Masih Sisakan Beberapa Persoalan, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Tetap Difungsikan Oktober 2019

Meskipun meninggalkan beberapa persoalan, jalan tol Balikpapan-Samarinda tetap akan difungsikan pada Oktober mendatang.

tribunkaltim.co/Nevrianto HP
GERBANG TOL PALARAN-Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit,(tengah) bersama Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Aryani ( kanan) saat menjawab pertanyaan pers di gerbang tol Samarinda-Balikpapan, segmen Palaran Kota Samarinda Kalimantan Timur, Minggu (8/9/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO - Meskipun meninggalkan beberapa persoalan, jalan tol Balikpapan-Samarinda tetap akan difungsikan pada Oktober mendatang.

Demikian disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR PERA) Pemprov Kaltim, Taufiq Fauzi.

"Sesuai informasi yang saya dapatkan dari pihak Jasa Marga yang akan mengerjakan pembangunan di Seksi 2, 3 dan 4, bahwa pembangunan di seksi tersebut akan selesai pada Oktober mendatang," ujarnya saat diwawancara awak Tribunkaltim.co, pada Kamis (26/9/2019), di Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda.

PROGRES Terbaru Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Beroperasi Sebelum Natal 2019

Bahas Tol Balsam, Presiden Joko Widodo Singgung Samboja Lokasi Ibu Kota Baru RI di Kalimantan Timur

Dirut Jasa Marga Sebut Tol Balsam di Kalimantan Timur akan Terhubung dengan Bandara SAMS Sepinggan

Jalan Tol Balsam Diresmikan Oktober 2019, Segini Tarif Jalan Tol di Ibu kota Negara yang Baru

"Terutama, pada sisi Samarinda dari arah Jembatan Mahkota II. Bahkan, pihak jasa marga sudah membangun 4 buah gate, Kantor di sekitaran jalan tol tersebut dan juga telah ada jalur keluar masuk jalan tol. Untuk titik tepatnya jalan tol Balsam yang akan difungsikan, berada di sekitar daerah Simpang Pasir, Kecamatan Palaran," lanjutnya.

Sesuai laporan yang telah disampaikannya kepada Gubernur Kaltim, Taufiq menyatakan, progres penyelesaian pembangunan fisik jalan tol Balsam sudah mencapai 95 persen.

Sedangkan untuk pembebesan lahan, dituturkan olehnya, sudah mencapai 99,5 persen. Artinya, masih ada 0,5 persen persoalan pembebasan lahan yang masih tersisa.

"Kalau pembangunan fisik sudah 95 persen. Hanya tinggal di seksi 5 yang pembangunannya menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang belum selesai. Diperkirakan, pada akhir Desember pembangunan di Seksi 5 itu akan selesai. Kalau untuk lahan, tinggal 0,5 persen lagi yang tersisa, dan Oktober ini ditaargetkan akan selesai," tuturnya.

Sedikitnya, dibeberkan Taufiq, ada 5 peta bidang--titik lokasi yang belum dibebeskan--yang belum dibebeaskan. Kebanyakan lokasi tersebut, dijelaskan Taufiq, merupakan area tambahan untuk penunjang lancarnya pemungsian jalan tol. Seperti, adanya penambahan lahan untuk pembangunan drainase.

"Seperti di seksi 5 itu, ada penambahan lahan untuk pembangunan drainase. Sebab, kalau tidak dibangun drainase di lokasi tersebut maka air yang berasal dari jalan tol akan mengalir ke rumah-rumah warga. Tentunya, pemerintah tidak menginginkan hal itu terjadi. Selain itu, ada di seksi 1 juga yang belum selesai, yang di dekat Jembatan Mahkota II," jelasnya.

Namun, dituturkan Taufiq, persoalan lahan saat ini sedang berproses di pengadilan.

Kembali disampaikan olehnya, Oktober persoalan lahan sudah selesai. Sedangkan untuk peresmiannya, Taufiq menyatakan, dapat dilakukan dengan cara meresmikan perkilometer. Terpinting, katanya, jalan tol dapat segera difungsikan.

"Tidak masalah kalau jalan tol diremikan perkilometer. Misalkan, diresmikan dulu 20-30-40 kilometer dulu. Yang penting, jalan tol dapat segera difungsikan. Sebab, itu juga menjadi target Jasa Marga bahwa ada open trafic pada jalan tol, dan khusus untuk digunakan oleh warga sekitar," bebernya.

Untuk konstruksi bangunan, dipaparkan Taufiq, ada ruas jalan tol yang dibangun dengan cara pengaspalan. Dan, adapula pembangunan dengan konstruksi beton. Penggunakan model konstruksi dalam pembangunan jalan tol Balsam, dijelaskan olehnya lagi, disesuaikan dengan kondisi tanah pada jalan tol Balsam.

"Kalau misalnya saja dibawah tanah tersebut merupakan rawa-rama, maka akan dilakukan pembangunan jalan dengan konstruksi aspal. Kalau jalan dibawah keras, maka konstruksi bangunan yang diterapkan beton. Tapi, kebanyakan konstruksi yang digunakan adalah beton," katanya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved