Darurat Kabut Asap
Sekolah di Balikpapan Tak Ada yang Libur Karena Kabut Asap, Ini Imbauan Kepala Disdikbud
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Balikpapan Muhaimin menjamin kegiatan belajar mengajar di kota Balikpapan tidak terganggu karena kabut.
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Rita Noor Shobah
Hal tersebut dijelaskan oleh dokter spesialis paru RSUD RAPB PPU, Ita Haryatie.
"Kami belum menangani pasien penderita ISPA akibat asap, tapi pasien asma kami, yang sudah punya penyakit asma itu, tercetus kambuh penyakitnya akibat asap, ada beberapa," katanya, Selasa (17/9/2019).

Dokter yang bertanggungjawab di Poli Paru rumah sakit plat merah ini mengungkapkan, belum ada pasien, baik dewasa maupun anak yang menderita ISPA akibat kabut asap yang melanda PPU sejak seminggu lalu tersebut.
Namun hari ini, ia menangani sedikitnya 5 pasien rawat jalan penderita asma yang penyakitnya kambuh akibat asap.
"Pasien yang saya tanya, mengatakan asmanya perlahan kambuh sejak ada asap ini, sekitar seminggu belakangan.
Dari yang penyakit asma nya sudah mulai stabil, dosis obatnya sudah dikurangi, mulai naik lagi," tuturnya.
"Yang pernapasannya terganggu atau infeksi, karena paparan asap langsung belum ada yang kami tangani," tegasnya.
Ita Haryatie berpesan, karena kondisi cuaca yang cukup terganggu akhir-akhir ini akibat asap, utamanya jika kondisi asap yang cukup pekat, untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.
Jika dalam keadaan yang mengharuskan keluar rumah, gunakan masker. Masker berfungsi untuk mencegah partikel-partikel beracun dari asap terhirup langsung dan masuk kedalam tubuh.
Masyarakat diminta mengonsumsi makanan bergizi seimbang, buah dan sayur serta perbanyak minum banyak air putih.
"Fungsinya untuk memperkuat daya tahan tubuh kita. Berlaku untuk semua usia, namun yang rentan dan beresiko tinggi adalah orang tua, bayi dan anak kecil, juga ibu hamil," pungkasnya.