yang datang umumnya dari Bontang. Data kami menyebutkan 17 muncikari yang disebut orang tua asuh,” ujar Didi.
Saat ini, kata Didi, pihaknya akan melakukan penertiban dengan pendekatan humanis yang diawali sosialisasi kembali. Karena jika menutup langsung tidak akan efektif.
Ditempat terpisah, saat Razia Lokasi Diduga Sarang Prostitusi, Seorang Pria Ancam Petugas dengan Pistol, Perannya Akhirnya Terungkap.
Seorang petugas Satpol PP Kota Tangerang mendapat ancaman dari seorang pria ketika sedang melakukan razia di sebuah tempat yang diduga menjadi sarang prostitusi, Minggu (11/8/2019) dini hari tadi.
Belakangan diketahui, pria yang menodongkan pistol merupakan muncikari di tempat tersebut.
Aparat tersebut ditodong pistol saat tengah melancarkan operasi praktik prostitusi.
Insiden tersebut berlangsung di kawasan Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
Ancaman ini bermula saat petugas mendatangi salah satu gubuk yang diduga kuat menjadi sarang prostitusi.
Gubuk - gubuk itu biasa dijadikan kencan oleh para wanita malam dengan pria hidung belang.
Di saat yang bersamaan datang seorang lelaki yang diduga menjadi beking para pekerja seks komersial tersebut.
Pria yang berprofesi sebagai mucikari ini menghampiri aparat dengan mengeluarkan senjata api yang diduga rakitan dari balik bajunya.
"Lelaki tersebut memakai topi dan berkaos putih. Namun setelah yang bersangkutan mengetahui petugas saat itu tidak sendiri langsung berlari ke arah pintu masuk tembok ke dalam kebun lahan milik Kemenkumham," ujar Kepala Bidang Trantib Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli kepada Warta Kota, Minggu (11/8/2019).
Ghufron menjelaskan pihaknya yang saat itu dibantu oleh unsur TNI dan Polri sempat mengejar pria bertubuh tegap tersebut ke arah kebun kosong.
Namun karena kondisi yang saat itu gelap dan dikhawatirkan membahayakan petugas, pada akhirnya puluhan aparat ini ditarik mundur.
"Kami berada di posisi yang kurang menguntungkan pada saat itu.
Ketika itu kami lebih memilih menarik mundur anggota untuk menghindari hal - hal yang tidak kami inginkan," ucapnya.
Soal Buku Berbau Komunis, Adian Napitupulu dan Masinton Kompak Tolak Razia, Tak Tahu Baik dan Buruk
Suami Kerja, Wanita Ini Terjaring Razia Sedang Selingkuh di Hotel, oleh Kerabat Suaminya
Dirinya menegaskan dalam waktu dekat pihaknya akan membongkar gubuk disekitar lokasi tersebut.
Hal ini dilakukan untuk mempersempit ruang gerak prostistusi di wilayah itu.
"Pasti akan kami bongkar. Kami tidak ingin prostitusi tumbuh subur di Kota Tangerang ini," kata Ghufron.
Dalam operasi tersebut pihaknya berhasil mengamankan dua orang perempuan yang diduga PSK.
Dan lima orang pasangan bukan suami istri yang kedapatan berada di dalam hotel berbuat mesum.
"Dua orang yang diduga PSK telah kami kirim ke Dinas Sosial untuk dilakukan pembinaan. Dan untuk pasangan yang kedapatan sedang berduaan di dalam kamar hotel kami kirim mereka pulang setelah kami lakukan pendataan," paparnya.
Waria diamankan petugas
Berpakaian bak perempuan mengenakan tank top kuning, nafas Elvi Sukaesih terengah-engah, Jumat (9/8/2019) dini hari.
Menceritakan kejadian yang dialaminya, rasa sesal pun seolah tak terbesit di wajahnya meski telah terjaring aparat Satpol PP Kota Banjarmasin, Sabtu dini hari itu.
"Jaka sorangan tadi, bisa ae begumpal. Tapi ini orangnya banyak banar (seandainya satu lawan satu, mungkin bisa aja tadi melawan, ini petugas banyak)," katanya.
Baca juga :
Gelar Dagangan di Atas Trotoar, Puluhan PKL di Kota Balikpapan Kaltim Terjaring Razia Satpol PP
Hasil Razia, Kasatpol PP Sebut Dua Kendaraan Dinas Parkir di Tempat Hiburan Malam Hingga Dini Hari
Ya, Js, nama aslinya bukan kali pertama diamankan anggota Satpol PP Kota Banjarmasin, Sabtu dini hari itu.
Melainkan jam terbangnya di dunia malam seolah sudah tidak asing di ingatan para petugas trantib lantaran sudah sering diamankan.
Alasannya pun sederhana, ia nekat kembali mangkal menjajakan diri kepada para hidung belang di pinggir jalan protokol Lambung Mangkurat Banjarmasin lantaran tuntutan ekonomi.
"Namanya tuntutan hidup, jera tidak jera, ya tetap dijalani," ujarnya.
Meski beridentitas seorang pria, perannya menyelami seorang perempuan juga tidak sia-sia.
Ia kerap mendapatkan uang ratusan ribu rupiah dengan berdandan bak perempuan tersebut.
"Ya, kalau malam saya jadi wanita, kalau siang kami jadi perkasa. Dan laku dong. Kan sudah operasi. Ya kadang bisa dapat Rp 100 ribu, Rp 200 ribu dan bahkan bisa sampai Rp 300 ribu," ujarnya.
Dengan hasil itulah, Js pun seolah tidak jera mangkal di pinggir jalan.
Bersama seorang temannya--yang sama-sama menjalani peran serupa, Bd, Js apes justru dialaminya, Sabtu dini hari itu.
Tidak hanya Js dan Bd, melainkan malam itu petugas juga menjaring sedikitnya enam perempuan diduga penjaja seks.
Mereka masing-masing diamankan di kawasan Pasar Ujung Murung, Jalan Pangeran Samudera, Pasar Lima, hingga Jalan Kapten Piere Tendean.
Usai dilakukan pendataan ke ke markas Satpol PP Kota Banjarmasin, dua waria dan enam diduga PSK dibawa ke rumah singgah Banjarmasin.
Danton II Satpol PP Kota Banjarmasin, Rizkan saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut.
Menurutnya dilaksanakannya operasi cipta kondisi itu guna menyambut Idul Adha.
"Untuk tadi malam kami mengamankan sekitar delapan orang. Rencananya karena kami rasa operasi tadi malam sedikit kecolongan, ke depan giat serupa akan kami kembali laksanakan," jelasnya.
(*)