BJ Habibie Meninggal, Mahathir Mohamad Sedih Kehilangan Teman Lamanya

"Sesungguhnya pemergiannya (BJ Habibie) satu kehilangan besar. Semoga Allah mencucuri rahmat ke atas Rohnya. Al Fatihah

Editor: Mathias Masan Ola
(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
FOTO DOKUMENTASI. Presiden ketiga RI BJ Habibie melambaikan tangan saat akan menghadiri Sidang Tahunan MPR Tahun 2015 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2015). Sidang Tahunan MPR diselenggarakan dengan agenda penyampaian pidato Presiden Joko Widodo mengenai laporan kinerja lembaga-lembaga negara. 

TRIBUNKALTIM.CO, KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengucapkan

belasungkawa setelah mantan Presiden RI BJ Habibie meninggal dunia pada Rabu (11/9/2019).

Dalam akun Twitter-nya, PM berjuluk Dr M itu mengucapkan pernyataan dukacita kepada rakyat Indonesia

atas kepergian mantan presiden berusia 83 tahun itu.

"Sesungguhnya pemergiannya (BJ Habibie) satu kehilangan besar.

Semoga Allah mencucuri rahmat ke atas Rohnya. Al Fatihah," ujar Mahathir Mohamad dalam kicauannya.

Mantan presiden dengan nama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie itu menjabat pada periode

1998 hingga 1999, atau di periode pertama jabatan Mahathir.

Kepada awak media sesuai menghadiri acara makan malam dalam perayaan 35 tahun Universitas Binary

seperti dikutip The Star, Mahathir mengaku sangat sedih.

"Dia adalah teman baik saya. Jadi saya merasa sangat sedih.

Dia tentunya merasa sangat sakit.

Saya belum menemuinya dalam waktu lama," katanya.

Selain PM berusia 94 tahun, ucapan belasungkawa juga datang dari Presiden Partai Keadilan Rakyat

yang juga sekutu Mahathir, Anwar Ibrahim di media sosialnya.

"Menerima kabar duka dari Indonesia. Sahabat karib saya yang juga mantan presiden ke-3 BJ Habibie

meninggal dunia pada hari ini (Rabu)," ujar Anwar.

Anwar dan Habibie
Anwar dan Habibie (Istimewa)

Dalam statusnya di Facebook, Anwar mengungkapkan Habibie merupakan sosok yang dia anggap

sebagai keluarga dan memahami penderitaannya setelah selesai dioperasi.

Dia memandang presiden kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, itu sebagai figur sederhana, bicaranya yang cerdas dan panjang. Tapi, Habibie bukanlah politisi biasa.

Anwar mengatakan, BJ Habibie berbicara dari keyakinan dan hati nurani.

"Saya melihatnya sebagai keunikan dari pemimpin besar yang pastinya akan dirindukan," tuturnya.

Ucapan dukacita juga datang dari istri Anwar sekaligus Wakil Perdana Menteri Malaysia, Wan Azizah Wan Ismail,

yang menyebut Habibie mengangkat agenda reformasi dalam pemerintahannya.

Dia kemudian mengutip kalimat terkenal Habibie yang berbunyi "Kalau bukan anak bangsa ini yang

membangun bangsanya, siapa lagi? Jangan saudara mengharapkan orang lain yang datang membangun bangsa kita".

"Semoga Allah SWT memberikan rahmat kepada roh almarhum dan menempatkannya di kalangan mereka

yang beriman," Al-Fatihah," kata Wan Azizah di Facebook.

Sebelumnya, BJ Habibie yang menjabat sebagai Presiden ketiga RI pada 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober

1999 meninggal di RSPAD Gatot Subroto, tempatnya dirawat sejak 1 September.

Putra Habibie, Thareq Kemal Habibie, mengonfirmasi bahwa sang ayah meninggal dunia pukul 18.05 WIB.

Dia mengapresiasi tim dokter yang sudah merawat ayahnya.

Thareq mengatakan, sang ayah meninggal dunia karena sudah berusia tua sehingga sejumlah organ dalam tubuhnya mengalami degenerasi.

Salah satunya adalah jantung.

Kondisi Habibie memang sempat menurun belakangan ini.

Perkembangan kondisi kesehatannya terus dipantau oleh 44 dokter yang tergabung dalam tim dokter kepresidenan. (*)

Tonton Juga:

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved