Jokowi Dukung Masuknya Rektor Asing, 4.700 Perguruan Tinggi, Tak Ada yang Masuk 100 Besar Dunia

Rencana Kemenristekdikti menggunakan rektor asing untuk memimpin perguruan tinggi Tanah Air, mendapat dukungan dari Presiden Jokowi.

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunnews.com/Theresia Felisiani
Usai Salat Idul Adha di Kebun Raya Bogor, Jokowi dan Iriana Bersalaman dengan Warga, Minggu (11/8/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO - Jokowi Dukung Masuknya Rektor Asing, 4.700 Perguruan Tinggi, Tak Ada yang Masuk 100 Besar Dunia.

Rencana Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi atau Kemenristekdikti menggunakan rektor asing untuk memimpin perguruan tinggi Tanah Air, mendapat dukungan dari Presiden Jokowi.

Dilansir dari Kompas.com, Presiden Jokowi angkat bicara mengenai rencana Kemenristekdikti yang akan merekrut rektor asing untuk perguruan tinggi.

Dalam wawancara eksklusif dengan Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo yang disiarkan di Kompas TV dalam acara Satu Meja the Forum, Rabu (21/8/2019), Presiden Jokowi meminta masyarakat tidak perlu meributkan rencana itu.

Sebab, jumlah perguruan tinggi di Indonesia sangat banyak dan yang akan rencananya dipimpin rektor dari luar negeri hanyalah beberapa saja.

"Kita ini kan mempunyai perguruan tinggi, politeknik, akademi.

Kalau data yang saya miliki memiliki 4.700-an.

Ya kalau kita memberikan ruang atau peluang untuk rektor asing kenapa tidak?

Wong hanya satu, dua, tiga saja kok dari 4.700," ujar Kepala Negara.

Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Anies Baswedan usai peresmian Gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta, Kamis (8/8/2019).
Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Anies Baswedan usai peresmian Gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta, Kamis (8/8/2019). ((KOMPAS.com/Ihsanuddin))

Jokowi mengatakan, langkah terobosan perlu dilakukan.

Lompatan yang sedikit mengejutkan seperti ini mau tidak mau harus jadi pilihan.

Sebab, Jokowi melihat perguruan tinggi di Indonesia selama ini kurang mempersiapkan diri di dalam menghadapi tantangan global masa yang akan datang.

Rektor dari luar negeri, lanjut Jokowi, dilakukan agar perguruan tinggi dapat melecut diri di dalam meningkatkan kualitasnya.

"Kenyataan-kenyataan seperti ini yang harus kita pikirkan bersama-sama ada apa dan harus diapakan?

Jangan, mohon maaf, hanya rutinitias, jangan linier, jangan monoton terus.

Enggak akan kita masuk ke angka seratus besar (perguruan tinggi terbaik di dunia)," ujar Jokowi.

Usulan Rektor Asing di Perguruan Tinggi Indonesia, Rektor ITK Balikpapan: Setuju Kalau Ada yang Mau

Lima Perguruan Tinggi Bakal Diujicoba Dipimpin Rektor Asing, Begini Penjelasan Menristekdikti

Kemenristekdikti Rilis 50 Besar Perguruan Tinggi Vokasi, Dua Politeknik di Kaltim Ada di Posisi Ini

Saat ini, Presiden mengakui, memang belum ada perguruan tinggi di Indonesia yang masuk ke dalam jajaran 100 besar perguruan tinggi terbaik di dunia.

"Kita harus bicara apa adanya ya.

Dari ribuan perguruan tinggi kita, yang masuk ke world class university seratus besar itu enggak ada.

Kita harus ngomong apa adanya, enggak ada," ujar Jokowi.

Ketika ditanya kapan rekrutmen rektor asing akan dimulai, Presiden tersenyum.

"Ya nanti di kabinet baru," ujar dia.

Pemetaan dan Perbaikan Regulasi

Diberitakan, Kemenristekdikti merencanakan, di tahun 2020 sudah ada perguruan tinggi yang dipimpin rektor asing terbaik.

Pada 2024, jumlahnya akan ditambah menjadi lima perguruan tinggi.

"Kita baru mapping ya, mana yang paling siap, mana yang belum dan mana perguruan tinggi yang kita targetkan (rektornya) dari asing," ungkap Menristekdikti Mohamad Nasir dilansir dari rilis resmi Kemenristekdikti (26/7/2019).

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Mensristek Dikti) Mohamad Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Jumat, (3/5/2019).
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Mensristek Dikti) Mohamad Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Jumat, (3/5/2019). (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)

"Kalau banyaknya, dua sampai lima (perguruan tinggi dengan rektor luar negeri) sampai 2024.

Tahun 2020 harus kita mulai," lanjut dia.

Menteri Nasir mengakui, saat ini ada beberapa perbaikan peraturan yang diperlukan untuk dapat mengundang rektor asing untuk dapat memimpin perguruan tinggi di Indonesia.

Dan dosen luar negeri untuk dapat mengajar, meneliti dan berkolaborasi di Indonesia.

"Saya laporkan kepada Bapak Presiden, ini ada regulasi yang perlu ditata ulang.

Mulai dari peraturan pemerintahnya.

Peraturan menteri kan mengikuti peraturan pemerintah," ujar Nasir.

Nanti kalau peraturan pemerintah sudah diubah, peraturan menteri akan mengikuti dengan sendirinya," lanjut dia.

Saat ini, ia memperkirakan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) sudah layak dipimpin rektor terbaik dari luar negeri.

Nasir mengatakan, praktik rektor asing memimpin perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi publik di suatu negara lumrah dilakukan di luar negeri.

Terutama di negara-negara Eropa, bahkan Singapura juga melakukan hal yang sama.

BARU DIUMUMKAN, Inilah 45 Universitas Terbaik Menurut Kemenristekdikti, Adakah dari Kaltim-Kaltara?

Kemenristekdikti Umumkan 8 Perguruan Tinggi Negeri Terbaik 2019, 4 Aspek Jadi Indikator Penilaian

Undang Orang Asing untuk Jadi Rektor, Fahri Hamzah, Kemenristekdikti Tak Mampu Modernisasi Kampus

Menristekdikti Keluarkan Kebijakan Pro Mahasiswa Soal Uang Kuliah Tunggal, Ini Penjelasan Lengkapnya

Menteri Nasir mencontohkan Nanyang Technological University (NTU) yang baru didirikan pada 1981, namun saat ini sudah masuk 50 besar dunia dalam waktu 38 tahun.

"Saya ambil contoh, negara yang paling dekat kita, Singapura.

Singapura ada NTU, Nanyang Technological University.

NTU itu berdiri tahun 1981.

Mereka di dalam pengembangan, saya pada saat itu diskusi dengan menteri dari Singapura, apa sejarahnya sehingga berhasil," ujar Nasir.

"Ternyata mereka mengundang rektor dari Amerika dan dosen-dosen beberapa besar.

Mereka dari berdiri belum dikenal, sekarang bisa masuk 50 besar dunia," lanjut dia. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved