Pesta Adat Erau

Video Sederet Aksi Tak Terpuji Belimbur, Puncak Ritual Pesta Adat Erau, Pengendara Pun Tersungkur

Tradisi Belimbur menjadi puncak ritual Pesta Adat Erau yang digeral setiap tahun oleh Kesultanan Kutai di Tenggarong, Kalimantan Timur

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
tribunkaltim.co/rahmat taufiq
Seorang pengendara motor dan penumpangnya tak bisa luput dari guyuran air saat Belimbur, Minggu (28/8/2016). 

TRIBUNKALTIM.CO - Sederet aksi tak terpuji Terjadi Saat Belimbur, Puncak Ritual Pesta Adat Erau, Pengendara Wanita Tersungkur di Jalan. 

Diketahui, Pesta Adat Erau yang digelar Kesultanan Kutai, Kalimantan Timur, ditutup dengan upacara Belimbur.

Belimbur merupakan ritual terakhir dalam Pesta Adat Erau.

Dalam tradisi Belimbur ini, biasanya warga melakukan aksi saling siram.

Belimbur dirayakan dengan suka cita lantaran menjadi pucak acara Pesta Adat Erau.

Saat Belimbur, hampir seluruh ruas jalan di Tenggarong, Ibu Kota Kutai Kartanegara basah akibat aksi saling siram masyarakat.

Sejatinya, Belimbur menjadi tradisi ungkapan wujud rasa syukur masyarakat atas kelancaran pelaksanaan Pesta Adat Erau.

Belimbur juga bermakna filosofis sebagai sarana pembersihan diri dari sifat buruk dan unsur kejahatan. 
Air yang menjadi sumber kehidupan dipercaya sebagai media untuk melunturkan sifat buruk manusia.

Ritual ini dilakukan setelah upacara rangga titi berakhir.

Dimulainya ritual Belimbur ini ditandai dengan dipercikkannya air tuli (air yang diambil dari Kutai Lama) oleh Sultan rakyatnya.

Setelahnya, warga langsung saling menyiramkan air kepada sesamanya.

Ritual ini terbuka untuk masyarakat umum, kecuali orangtua yang membawa anak di bawah umur serta para lansia.

 Puncak Kemeriahan Erau Kutai Kartanegara, Ditandai Prosesi Ngulur Naga dan Belimbur

 Puncak Pesta Adat Erau, Keraton Kesultanan Kutai Siapkan 20 Drum Air untuk Prosesi Belimbur

 Ibu Korban Tenggelam Saat Prosesi Belimbur Histeris dan Pingsan

 BREAKING NEWS - Acara Belimbur Makan Korban, Bocah Kelas 6 SD Tenggelam di Sungai Mahakam

TIga unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan dalam prosesi Belimbur yang menutup rangkaian pelaksanaan pesta adat Kutai, Erau, Minggu (28/8/2016).
TIga unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan dalam prosesi Belimbur yang menutup rangkaian pelaksanaan pesta adat Kutai, Erau, Minggu (28/8/2016). (tribunkaltim.co/rahmat taufiq)

Tradisi Belimbur Ternoda

Tradisi Belimbur nan sakral ternoda.

Penyebabnya beberapa oknum warga memanfaatkan aksi Belimbur hingga diluar batas.

Pada Pesta Adat Erau beberapa tahun lalu, oknum warga bahkan memanfaatkan air comberan untuk menyiram warga yang melintas.

Namun, lama-kelamaan penggunaan air kotor ini dilarang.

Namun, belakangan, oknum warga yang mengambil kesempatan Belimbur ini untuk melakukan tindak asusila kepada pengendara wanita yang melintas.

Pengendara wanita yang melintas diguyur air, dan beberapa oknum warga lantas mengerumuni sambil menjamah bagian tubuh wanita tersebut.

Pada Pesta Adat Erau 2019 ini, sejumlah pengendara menjadi korban brutal Belimbur.

Mereka dilempar menggunakan air yang dikemas dalam plastik.

Celakanya, aksi lempar air ini diarahkan pada wajah pengendara yang melintas.

Terutama pengendara wanita.

Tak jarang, ada pengendara wanita yang harus terjatuh dari motornya lantaran mendapat lemparan di wajah, dari jarak kurang dua meter.

Aksi belimbur juga ternoda dengan pengeroyokan.

Seorang pengendara pria yang tak terima dilempar air dari jarak dekat, justru menjadi korban pengeroyokan oleh pelemparnya.

Ada pula aksi menghujani para pengendara dengan puluhan lemparan plastik berisi air yang dilakukan dari jarak sangat dekat.

Larangan Belimbur di Luar Keraton

Prosesi Belimbur akan menutup rangkaian Pesta Adat Erau yang digelar di Keraton Kesultanan Kutai, Minggu (15/9/2019).

Belimbur memiliki makna penyucian diri.

"Acara Belimbur dipusatkan di lingkungan Keraton Kesultanan Kutai.

Kami bakal menyiapkan 20 drum air untuk Belimbur warga," kata Awang Yakoub Luthman, Sekretaris Kesultanan Kutai.

Ia menegaskan, Belimbur kali ini tidak mengerahkan mobil pemadam kebakaran seperti tahun sebelumnya.

Karena pihak kesultanan sudah menyiapkan drum air.

Ia mengingatkan warga Tenggarong untuk tidak melaksanakan Belimbur di luar area Keraton.

Sekedar diketahui, Belimbur diawali prosesi Ngulur Naga.

Sepasang Naga akan digotong belasan prajurit Kesultanan dari dalam Keraton, lalu diturunkan ke kapal yang merapat di dermaga depan museum.

Kapal itu membawa sepasang naga menuju ke Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana untuk dilarungkan.

Kemudian prosesi Belimbur ditandai dengan ritual Sultan Kutai Adji Muhammad Arifin naik rangga titi atau balai bambu.

Dalam prosesi naik rangga titi, Sultan akan memercikkan air tuli, yakni air suci yang dibawa dari Kutai Lama.

Setelah itu prosesi Belimbur dimulai.

Warga boleh saling menyiramkan air kepada orang yang diinginkannya.

 Perang Beras Menjadi Puncak Prosesi Bepelas ke- 6 dalam Pesta Adat Erau Kutai Kartanegara

 Pesta Adat Erau Kembali Pada Marwahnya, Pelaksanaannya Diserahkan Pihak Kesultanan

Untuk pengamanan prosesi Belimbur, Polres Kukar akan mengerahkan 250 personelnya, termasuk gabungan dengan 50 personel TNI dari Kodim 0906/Tgr.

"Pengamanan Belimbur akkan terpusat di sekitar Keraton pada hari Minggu nanti," kata AKBP Anwar Haidar, Kapolres Kukar.

Selain di Keraton, pihak Polres akan memperkuat pengamanan Belimbur di Sungai Mahakam.

"Ada polair yang patroli di sungai saat prosesi Belimbur karena saya khawatir nanti banyak anak yang nonton di pinggir sungai.

Kami khawatir kalau nanti ada yang jatuh," tuturnya.

Polisi juga mengamankan titik-titik yang dianggap rawan. Ia berharap acara Belimbur berlangsung aman dan tentram.

"Mudah-mudahan acara adat ini berjalan lancar.

Ini menunjukkan bahwa Kukar memiliki adat budaya leluhur yang harus dilestarikan," ucapnya. (*)

Tonton juga:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved