Bentrok Mahasiswa dengan Aparat di Jayapura Pecah, 6 Brimob Luka-luka dan 1 Prajurit TNI Gugur

Situasi sudah kondusif sejak 13.00 WIT, setelah dilakukan penangkapan terhadap 300 mahasiswa yang melakukan unjuk rasa.

Editor: Budi Susilo
(KOMPAS.com/DHIAS SUWANDI)
ILUSTRASI - Asap mengepul dari salah satu bangunan yang dibakar massa dalam aksi protes yang berujung anarkis di Jayapura, Kamis (29/8/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, JAYAPURA - Bentrok terjadi antara massa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dengan aparat gabungan di Expo Waena, Kota Jayapura, Papua, Senin (23/9/2019). 

Akibat kejadian tersebut, jatuh korban jiwa dan luka-luka, baik dari sisi aparat maupun AMP.

Kali ini 1 prajurit TNI gugur.

"Dari peristiwa itu, 1 anggota TNI tewas dan 6 anggota Brimob luka berat," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal, di Jayapura, Senin (23/9/2019).

Enam anggota Brimob yang mengalami luka berat, kini sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura.

Sementara, untuk jumlah korban dari AMP, Kamal belum bisa menyebut angka pastinya.

"Dari warga sipil secara kumulatif masih dilakukan identifikasi," kata dia.

Ia mengakui, hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab massa melakukan aksi anarkis karena sebelumnya sudah dilakukan komunikasi dengan baik.

"Massa yang dibawa dari Uncen itu dalam keadaan baik-baik saja karena mereka saat itu sudah melakukan komunikasi, mereka sepakat dan permintaan ke Expo itu juga permintaan adik-adik mahasiswa," tutur dia.

Kamal memastikan kini aparat keamanan sudah dapat mengendalikan situasi dan mengamankan massa yang terlibat dalam bentrok tersebut.

"Situasi sudah kondusif sejak 13.00 WIT, setelah dilakukan penangkapan terhadap 300 mahasiswa yang melakukan unjuk rasa dan sekarang sedang dilakukan pemeriksaan di Mako Brimobda Jayapura," kata dia.

Prajurit TNI yang gugur dalam kejadian tersebut adalah Praka Zulkifli yang bertugas di Yonif 751/Raider.

Tempat terpisah, aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019) berujung rusuh.

Kontributor Kompas.com di Wamena, John Roy Purba melaporkan, demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN dan beberapa kios masyarakat.

Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.

Hal itu membuat siswa marah hingga kemudian kabar itu meluas dan memicu aksi unjuk rasa pelajar di Kota Wamena.

"Sampai saat ini, Wamena masih dikuasai pelajar yang berunjuk rasa," kata Jhon melalui sambungan telepon, Senin.

John melaporkan, aparat Kepolisian dan TNI berusaha memukul mundur siswa demonstran.

Hal itu berlangsung sekitar 4 jam.

Namun siswa demonstran tetap bertahan dan kian bertindak anarkistis,

"Suara tembakan terdengar di mana-mana selama 3 jam," kata John.

Memang dalam percakapan dengan John, terdengar suara rentetan tembakan senjata api.

Sampai saat ini, aktivitas di Kota Wamena lumpuh.

Masyarakat memilih mengungsi di kantor Polres Wamena dan Kodim.

Sisi lainnya, sebelum itu, ada informasi juga dari Wamena. 

Mengutip dari Kompas.com, kontak senjata terjadi antara kelompok kriminal bersenjata ( KKB) dengan aparat TNI-Polri di Pasar Ajibama, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Jumat (23/8/2019) sekitar pukul 10.30 WIT.

Dalam kontak senjata tersebut, satu orang KKB tewas ditembak aparat penegak hukum, satu anggota Polres Jayawijaya dan satu anggota Bantuan Polisi (Banpol) juga terkena tembakan.

Dandim 1702 Jayawijaya, Letkol Inf Candra Diyanto menyebut ke-5 anggota KKB yang terlibat baku tembak dengan aparat keamanan di Pasar Jibama, ingin merampas logistik bahan makanan.

Pasca-kontak senjata, kondisi Kota Wamena sudah kembali kondusif.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Kronologi kejadian Prajurit TNI berdoa sebelum menaiki helikopter dengan tujuan di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018).

Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

Peristiwa itu bermula, ketika pukul 10.30 WIT pasukan gabungan TNI, Polri dan Satpol PP melakukan kegiatan patroli di seputar Kota Wamena.

