Pengantin Baru Tewas Tertimbun Longsor di Cianjur, Jasad Ditemukan di Dalam Kamar

Tragisnya, sepasang pengantin baru tewas tertimbun dalam peristiwa longsor yang terjadi di Cianjur tersebut.

Editor: Doan Pardede
Istimewa/TribunJabar
Hujan deras yang mengguyur kawasan Cianjur pada Selasa (8/10/2019) petang menyebabkan longsor di Kampung Rawa, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. 

TRIBUNKALTIM.CO - Longsor terjadi di Kampung Cirawa, RT 01/11, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur.

Peristiwa tersebut terjadi Selasa (8/10/2019) sekitar pukul 18.00.

Tragisnya, sepasang pengantin baru tewas tertimbun dalam peristiwa longsor yang terjadi di Cianjur tersebut.

Waspada Jelang Musim Hujan, Warga Harus Waspadai Banjir dan Longsor di Balikpapan

Sekolah Terkena Longsor, Sekelas Tinggal Bertiga, Manuela & Maria Ingin Sekolah Dibangun yang Layak

Memasuki Musim Hujan, Warga Balikpapan Diminta Waspada Banjir, Tanah Longsor, dan Pohon Roboh

Tangani Longsor di Kutai Kartanegara, Cerocok Kayu Dipasang di Pinggiran Sungai Mahakam

Sebelumnya hujan deras mengguyur kawasan tersebut.

Camat Cibeber, Ali Akbar, mengatakan diperkirakan korban sedang di rumah ketika hujan deras dan terjadi longsor.

"Longsor terjadi di Kampung Cirawa, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber," kata Ali Akbar melalui sambungan telepon.

Dua orang korban tewas yang tertimbun longsor di Kampung Rawa, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur sudah ditemukan petugas TNI, Polri, Pol PP, dan warga yang membantu proses evakuasi, Selasa (8/10/2019).
Dua orang korban tewas yang tertimbun longsor di Kampung Rawa, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur sudah ditemukan petugas TNI, Polri, Pol PP, dan warga yang membantu proses evakuasi, Selasa (8/10/2019). (IST/Tribun Jabar)

Ali mengatakan, proses evakuasi sempat terkendala dengan penerangan yang minim.

Lokasi Kampung Cirawa pun sedikit terjal dengan topografi yang berupa lembah dan bukit.

Belakangan diketahui dua orang korban tewas yang tertimbun longsor merupakan pasangan suami istri Hendri (21) dan Siti (21) yang baru menikah dua bulan.

Petugas Satpol PP Kecamatan Cibeber, Yadi Hikmat Mulyadi, yang turut membantu proses evakuasi mengatakan, korban tewas akibat longsor langsung dipindahkan menuju ambulans setelah berhasil dievakuasi.

"Posisi dua korban diduga sedang berada di dalam kamar saat terjadi longsor," ujar Yadi, Selasa (8/10/2019) malam.

Yadi mengatakan, rumah yang terkena longsoran merupakan rumah permanen dengan posisi berada di daerah tegalan sawah tadah hujan.

Rumah berada tak jauh dari lereng dan di atasnya terdapat sawah.

"Posisi rumah berada di kemiringan sekitar 30 derajat," kata Yadi.

Yadi mengatakan, longsoran tanah langsung menimpa bagian kamar rumah kedua korban yang belakangan diketahui suami istri ini.

Proses evakuasi dilakukan oleh PMI, BPBD Cianjur, Koramil, Polsek, Satpol PP, dan warga sekitar.

Jenazah pasangan suami istri Hendrik dan Siti yang tewas tertimbun longsor berhasil dievakuasi tim gabungan, Selasa malam menjelang pukul 22.00 WIB.

"Korban yang tertimbun longsor telah berhasil di evakuasi," ujar Camat Cibeber, Ali Akbar, melalui sambungan telepon.

Ia mengatakan, pada saat ini posisi jenazah telah sampai di Puskesmas Cibeber.

"Proses selanjutnya menunggu pemeriksaan dari kepolisian dan proses lebih lanjut," kata Ali.

Proses Evakuasi Terkendala Penerangan

Hujan deras yang mengguyur kawasan Cianjur pada Selasa (8/10/2019) petang menyebabkan longsor di Kampung Rawa, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur.

Hujan deras yang mengguyur kawasan Cianjur pada Selasa (8/10/2019) petang menyebabkan longsor di Kampung Rawa, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur.

Dua orang dikabarkan tewas tertimbun longsor.

Camat Cibeber, Ali Akbar, mengatakan ia mendapat keterangan warga diperkirakan korban tewas sedang ada di rumah pada saat hujan deras dan terjadi longsor.

"Longsor terjadi di Kampung Cirawa Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber," kata Ali melalui sambungan telepon malam ini.

Ali mengatakan saat ini dilakukan proses evakuasi namun terkendala kurangnya penerangan akibat kondisi di tempat kejadian yang gelap.

"Saat ini lagi diupayakan proses evakuasi," ujar Ali.

PVMBG Sempat Ingatkan Warga, Waspada Bencana Longsor

Menyikapi musim hujan yang diprediksi BMKG akan mulai terjadi pada November ini, Pusat Vulkanologi san Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) mengingatkan masyarakat untuk waspada karena hujan tersebut bisa mengakibatkan adanya potensi bencana banjir dan longsor.

Kepala PVMBG, Kasbani mengatakan, hampir seluruh daerah di Jawa Barat dari barat hingga selatan rentan bencana longsor.

"Sekarang memang belum masuk musim hujan, tetapi upaya mitigasi perlu dilakukan, sebab semua daerah di Jawa Barat sering longsor. Persiapan mitigasi, salah satunya sosialisasi kepada masyarakat dan stakeholder perlu di lakukan dan penting untuk membantu memahami potensi-potensi adanya bencana," ujarnya saat ditemui di sela kegiatan FGD Gerakan Tanah 2019 PVMBG di Auditorium Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (2/10/2019).

Menurutnya, berdasarkan data yang dikeluarkan PVMBG per Oktober 2019, seluruh daerah di Jawa Barat memiliki potensi gerakan tanah yang masuk ke dalam kategori menengah hingga tinggi.

Untuk kategori menengah, lanjutnya gerakan tanah berpotensi terjadi apabila curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Sementara untuk kategori potensi tinggi, gerakan tanah dapat terjadi apabila curah hujan yang turun berada di atas normal.

Selain itu, gerakan tanah lama seperti misalnya longsor di masa lalu dapat berpotensi terulang kembali.

Sehingga, gerakan tanah di suatu daerah dapat disebabkan oleh faktor penyebab maupun pemicu.

"Kalau penyebab sudah bawaan, karena kondisi geologisnya demikian. Seperti kondisi kelerengan, kondisi perairan, dan sebagainya. Untuk peyebab pemicu, hal yang memengaruhi di antaranya adalah curah hujan tinggi, gempa bumi, hingga faktor lain seperti erupsi. Tapi yang paling banyak menjadi penyebab adalah curah hujan," ucapnya.

Kasbani menjelaskan, daerah yang pada saat kemarau mengalami kekeringan hingga menimbulkan keretakan pada tanah, berpotensi mengalami gerakan tanah ketika hujan turun.

Untuk itu, masyarakat diminta melakukan antisipasi sebelum musim penghujan tiba.

"Tanah yang lama enggak kena air dan ada retak-retaknya itu ketika terisi air di musim hujan bisa memicu longsor. Ada baiknya mengurangi potensi itu dengan meerhatikan jalur-jalur air, drainase, dan mengisi retakan-retakan tanah dengan tanah halus atau tanah lempung," katanya.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG, Agus Budianto.

Menurutnya terdapat sejumlah kriteria yang dapat menjadi pegangan untuk menentukan apakah daerah yang ditinggali seseorang menyimpan potensi longsor atau tidak.

Hal tersebut mencakup daerah yang memiliki lereng, memiliki tanah pelapukan yang tinggi, tata guna lahannya berubah, hingga lokasinya dekat dengan mata air dan sungai.

Dia juga mengimbau agar masyarakat senantiasa memerhatikan lingkungan sekitar dan dapat meningkatkan kewaspadaan di musim penghujan.

"Ketika curah hujan meningkat atau terjadi gempa bumi, secara individu semua bertanggung jawab karena kejadian gerakan tanah itu lebih kecil dari sebuah RT atau kampung. Warga yang paham akan potensi bencana di daerahnya. Titik-titik yang sebelumnya pernah terjadi longsor dan saat ini tidak ada pohon di atasnya, patut diwaspadai semua warga," katanya. 

 (TribunJabar)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved