Citra Satelit dan Data Intelejen Jadi Alasan AS Tuduh Iran Dalang Serangan Drone di Aramco
Tuduhan Pemerintah Amerika Serikat bahwa Iran berada di balik serangan drone di pabrik minyak Arab Saudi, Aramco.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan tidak jelas siapa yang menyerang. Namun jelas perbuatan itu melanggar hukum internasional.
Irak melalui juru bicara kementerian luar negeri Abbas Mousavi menuding intelijen maupun pemerintah AS ingin membenarkan aksi mereka.
Sementara salah satu komandan Garda Revolusi Iran menyebut negaranya siap untuk terlibat perang skala besar jika konflik dengan AS muncul.
Komandan Amir Ali Hajizadeh memperingatkan mereka punya yang bisa meluluhlantakkan pangkalan maupun kapal perang AS dalam jarak 2.000 kilometer.
Senator Lindsey Graham, politisi Republik yang dekat dengan Presiden Donald Trump mendesak adanya serangan ke kilang minyak Iran sebagai balasan.
"Iran tak akan menghentikan perilaku ngawur mereka hingga kita memberi konsekuensi, seperti menyerang fasilitas mereka, untuk menghancurkan rezim itu," kata Graham di Twitter.
Hajizadeh kemudian menanggapi dengan mengancam mereka bisa menyerang balik jika Gedung Putih sampai menggunakan militer untuk membalas mereka.
Dia kemudian menyebut Pangkalan Al Udeid di Qatar, maupun Pangkalan Al Dhafra di Abu Dhabi, belum lagi kapal perang di Teluk dan Laut Arab sebagai target rudal mereka. (*)
Baca Juga
• Pusat Pabrik Minyak Saudi Aramco Terbakar Diserang Drone, Kelompok Pemberontak Akui Lakukan Serangan
• Pabrik Minyak Terbesar Arab Saudi Aramco Meledak Diserang Drone, Milisi Houthi Klaim Kirim 10 Drone
• Tak Terima Dituduh Serang Pabrik Minyak di Arab Saudi, Iran Nyatakan Siap Perang
• Jatuhkan 36 Ton Bom di Pulau Qanus, Cara Milter Amerika Serikat Basmi Anggota Isis