Ketika pasukan gabungan melintas di Pasar Ajibama, mereka mendengar teriakan warga dan melihat masyarakat yang berhamburan lantaran ketakutan.

Lalu ketika aparat gabungan mengecek apa yang terjadi, ternyata ada KKB yang masuk ke dalam Kota Wamena.

Mereka membawa senjata api, sehingga masyarakat ketakutan.

"Jadi awalnya kami lagi patroli. Lalu mendengar teriakan masyarakat yang ketakutan, lantaran ada kelompok masyarakat yang membawa senjata," ungkap Kapolres Jayawijaya AKBP T Ananda kepada Kompas.com, Jumat. Baca juga: Kronologi Satu Anggota KKB Tewas pada Peristiwa Penembakan di Wamena

2. Satu KKB tewas ditembak Ilustrasi tewas.

Ananda mengatakan, dalam kontak senjata yang terjadi di Pasar Ajibama, satu orang KKB yang berada di dalam mobil malah menembaknya sebanyak tiga kali. Beruntung, saat itu ia berhasil menghindar dari tembakan tersebut. "Anggota yang mendengar tembakan langsung menembak balik ke arah mobil. Sehingga orang yang berada di dalam mobil tewas di tempat. Sedangkan temannya yang melarikan diri ke arah belakang pasar melakukan tembakan dan melarikan diri," ujarnya. Baca juga: Kontak Senjata di Wamena,1 Anggota KKB Dilumpuhkan TNI-Polri

3. Satu polisi dan banpol terluka 

Ananda mengungkapkan, peristiwa baku tembak dengan KKB di Pasar Ajibama mengakibatkan satu anggotanya terluka. Selain itu, baku tembak juga melukai satu anggota Banpol yang bertugas di Pasar Ajibama.

“Anggota kami terluka tembak di bagian paha, sedangkan anggota Banpol mengalami luka di bagian pinggang. Kini mereka sudah mendapat perawatan medis di RSUD Wamena,” katanya.

Ananda mengatakan, kini kondisi anggotanya bersama satu anggota Banpol stabil. “Mereka dalam kondisi baik. Kita berdoa semoga mereka cepat sembuh,” ujarnya.

Dandim 1702 Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto memastikan kelima anggota KKB yang terlibat baku tembak tersebut bukan bagian langsung dari kelompok Egianus Kogoya. Namun, mereka masih memiliki hubungan. "Ini kolaborasinya.

Mereka kemarin ada tinggal di kelompoknya yang di Jayawijaya. Egianus sempat tinggal di sana," ujarnya kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat.

Menurut Candra, Egianus yang selama ini berada di Kabupaten Nduga tengah merencanakan sebuah aksi di Wamena.

Hanya hal tersebut sudah terdeteksi oleh aparat keamanan dan pada akhirnya terjadi penembakan pada Jumat ini. 

Susupi aksi massa Aksi protes di Kota Jayapura, Papua, pada 19 Agustus 2019.

Menurut Candra, Egianus yang selama ini berada di Kabupaten Nduga tengah merencanakan sebuah aksi di Wamena.

Nah, TNI-Polri menduga, Egianus ingin memanfaatkan momen banyaknya aksi protes terhadap tindakan rasisme yang diterima mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

"Dia (Egianus) berharap ada aksi pengumpulan dan pengerahan massa sehingga dia bisa nyusup di situ, itu rencananya mereka," katanya.

"Egianus turun, kemarin Egianus dengan kelompoknya ada di Wamena, cuma dia tidak di kota, dia ada di pinggiran kampung, dia masih mengintip-intip di mana mau membuat aksi," sambungnya. Baca juga: TNI-Polri Deteksi Egianus Kogoya Akan Susupi Aksi Massa di Papua

Ingin rampas logistik di pasar Mobil yang digunakan 5 orang KKB yang sebelumnya terlibat baku tembak di Pasar Ajibana, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Jumat (23/08/2019)

Candra menyebut ke-5 anggota KKB yang terlibat baku tembak dengan aparat keamanan di Pasar Jibama, ingin merampas logistik bahan makanan.

"Mereka sedang cari logistik yang kemungkinan akan dibawa ke atas (pegunungan). Mereka sempat nembak-nembak untuk membuat masyarakat takut," ujarnya.

Bahkan, Candra meyakini ke-5 orang tersebut saat melakukan aksi dalam keadaan mabuk akibat minuman beralkohol.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerusuhan Pecah di Wamena, Bangunan Dibakar dan Rentetan Suara Tembakan Terdengar." 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerusuhan Jayapura, 1 Prajurit TNI Gugur, 6 Brimob Luka-luka." 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved