Breaking News

Bajakah, Antara Obat dan Racun Serta Keikhlasan Warga Ibu Kota Baru Indonesia Memberikannya Gratis

Akar Bajakah sudah sejak lama digunakan Suku Dayak di Kalimantan. Warga Penajam Paser Utara ada yang memberikannya secara gratis

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Rita Noor Shobah
TribunKaltim.co / Heriani
Penjuaal kayu Bajakah marak di Penajam Paser Utara 

Jadi harus lebih dipastikan lagi pemanfaatan ya," lanjutnya lagi.

Dosen Fakultas Kehutanan Rustam Fahmy
Dosen Fakultas Kehutanan Rustam Fahmy (TribunKaltim.co / Purnomo Susanto)

Dibagikan Gratis

Berbeda dengan masyarakat yang memanfaatkan kayu Bajakah untuk kepentiangan komersial, ada salah seorang yang justru menggratiskan air rebusan Bajakah.

Ia adalah Ketua Adat Dayak Kabupaten Penajam Paser Utara Helana.

Helana yang saat ini menjabat Kepala Seksi Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik pada Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Penajam Paser Utara menjelaskan, bahwa akar Bajakah sudah lama ada di hutan Benuo Taka.

Setelah viral, muncul inisiatif darinya membantu orang yang membutuhkan.

"Terinspirasi dari keluarga kami, banyak yang meninggal karena kanker, termasuk ayah saya, ipar dan tante saya.

Berangkat dari kejadian di masa lalu, kami sekeluarga bersepakat membantu orang-orang yang membutuhkan, artinya orang yang terkena tumor dan kanker," katanya, Senin kemarin.

Akar Bajakah, ia peroleh dari hutan dan kebun keluarga besarnya.

Setiap harinya, Helena merebus dua galon air akar Bajakah.

Kepada warga yang meminta, ia memberi dengan takaran satu minggu konsumsi, yakni 4 botol, karena khawatir air tersebut akan basi jika terlalu banyak.

"Satu hari, air rebusan sebanyak dua galon itu selalu habis," imbuhnya.

Helena membagi dalam bentuk air rebusan tanpa alasan.

Bercermin dari pengalamannya yang memberikan akar Bajakah nyatanya tidak terlalu efektif.

Banyak masyarakat yang terlalu sibuk sehingga tidak sempat mengelolanya.

"Ketika saya tanya, sudah sejauh mana perkembangan untuk mengonsumsi akar Bajakah?

Ada yang mengaku tidak sempat menjemur, merebus dan sebagainya.

Sehingga saya siapkan dalam bentuk air siap minum.

Sehingga tidak ada alasan lagi mereka tidak konsumsi," tuturnya.

Penjualan Bajakah Kini Marak dan Harganya Fantastis, Jangan Asal Konsumsi dan Bahaya Bila Salah

Beberapa minggu setelah ia menggratiskan air rebusan Bajakah, jumlah masyarakat Penajam Paser Utara yang menderita tumor dan kanker.

Namun tidak berobat secara medis, dan mengandalkan pengobatan tradisional cukup banyak.

Helena menyayangkan masyarakat yang mengambil akar tumbuhan Bajakah, selain di hutan dan kebun sendiri, lalu memperjualbelikan.

Tokoh Dayak Penajam Paser Utara Helena
Tokoh Dayak Penajam Paser Utara Helena (tribunkaltim.co/Heriani)

Ia berpendapat, akan lebih berkah jika akar tersebut dipergunakan untuk membantu orang yang membutuhkan tanpa iming-iming.

Ia khawatir, jika ada masyarakat yang membeli barang palsu dengan harga mahal.

Olehnya itu, Helena tidak keberatan memberi secara gratis.

Jika ada masyarakat yang membutuhkan.

Selagi stoknya masih ada.

Untuk masyarakat di luar Penajam Paser Utara, ia menyiapkan akar Bajakah kering.

"Dari Aceh, Sumatra, Jawa sampai Bali, saya kirimkan semua, meskipun saya tidak kenal.

Yang jelas melampirkan foto pasien dan KTP pasien.

Saya kirim gratis melalui ekspedisi dan menggunakan jasa kirim yang ongkirnya mereka yang bayar," tambahnya.

Sedangkan warga Penajam Paser Utara, bisa langsung ke Kantor Kominfo Penajam Paser Utara atau di rumahnya di Perumahan Korpri, RT 07 Blok 2 J Nomor 6, Kelurahan Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam. (*)

(TribunKaltim.co/Rafan A Dwinanto)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved