Para Tokoh Tak Akan Lagi Temui Jokowi soal Perppu KPK, Mochtar: Yang Kita Sampaikan Semoga Didengar
Para tokoh bangsa yang menyuarakan penerbitan Perppu KPK menegaskan tidak akan bertemu lagi dengan Presiden Jokowi
Pihaknya menceritakan dalam pertemuan tersebut terdapat sekitar 30 orang tokoh yang datang dari perwakilan masyarakat sipil berbagai lapisan dan 2 pokok pembahasan.
“Jadi tadi (Kamis) yang dibicarakan dua hal, kemudian ditambah beberapa hal lain,” ujarnya.
“Ringkasnya soal RUU KUHP, para tokoh mengimbau untuk menunda pengesahannya. Saat yang sama mereka juga menyarankan agar undang-undang jangan terlalu jauh masuk ke dalam ranah privat,” jelasnya lagi.
Azyumardi mengatakan dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi juga disarankan untuk melibatkan publik, dan tidak hanya DPR dalam masalah pembahasan RUU KUHP.
Saat disinggung terkait dengan UU KPK, banyak tokoh termasuk dirinya yang menyarankan presiden agar mengeluarkan Perppu KPK.
“Penilaian kita, poin-poin yang disepakati presiden dan DPR dalam banyak hal melemahkan KPK. Maka mengatasi itu presiden harusnya mengeluarkan perppu," kata dia.
Lebih lanjut Azyumardi menilai kali ini tampaknya presiden terbuka dengan ide tersebut.
“Karena kalau kemarin kan presiden kekeuh tak mau perppu. Tapi dia bilang akan mempertimbangkan, akan mengkaji hal-hal terkait perppu KPK,” ucapnya
“Kita harapkan dalam beberapa hari ini bisa keluar,” ucapnya berharap.
Namun ia menyampaikan belum ada keputusan fix karena presiden masih meminta waktu secepatnya untuk mempertimbangkan perppu tersebut.
“Yang jelas, tadi Pak Jokowi beda sekali, kalau kemarin dia tolak sama sekali, kalau sekarang dia mau pertimbangkan,” ujarnya lagi.
“Poin dari saya, perppu ini segera dikeluarkan karena ini akan sangat mempengaruhi eskalasi politik. Sehingga dengan ini kita harapkan suasana kondusif dan demo akan berkurang,” ucapnya.
Azyumardi juga mengatakan pihaknya juga mengemukakan ke presiden agar polisi bisa menahan diri supaya tidak melakukan hal berlebihan, tetap terukur sehingga tak jatuh korban lagi.
Lebih lanjut, Azyumardi menceritakan bahwa pertemuan yang dilakukan berlangsung sangat terbuka.
“Saya lihat dari cara dia ngomong, body language-nya dia sangat terbuka menerima. Terbuka dengan masukan. Tidak ada kesan dia, misalnya ketika dikritik peserta tertentu, pembicara tertentu kelihatan marah, enggak. Lebih rileks gitu,” ujarnya.