Lingkungan Hidup
Kebakaran Hutan dan Lahan di Berau Semakin Meluas, Api Sudah Melahap 180 Hektare
Kepala BPBD Berau, Thamrin mengungkapkan tantangan yang harus dihadapi untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Berau Kalimantan Timur.
“Terparah memang ada di bagian barat Kabupaten Berau,” ungkapnya.
Kabut asap ini juga diperparah oleh asap kiriman dari wilayah selatan.
Karena sepanjang bulan Agustus 2019 ini, kata Sumardi, angin bertiup dari selatan ke utara.
“Ada juga asap kiriman dari daerah selatan, dari Samarinda dan sekitarnya. Angin selatan ini membawa asap ke utara, untuk bagian utara (kabut asapanya) malah sedikit,” paparnya.
Sementara, titik panas yang terpantau oleh satelit BMKG, menurut Sumardi mecapai 40 persen dari luas wilayah Berau.
Titik panas ini selain disebabkan oleh musim kemarau, juga disebabkan banyaknya lahan yang terbakar.
Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat dan para pemangku kepentingan, untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan mengatasi kebakaran lahan.
Kebakaran lahan di Kampung Labanan Makarti, Kecamatan Teluk Bayur sudah terjadi sejak 10 Agustus 2019 kemarin.
Petugas pemadam kebakaran masih kesulitan mengatasi api yang terus meluas karena tidak ada akses jalan masuk di lokasi kebakaran .
Kontur lokasi yang tidak rata, semak belukar, dan api yang membara membuat mobil pemadam kebakaran sulit mencapai lokasi.
Para petugas harus memadamkan api secara manual dengan mendatangi langsung sumber api.
Meminta Bantuan Pengadaan Armada Helikopter
Untuk mengatasi kebakaran hutan lahan yang terjadi di musim kemarau tahun 2019 ini, Pemkab Berau akan menggelar rapat secara khusus, untuk melakukan pencegahan dan penangananya.
Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo mengatakan, kebakaran lahan memang harus ditangani secara serius.
Jika tidak, selain api akan semakin meluas, juga akan membahayakan kesehatan masyarakat, termasuk berdampak terhadap perekonomian, apalagi jika kabut asap semakin parah seperti yang terjadi tahun 2015 lalu.