Immawan Randy Tewas Saat Unjuk Rasa di DPRD Sultra, Begini Kronologisnya

Immawan Randy, Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, tewas saat mengikuti demo mahasiswa di depan Gedung DPRD

Editor: Samir Paturusi
TribunKaltim.CO/HO/Kompas.Com
Kakak korban tewas mahasiswa UHO Kendari menangis histeris mengetahui adiknya sudah meninggal dunia dalam aksi unjuk rasa menolak UU KPK 

TRIBUNKALTIM.CO,JAKARTA-Immawan Randy, Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara,  tewas saat mengikuti demo mahasiswa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019).

Kepala Bidang Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart menceritakan kronologi tewasnya Randy saat terjadi saat kerusuhan di depan Gedung DPRD Sultra. Menurut Harry, saat itu mahasiswa sedang berdemo mulai pukul 11.30 WITA.

"Kami mengawal Ketua DPRD Provinsi (Sultra) bersama anggota DPRD lain menemui mahasiswa," ujar Harry saat diwawancarai Kompas TV, Kamis.

Harry mengatakan, Ketua DPRD Sultra meminta perwakilan mahasiswa untuk melakukan audensi.

Mahasiswa Tewas Saat Unjuk Rasa di Kendari, IMM Banyumas Minta Kapolri Usut Tuntas

Pasca Operasi, Yusuf Kardawi Korban Unjuk Rasa Belum Sadarkan Diri

Sebagian mahasiswa sempat menyepakati hal itu. Namun, tak berapa lama massa yang demo terbelah.

Dilansir dari Kompas.Com, menurut Harry, ada yang berupaya masuk ke dalam Gedung DPRD. Kemudian, sekitar pukul 15.30 WITA, dari kerumunan massa, diketahui ada mahasiswa yang terluka.

Adapun, mahasiswa tersebut yakni Immawan Randy. Mahasiswa itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Korem yang paling dekat dengan DPRD Sultra untuk mendapat perawatan. Namun, nyawa Randy sudah tidak dapat tertolong.

"Pada saat dibawa dan sudah berada di Korem dan dilakukan tindakan medis dokter korem, (mahasiswa ) sudah meninggal," ujar Harry.

Dokter Yudi Ashari yang menangani Randy di Rumah Sakit Ismoyo Kendari mengatakan, mahasiswa Universitas Halu Oleo itu terluka di dada sebelah kanan selebar 5 sentimeter, dengan kedalaman 10 sentimeter.

Dokter menduga, luka tersebut akibat benda tajam berupa peluru

. "Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata Yudi.

Yudi menjelaskan, peluru tidak mengenai organ vital. Namun, udara yang masuk ke dalam rongga dada tidak bisa keluar atau menekan ke dalam.

Unjuk Rasa di Samarinda Ricuh, Korban Berjatuhan, Berikut Enam Tuntutan Aliansi Kaltim Bersatu

Korban Unjuk Rasa di Samarinda, Ada yang Ngaku Kena Peluru Karet, Patah Tulang, Hingga Luka Kepala

Unjuk Rasa di Depan DPRD Kaltim Berakhir Rusuh, Anggota Dewan Ini Sebut Massa Aksi Tidak Solid

"Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Yudi.

Dalam demo mahasiswa berujung rusuh itu, ada 15 orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit. Sebanyak 15 orang di antaranya 11 mahasiswa, 1 staf DPRD, dan 3 polisi.

Selain itu, ada beberapa fasilitas yang dibakar, seperti Gedung DPRD dan motor. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved