Darurat Kabut Asap

Kabut Asap di Berau, Dinas Kesehatan Ungkap Bisa Membahayakan Kesehatan Anak, Sekolah Diliburkan

Bupati Berau Muharram meliburkan sekolah karena kabut asap di Berau kian pekat, Dinas Kesehatan Kabupaten Berau minta warga selalu kenakan masker

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunkaltim.co/Nevrianto HP
Kapal berlabuh di perairan Sungai Mahakam saat kabut asap menyelimuti udara kawasan Kota Samarinda Kalimantan Timur, Sabtu (14/9/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Bencana kabut asap di Berau sejak Jumat (13/9/2019), membuat Bupati Berau Muharram dan Wakil Bupati bersama Kepala Dinas Pendidikan, Murjani dan Kepala Dinas Kesehatan, Totoh Hermato menggelar rapat darurat.

Rapat ini untuk meminta pendapat sari kedua instansi ini, untuk melihat kondisi kekinian Kabupaten Berau yang diselimuti kabut asap.

Bahkan bukan cuma asap, partikel sisa pembakaran juga sudah mulai turun dari langit.

Kondisi ini dikhawatirkan akan membahayakan kesehatan, khususnya anak-anak usia sekolah.

Kepala Dinas Kesehatan, Totoh Hermanto mengatakan, sejauh ini belum ada tanda-tanda peningkatan penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

Namun gejala negatif jangka pendek dari kabut asap sudah mulai dirasakan, yakni mata perih dan sesak nafas.

"Yang dikhawatirkan, jika anak-anak usia sekolah ini tetap masuk sekolah, akan berakibat gangguan kesehatan dalam jangka panjang.

Karena itu, hasil keputusan rapat, Dinas Kesehatan diinstruksikan untuk meliburkan anak-anak sekolah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, Totoh Hermanto.

Dinas Kesehatan Kabupaten Berau juga mengimbau, agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan.

Serta mengimbau masyarakat agar mengenakan masker jika memang harus beraktivitas di luar rumah.
Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, kata Totoh, juga mendapat instruksi dari kepala daerah, agar membagikan masker kepada masyarakat.

Totoh menjelaskan, selain intensitas kabut asap yang makin tebal, dalam beberapa hari terakhir, abu sisa kebakaran hutan dan lahan juga banyak berjatuhan.

Ini menandakan, banyak partikel bekas pembakaran yang bercampur di udara.

Karbon sisa pembakaran ini dapat membahayakan kesehatan, seperti menyebabkan ISPA, iritas saluran pernafasan hingga paru-paru.

Karena itu, bagi masyarakat yang menjalankan aktivitas di luar ruangan, sangat disarankan menggunakan masker.

"Karena masker itu dirancang untuk memfiltrasi (filter) atau menyaring partikel asing yang bercampur dengan udara.

Sebaiknya kenakan masker dan sebisa mungkin mengurangi aktivitas di luar ruangan," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Berau, Murjani membenarkan, pihaknya akan memberikan instruksi kepada setiap sekolah untuk meliburkan kegiatan belajar-mengajar.

"Menginstruksikan kepada pihak sekolah agar meliburkan siswa, terhitung mulai 16 September 2019, hingga 19 September 2019," ungkapnya.

Murjani menambahkan, masa libur sekolah ini bisa diperpanjang, jika kabut asap dalam beberapa hari ke depan, tetap belum normal. 

Kabut Asap Semakin Pekat, Kemenhub Pastikan Pelayanan Bandara di Kalimantan Tetap Beroperasi

Dokter Ungkap Ada Bakteri di Paru-paru Elsa Fitaloka, Bayi yang Meninggal Diduga Terpapar Kabut Asap

Kabut Asap di Kalimantan Timur Kian Parah, Para Kepala Daerah Ambil Kebijakan, Sekolah Diliburkan

Kabut asap tebal menyelimti wilayah Kabupaten Berau sejak pagi hingga sore menjelang malam, membuat sejumlah penerbangan dibatalkan.
Kabut asap tebal menyelimti wilayah Kabupaten Berau sejak pagi hingga sore menjelang malam, membuat sejumlah penerbangan dibatalkan. (tribunkaltim.co/Geafry Necolsen)

Kemenhub Pastikan Bandara Beroperasi

Kabut Asap Semakin Pekat, Kemenhub Pastikan Pelayanan Bandara di Kalimantan Tetap Beroperasi

Hari ini Kementerian Perhubungan ( Kemenhub) memastikan bandar udara di wilayah Kalimantan yang terkena dampak dari kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tetap beroperasi.

Sejauh ini Kemenhub tetap melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait guna menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat.

"Hingga saat ini kami terus memantau perkembangan kebakaran hutan tersebut, namun untuk Bandara tetap beroperasi.

Hanya saja penerbangan bisa mulai efektif setelah pukul 09.00 pagi di Sumatera," kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Hengki Angkasawan dalam keterangannya, melansir Kompas.com, Senin (16/9/2019).

Menurut Hengki, Kemenhub akan terus melakukan koordinasi dengan BMKG dan BNPB terkait kondisi cuaca dan sebaran asap.

Sehingga keselamatan dan keamanan masyarakat tetap terjaga.

"Kami mengimbau kepada AirNav dan operator seperti AP II untuk sangat berhati-hati membaca situasi dan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan BMKG.

Sehingga jika pada kondisi tertentu pesawat harus delay dan dilarang mendarat segera mendapat informasi," tutur Hengki.

Dia berharap, seluruh maskapai bisa melakukan pengoperasian penerbangan di wilayah Kalimantan dan Sumatera namun tetap memperhatikan informasi dari waktu ke waktu.

Keselamatan menjadi aspek yang harus diutamakan dan paling penting.

"Kami mengimbau agar memperhatikan informasi dari waktu ke waktu.

Kami akan melakukan monitoring secara intensif.

Seluruh maskapai terus berkoordinasi dengan AirNav perihal rekomendasinya," tandas Hengki.

Seperti diberitakan, kabut asap belum juga mereda.

Hingga hari ini, masih banyak penerbangan yang akhirnya delay atau bahkan terpaksa tak jadi terbang karena jarak pandang pendek.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun meminta operator Bandara berhati-hati dalam membaca situasi pendaratan.

Dia bilang dalam keadaan seperti ini, operator Bandara harus lebih konservatif.

"Kita minta kepada Airnav dan operator AP II untuk sangat berhati-hati membaca situasi dan merekomendasikannya konservatif.

Artinya, pada visibility tertentu pesawat dilarang mendarat," kata Budi Karya Sumadi di Jakarta, Minggu (15/9/2019).

Pasalnya kata Budi, kabut asap yang mendera daerah Sampit dan Pontianak masih tidak memungkinkan untuk penerbangan maupun pendaratan pesawat, meski masih ada beberapa pesawat yang bisa beroperasi saat situasi sedikit membaik.

Sementara di Riau, kabut asap terlihat lebih membaik dibanding hari sebelumnya.

"Asap kita lihat Riau sudah lebih membaik. Yang agak parah itu sekarang Sampit juga Pontianak.

Sampit itu delay-nya lumayan. Ada yang cancel ada delay.

Kalau pekanbaru cuma pagi saja delaynya tapi sudah membaik dengan hari sebelumnya," jelas Menhub. (*)

Tonton juga:

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved