Tindaklanjuti Aksi Mahasiswa, Polda Kaltim Kumpulkan Rektor Kampus di Kaltim dan Sejumlah Instansi
Polda Kaltim mengundang seluruh Rektor civitas Perguruan Tinggi di Kaltim, Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah, dan lainnya yang bersangkutan
TRIBUNKALTIM.CO SAMARINDA - Polda Kaltim mengundang seluruh Rektor civitas Perguruan Tinggi di Kaltim, Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah, dan lainnya yang bersangkutan, untuk membahas evaluasi pascaaksi massa sebanyak 3 kali, di depan Kantor DPRD Privinsi Kaltim beberapa hari yang lalu.
Kapolda Kaltim Irjen Pol Priyo Widyanto mengungkapkan, maksud dan tujuan dari diadakannya undangan ini, tidak lain ialah untuk mengevaluasi persoalan aksi unjukrasa, yang telah berlangsung selama beberapa hari kemarin, di depan Kantor DPRD Provinsi Kaltim, untuk menyampaikan sejumlah tuntutan.
"Hari ini kami mengundang, para Rektor para Direktur kemudian Kepala Sekolah untuk kita mengevaluasi pelaksanaan kegiatan unjuk rasa, yang sudah tiga kali dilaksanakan di Samarinda," ujar Irjen Pol Priyo Widyanto, Selasa (1/10/2019) saat ditemui awak media di Hotel Senyiur, Samarinda usai melaksanakan evaluasi bersama masing-masing instansi terkait.
• VIDEO - Aksi Massa di Kantor KPU Balikpapan, Beberapa Menit Setelah Pejabat Datang, Massa Bubar
• LIVE STREAMING - Aksi Massa Rakyat Bersatu Balikpapan di Kantor KPU Balikpapan, Ini Tuntutannya
• BREAKING NEWS - Massa Misterius Bawa Parang dan Balok Bubarkan Massa Aksi Aliansi Kaltim Bersatu
• Ajukan Delapan Tuntutan, Aliansi Mahasiswa Kutai Timur Diterima Ketua DPRD dan Wabup
Kapolda mengatakan, dari evaluasi tersebut dapat dilihat, bahwa ada sesuatu yang harus diskusikan, dan ada sesuatu yang harus para pimpinan perguruan tinggi ini pahami tentang situasi aksi mahasiswa di Kaltim.
"Yang sebenarnya mahasiswa seharusnya kreatif, dalam melaksanakan unjuk rasa seperti menyampaikan tuntutannya, kemudian diterima, kemudian disepakati, selesai.
Tapi untuk unjuk rasa kali ini sampai ketiga kalinya, mungkin rekan-rekan wartawan juga tau, kalau kemarin demo yang dilaksanakan tidak ada ujungnya,
dan sebenarnya tidak ada alasan mereka untuk tidak bisa menyampaikan tuntutannya kepada Dewan.
Karena Dewan sudah standby, bahkan sudah proaktif untuk datang, tapi bahkan tidak diberikan kesempatan untuk menyampaikan sesuatu," paparnya.
Maka pihaknya meminta, dari masing-masing perwakilan yang diundang, dan hadir hari ini tadi di Hotel Senyiur, Samarinda, pada Selasa (1/10/2019), agar dapat memberi pengarahan kepada seluruh massa, yang menjadi tanggungjawab dari masing-masing perwakilan yang diundang.
"Nah oleh karena itu saya memberikan pemahaman kepada para pimpinan Perguruan Tinggi ini, ada sesuatu yang harus dipahami oleh para mahasiswa, kita paham bahwa mahasiswa itu masih polos, masih idealis.
Semua harus berpikir dan jeli, bahwa ada kelompok-kelompok yang berupaya untuk membuat unjuk rasa ini tidak tuntas-tuntas," paparnya.
"Kalau sekali tuntas tidak masalah, tetapi ini sampai ke tiga kalinya, ending nya apa? endingnya sampe jam 18.00 wita, selalu ingin dibubarkan paksa, selalu ingin diberikan tindakan represif oleh aparat, padahal kan tidak harus begitu.
Ya rekan-rekan wartawan bisa lihat sendiri bagaimana pola pengamanan yang kita lakukan, kita hanya bertahan di dalam Gedung Dewan, kita tidak ingin mereka kemudian menduduki kantor dewan, kemudian berbuat anarkis, seperti yang terjadi di beberapa wilayah," tambahnya.
Oleh sebab itulah, Polda Kaltim membangun kesepakatan, bersama seluruh perwakilan yang memiliki hak dan memang bertanggungjawab, untuk menyampaikan imbauan tersebut.
• Aliansi Salatiga Bergerak Gelar Unjuk Rasa, Ketua DPRD Siap Lanjutkan Tuntutan Mahasiswa
• BREAKING NEWS - Jelang Aksi Aliansi Kaltim Bersatu Jilid III, Puluhan Pelajar Diamankan Polisi
• Garuda Mulawarman Keluar, Berikut Sikap Aliansi Kaltim Bersatu Jelang Aksi di DPRD Kaltim
• Aliansi Kaltim Bersatu Siap Duduki DPRD Kaltim, Jumlah Tuntutan Lebih Banyak dari Sebelumnya
"Kita tidak ingin seperti itu, oleh karena itu, tadi sudah kita sepakati kepada masing-masing perwakilan perguruan tinggi, agar mereka bisa menyampaikan bahwa ada sesuatu yang harus diketahui oleh rekan-rekan mahasiswa.
Jangan mereka berpikir bahwa, massa aksi tidak disusupi, kalau tidak disusupi, aksi demo di Samarinda biasanya damai, lah ini kenapa sampai seperti itu, artinya memang disusupi kan.
Hal itu yang ingin sekali kami pahamkan ke teman-teman mahasiswa," tandasnya. (*)