Profil Biodata Fadjroel Rachman yang Dipanggil Jokowi bersama Nico Harjanto, Komisaris Adhi Karya
Profil Biodata Fadjroel Rachman yang Dipanggil Jokowi bersama Nico Harjanto Komisaris Adhi Karya
Puisi-puisi perjalanannya di Eropa (Berlin dan Amsterdam) diterbitkan dalam antologi puisi "Dongeng Untuk Poppy" yang memenangkan Lima Besar Khatulistiwa Literary Award 2007.
Kegiatan Pra-Reformasi 1998
Di ITB, aktif dalam kegiatan sastra, pers, kebudayaan, dan kelompok studi, antara lain: Presiden Grup Apresiasi Sastra (GAS), Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyakatan (PSIK), Kodim Sabtu (Kelompok Diskusi Mahasiswa Sabtu), Badan Koordinasi Unit Aktivitas (BKUA) ITB, Komite Pembelaan Mahasiswa (KPM) ITB, Majalah Ganesha ITB (Pendiri dan Ketua Dewan Redaksi), serta Kelompok Sepuluh Bandung.
Ikut mendirikan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), organisasi profesi jurnalis, yang didirikan oleh para wartawan muda Indonesia pada 7 Agustus 1994 di Bogor, Jawa Barat, melalui penandatangan Deklarasi Sirnagalih, setelah pemberedelan majalah Tempo, Editor dan Tabloid DeTik oleh rezim Soeharto.
Di lembaga think-tank Forum Demokrasi yang dianggap kekuatan oposisi utama melawan Soeharto dan Orde Baru, Fadjroel aktif sejak 1992 bersama Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Marsillam Simanjuntak, Theodorus Jacob Koekerits (Ondos), Arief Budiman, Todung Mulya Lubis, Rocky Gerung, Rahman Tolleng dan Bondan Gunawan.
Gerakan mahasiswa 1998
Ia memilih meniti karier sebagai manajer pengembangan bisnis dan analis keuangan di Grup Bukaka, tetapi hanya bertahan selama tiga tahun.
Ia kemudian merintis usaha sendiri bersama kawan-kawannya sembari melanjutkan aktivisme dan melanjutkan kuliahnya di pascasarjana Universitas Indonesia (UI) bidang studi ekonomi dan hukum ekonomi.
Ia kembali terjun menjadi aktivis dengan statusnya sebagai Ketua Presidium Forum Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia Forum Wacana UI, bersama ribuan mahasiswa, kembali menuntut Soeharto turun dari kekuasaannya pada 18 – 21 Mei tahun 1998, hingga Jenderal Besar Soeharto mengundurkan diri dan Rezim Orbe Baru dibubarkan.
Fadjroel adalah seorang sosial-demokrat, penyokong penuh Negara Kesejahteraan (Welfare State) seperti yang diimpikan para founding fathers seperti Sutan Sjahrir (Perdana Menteri I Republik Indonesia) dan Mohammad Hatta (Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia), lihat Sutan Syahrir dan Mohammad Hatta
Kegiatan Pasca Reformasi
Ikrar Kaum Muda Indonesia
Pada tanggal 28 Oktober 2007 bertempat di Gedung Arsip Nasional, Jl. Gajah Mada, Jakarta Barat, Jakarta Fadjroel Rachman bersama dengan teman-temannya mendeklarasikan Ikrar Kaum Muda Indonesia dengan tema sentral "Saatnya Kaum Muda Memimpin."
Pasca jatuhnya Soeharto-Orde Baru, Fadjroel aktif menjadi presenter acara talkshow di radio dan televisi: JakNews FM, RRI, TVRI, Indosiar, SunTV, JakTV, selain narasumber ekonomi-politik-hukum di SCTV, RCTI, MetroTV, NetTV, GlobalTV, KompasTV, dan narasumber tetap politik-hukum di Indonesia Lawyers Club TVOne yang diasuh Karni Ilyas.
Kolumnis yang sangat aktif di semua media nasional Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Pikiran Rakyat, bahkan menulis di The New York Times (6 Februari 2010) bersama aktivis 'kelas dunia' Wang Dan (China), Ko Bo Kyi (Myanmar), Nguyen Dan Que (Vietnam) untuk memperingati 20 tahun mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela dibebaskan dari penjara Apartheid Afrika Selatan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/profil-biodata-fadjroel-rachman-98898.jpg)