Sebelum Hilang Kontak, Pilot Pesawat Twin Otter DHC6-400 Tak Melaporkan Ada Kendala
Sebelum pesawat Rimbun Air jenis Twin Otter DHC6-400 dengan nomor registrasi PK-CDC milik PT Carpediem Aviasi Mandiri
TRIBUNKALTIM.CO,TIMIKA-Sebelum pesawat Rimbun Air jenis Twin Otter DHC6-400 dengan nomor registrasi PK-CDC milik PT Carpediem Aviasi Mandiri dinyatakan hilang kontak, pada Rabu (18/9/2018), petugas tidak menerima laporan mengenai adanya kendala yang dihadapi pesawat tersebut.
Sementara itu, tim SAR gabungan mulai diterjunkan untuk mencari pesawat yang jatuh saat akan menuju Bandara Ilaga.
Kepala Cabang AirNav Indonesia Cabang Pembantu Timika, Andi Nurmansyah menjelaskan pukul 10.31 WIT pesawat mulai bergerak dari parkiran.
• Pesawat Perintis Twin Otter DHC6-400 Hilang Kontak, Tim Gabungan Langsung Diterjunkan
• Pesawat Jatuh di Indramayu, Penyelam Dikerahkan Cari Korban dan Satu Orang Ditemukan Selamat
Kemudian pada pukul 10.33 WIT, pesawat memasuki taxi way B. Pesawat kemudian lepas landas dari Bandara Mozes Kilangin Timika pukul 10.36 WIT.
Pada pukul 10.54 WIT, pilot pesawat menginformasikan bahwa akan mendarat di Bandara Ilaga, Puncak pukul 11.09 WIT.
"Dan selanjutnya kita mengarahkan ke prosedur tiba. Di mana itu merupakan komunikasi antara pesawat dengan pesawat,"kata Andi, pada Rabu.
Menurut Andi, pada saat komunikasi terakhir dengan pilot pesawat tidak ada kendala. Sebab, bila ada kendala tentunya akan ada permintaan dari pilot untuk kembali.
"Begitu juga dengan kalau cuaca di Ilaga buruk, maka ada permintaan kembali ke Timika,” katanya.
Selanjutnya, kata Andi, 15 menit kemudian pihaknya menghubungi Bandara Ilaga, tetapi tidak ada tanda-tanda dari pesawat tersebut.
• Inilah 1 Temuan Penting BJ Habibie untuk Dunia Penerbangan, Berawal dari Banyak Pesawat Jatuh
• Kabut Asap Menipis, Semua Pesawat Bisa Landing di Runway Bandara Juwata Tarakan
Pihaknya kemudian mencoba melakukan komunikasi dengan pilot pesawat, namun tidak ada jawaban.
"Kami kemudian melakukan koordinasi dengan SAR Timika dan TNI AU untuk melakukan pelacakan, berdasarkan informasi yang diperoleh," ujarnya.
Dilansir dari Kompas.Com, pasca hilang kontak pesawat tersebut, Rabu sore sekitar pukul 15.11 WIT, tim SAR gabungan terdiri dari SAR 4 personel, 2 personel TNI AU, 5 personel Brimob, dan 5 kru pesawat dari maskapai Rimbun Air telah melakukan pencarian.
Setelah kurang lebih 30 menit pencarian lewat udara dilakukan, tim terpaksa kembali ke Bandara Mozes Kilangin Timika.
Hal ini dikarenakan cuaca berkabut. "Pada ketinggian 5000 'feet' cuaca berkabut, sehingga diputuskan kembali ke Timika," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Monce Brury.
Tim SAR gabungan, Kamis (19/9/2019) akan melanjutkan pencarian pesawat yang mengangkut 1,7 ton beras dengan dipiloti Dasep, co-pilot Yudra, engineer Ujang, dan seorang penumpang Bharada Hadi.
Pencarian akan dilanjutkan pukul 06.00 WIT, menggunakan pesawat jenis Twin Otter PK-CDJ seri 400 milik maskapai Rimbun Air.
• Daftar Tiket Pesawat Murah ke Seoul, Korea Selatan PP dari Surabaya, Tarif Mulai Rp 3 Jutaan
• Kaltim Dikepung Kabut Asap, Penumpang Pesawat di Bandara SAMS Ini Pilih Opsi Jalur Darat Saja
Selain itu disiapkan pesawat milik TNI AU, dan Airfast milik PT Freeport Indonesia.
"Besok kami berangkatkan personel untuk melakukan pencarian lanjutan," kata Monce, Rabu malam.
Tim SAR akan memfokuskan pencarian di titik duga keberadaan pesawat pada 30 nautical mile atau sekitar 55,56 kilometer dari Mimika. Dengan heading (arah) 55 derajat.
"Ini masih titik duga. Dan ini berdasarkan informasi dari Airnav, maskapai Asian One yang kebetulan melihat pesawat tersebut, dan disinkronkan dengan titik pencarian," terangnya.