Viral Video Bunuh Diri Seorang Pria di Amerika, Gandeng Anak Lima Tahun Tabrakan Diri ke Kereta Api

Seorang pria berusia 45 tahun diduga menabrakkan diri ke sebuah kereta di Bronx, New York City, Amerika Serikat pada Senin (23/9/2019).

dailymail.co.uk
ILUSTRASI - Seorang pria tak dikenal tiba-tiba mendorong pekerja rel ke jalur kereta api. 

TRIBUNKALTIM.CO - Seorang pria berusia 45 tahun diduga menabrakkan diri ke sebuah kereta di Bronx, New York City, Amerika Serikat pada Senin (23/9/2019).

Aksi nekat pria tersebut menggandeng bocah berusia lima tahun.

Saksi mata mengatakan pria itu melompat di depan rel sembari menarik bocah lima tahun yang dilaporkan sebagai anak kandung bersamanya. 

Dilansir dari Departemen Kepolisian Kota New York dan TIME, pria paruh baya ditemukan tidak bernyawa ketika petugas medis tiba. Pria tersebut meninggal dunia di lokasi kejadian.

Namun, berbeda nasib dengan sosok bocah perempuan berusia lima tahun.

Bocah lima tahun tersebut hanya mengalami luka goresan.

Dari video yang beredar, seorang saksi mencoba memberi pertolongan kepada si bocah perempuan.

"Pelan pelan sayangku, pelan-pelan!" ucap seorang penumpang yang mencoba memberi pertolongan.

Bahkan, seorang penumpang lainnya menyemangati gadis kecil yang berupaya merangkak keluar.

Setelah berhasil diangkat ke peron kerumunan orang-orang yang terkejut bergegas menghiburnya.

Gadis 5 tahun berhasil selamat.
Gadis 5 tahun berhasil selamat. (NYPost)

 Terlihat dari gambar yang beredar, bocah perempuan lima tahun ini hanya mengalami cedera di dahi.

Gadis kecil terlihat masih mengenakan ransel berwarna merah muda saat kejadian.

Ia akhirnya dituntun ke bangku kayu di peron.

"Apakah kamu tahu nomor ibumu?" tanya seorang penumpang lainnya.

"Dia beruntung, sungguh menakjubkan bahwa dia masih hidup," imbuh seorang petugas.

Tak lama kemudian, petugas membawa bocah lima tahun tersebut ke ambulance dan sejurus kemudian melaju ke rumah sakit. 

Gadis kecil merangkak menyelamatkan diri dari bawah kereta.
Gadis kecil merangkak menyelamatkan diri dari bawah kereta. (NYPost)

Berikut Video penyelamatan bocah lima tahun tersebut:

 Fenomena Bunuh Diri

Bunuh diri merupakan jalan yang dipilih sebagian orang untuk mengakhiri hidup mereka. Baik karena mengalami persoalan hidup yakni masalah ekonomi sampai persoalan lain yang menurut mereka tak sanggung dihadapi.

Data mencengankan disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengenai jumlah orang yang melakukan bunuh diri.

Dalam waktu 40 detik rata-rata satu orang tewas akibat bunuh diri di dunia.

Hal tersebut berdasarkan angka total jumlah orang yang melakukan bunuh diri setiap tahunnya, menurut data yang dimiliki organisasi itu.

Dilansir The Independent via Kompas.Com, setiap tahunnya ada hampir 800.000 kasus kematian akibat bunuh diri di seluruh dunia, menurut laporan WHO.

Angka tersebut menjadikan bunuh diri menjadi penyebab kematian nomor dua di antara orang muda berusia 15-29 tahun.

Penyebab pertama adalah kecelakaan lalu lintas.

Menurut WHO, hal ini menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan negara-negara di dunia untuk mencegah kematian akibat bunuh diri.

WHO menyebut bunuh diri sebagai "fenomena global" yang mempengaruhi seluruh negara di dunia, sehingga setiap negara harus membantu untuk menerapkan taktik pencegahannya.

"Meski ada penurunan dalam angka kasus bunuh diri, namun tetap masih ada satu orang di dunia yang tewas setiap 40 detik karena bunuh diri."

"Setiap kematian merupakan tragedi bagi keluarga, kerabat, teman, juga rekan. Namun bunuh diri bisa dicegah," kata direktur jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepada The Independent.

"Kami menyerukan kepada seluruh negara untuk memasukkan rencana pencegahan tindak bunuh diri, yang terbukti ke dalam program kesehatan dan pendidikan nasional secara berkelanjutan," tambahnya.

Meskipun jumlah negara dengan strategi pencegahan bunuh diri nasional telah meningkat dalam lima tahun terakhir, menurut WHO angka itu baru mencakup 38 negara dan itu merupakan jumlah "terlalu sedikit".

Laporan baru, yang diterbitkan WHO, pada Senin (9/9/2019), atau sehari sebelum Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia pada 10 September itu,

juga menemukan bahwa negara-negara dengan pendapatan tinggi memiliki tingkat bunuh diri tertinggi antara 2010 dan 2016.

"Sementara 79 persen kasus bunuh diri di dunia terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, negara-negara berpenghasilan tinggi juga memiliki tingkat bunuh diri tertinggi yaitu 11,5 per 100.000 orang," tulis laporan itu.

Negara-negara berpenghasilan tinggi memiliki hampir tiga kali lebih banyak kasus di mana laki-laki bunuh diri, daripada perempuan, sedangkan angka ini lebih sama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Ketahuan Guru Tulis Surat Cinta dan Dipermalukan, Bocah Ini Bunuh Diri dengan Minum Pembasmi Hama

Jadi Fenomena Global, Setiap 40 Detik Ada Orang Bunuh Diri di Dunia

Kenakan Abaya, Pelaku Bom Bunuh Diri Berusaha Masuki Batalion Infanteri Ke-35 Militer Filipina

Kendati demikian, WHO menilai kematian akibat bunuh diri masih sangat mungkin dicegah melalui metode tertentu.

"Intervensi utama yang telah menunjukkan keberhasilan dalam mengurangi bunuh diri adalah membatasi akses ke sarana, mendidik media tentang pelaporan bunuh diri yang bertanggung jawab."

"Selain itu, melaksanakan program-program di antara kaum muda untuk membangun keterampilan yang memungkinkan mereka mengatasi tekanan hidup."

"Juga tak kalah penting adalah identifikasi awal, manajemen dan tindak lanjut orang yang berisiko bunuh diri," tulis pernyataan laporan WHO.

Menyusul temuannya, WHO bekerja sama dengan mitra global, Federasi Dunia untuk Kesehatan Mental (WFMH), Asosiasi Internasional untuk Pencegahan Bunuh Diri,

serta Persatuan Kesehatan Mental Global, meluncurkan kampanye aksi 40 detik.

Kampanye tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang skala bunuh diri di seluruh dunia dan peran yang dapat dilakukan setiap orang dalam mencegahnya. (*)

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved