Kisah Bayi 14 Bulan di Polewali Mandar Gemar Minum Kopi, Dikabarkan Oangtua tak Mampu Beli Susu

Di tempat kerja orang tuanya pula Aura dirawat sejak 6 usia bulan hingga tumbuh berusia 14 bulan.

Editor: Budi Susilo
Mashable
ILUSTRASI Minuman dari bahan biji kopi. Infonya minum kopi 3-5 cangkir sehari ternyata bisa menurunkan risiko terkena jantung dan diabetes. 

Total yang ditemukan sekitar 8 kemasan di Tabanan dan 8 lainnya di Jembrana.

Produk-produk tersebut dipastikan ilegal, karena nomer registrasinya fiktif.

"Keduanya ada nomor registrasi, namun fiktif," ujar Aryapatni.

Efek dari kopi tersebut biasanya mempercepat detak jantung.

Namun, yang menjadi persoalan, biasanya kopi ditambah dengan bahan-bahan lain sehingga campuran tersebut bisa menjadi berbahaya.

"Biasanya yang membuat keracunan karena bahan yang ditambahkan tak hanya kopi saja. Biasanya ditambah bahan-bahan lain atau kandungan jadi bertambah efek keracunan. Kondisi individu juga berbeda," kata Aryapatni.

Aryapatni mengatakan, kini pihaknya masih terus mendalami dari mana kopi-kopi ilegal ini didapatkan. Namun, menurut pengakuan penjual kopi tersebut, produk dibeli putus.

Hal ini menjadi kendala dalam pengungkapan distributornya.

"Kita penegakan hukum. Yang kita temukan tak hanya ini. Ada juga obat tradisional lain yang dilarang beredar. Obat kuat juga. Ini baru penyidikan," kata dia.

4. Pusing, lemas, lalu tak sadarkan diri

Ditemui Kompas.com di RSUD Sumedang, salah seorang korban asal Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang bernama Redi Suryadipraja (51) mengaku awal mula merasakan efek kopi pusing dan lemas.

"Beberapa jam setelah minum Kopi Cleng, saya pusing lemas, jalan sempoyongan. Terus enggak sadarkan diri," katanya.

Istri Reddy, Yuyun (48) menuturkan kalau suaminya mulai menunjukkan gejala keracunan setelah dua hari berturut-turut mengonsumsi kopi tersebut.

"Waktu itu, minum Kopi Cleng dua kali berturut-turut, jaraknya satu hari," ujarnya saat ditemui oleh Tribun Jabar, Rabu (18/09/2019).

Bahkan kondisi kesadaran suaminya itu menurun dan bicaranya mulai meracau.

"Sekarang juga bicaranya belum jelas, balelol, yang dipikirannya apa saja dibicarakan (meracau). Pokoknya tak terkontrol," tambah Yuyun.

Cacih (51) juga menceritakan bagaimana suaminya, Didi (58), bisa keracunan kopi penambah stamina tersebut.

"Jam 19.00 WIB bikin, 19.30 WIB terasa badan lemas, kepala pusing, mau muntah juga," ujar Cacih.

Data yang dihimpun Kompas.com di IGD RSUD Sumedang, sedikitnya ada 10 warga yang hingga Selasa malam masih dirawat.

Kesepuluh warga itu yakni, Ricky Ruhuana (34), warga Kelurahan Kotakaler, Kecamatan Sumedang Utara; Pipik Sopyan (45), warga Desa Jatihurip, Kecamatan Sumedang Utara; Yadi Taryadi (38), warga Desa Kebonjati, Kecamatan Sumedang Utara.

Kemudian, Imam Hilman (45), warga Dusun Mekarjaya, Kecamatan Sumedang Utara; Suparman Hadi Herma (57), warga Desa Jatihurip, Kecamatan Sumedang Utara.

Korban lainnya, Yaya (47), warga Desa Licin, Kecamatan Cimalaka; Reddy Suryadipraja (51), warga Kelurahan Regol wetan, Kecamatan Sumedang Selatan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bayi 14 Bulan Tak Hanya Minum Kopi di Rumah, Juga di Tempat Kerja Orangtua."

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved