Profil Biodata Fadjroel Rachman yang Dipanggil Jokowi bersama Nico Harjanto, Komisaris Adhi Karya
Profil Biodata Fadjroel Rachman yang Dipanggil Jokowi bersama Nico Harjanto Komisaris Adhi Karya
Dukungan Terhadap Calon Independen dan Kegiatan Anti Korupsi
Selain itu, Ia turut mendirikan perhimpunan berbadan hukum Gerakan Nasional Calon Independen (GNCI) yang turut meloloskan Pemilukada Independen di Mahkamah Konstitusi pada 23 Juli 2007, meloloskan Pemilukada Independen untuk Provinsi Aceh pada tahun 2010, dan bersama Aliansi Masyarakat Sipil untuk Pemilu Serentak (Effendi Gazali, Prof. Hamdi Muluk, dll) memenangkan judicial review Pemilu Serentak di Mahkamah Konstitusi yang akan dilaksanakan pada tahun 2019.
Ia juga memperjuangkan Calon Presiden Independen di Mahkamah Konstitusi dan bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) memperjuangan Amendemen Ke-V di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Mahkamah Konstitusi juga mengabulkan judicial review Fadjroel Rachman sebagai Presiden Gerakan Nasional Calon Independen (GNCI) untuk mengubah persyaratan Pemilihan Kepala Daerah dari jalur Independen (kandidat perseorangan) dengan memperhitungkan prosentase proporsional terhadap Daftar Pemilih Tetap pemilu sebelumnya, bukan lagi berdasarkan populasi (jumlah penduduk).
"Kemenangan rakyat dan demokrasi," kata Fadjroel Rachman di Mahkamah Konstitusi pada tanggal 29 September 2015.
Kegiatan Lain
Selain itu, Ia mendirikan KOMPAK (Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi) bersama sejumlah tokoh LSM dan Akademisi, merintis usaha di PT. Pedoman Group (media, komunikasi, riset dan konsultan), media online nasional yang dirintisnya adalah www.pedoman.id sejak 29 November 2010.
Juga menjabat Komisaris Independen di Persada Group, perusahaan penyedia menara BTS (Tower Provider), Gedung Perkantoran dan Hydro Power.
Fadjroel juga menjadi Direktur Eksekutif Pedoman Indonesia Research and Consulting (PIRC) dan menjabat Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) 2013–2016.
Pendiri dan anggota Lingkar Muda Indonesia (LMI) perkumpulan para kolumnis Harian Kompas @hariankompas.
Kegiatan sosial yang sedang dirintis Fadjroel Rachman sejak tahun September 2011 adalah Yayasan Indonesia Cerdas dengan tagline: Indonesia Cerdas, Mencerdaskan Indonesia (lihat akun twitter @RI_Cerdas di Twitterland) yang dikhususkan untuk membangun infrastruktur dan Sumber Daya Manusia pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD), meliputi pembangunan perpustakaan, perbaikan/renovasi gedung Sekolah Dasar, pelatihan guru Sekolah dasar agar berdaya saing Internasional, dan memberikan beasiswa kepada siswa/i Sekolah Dasar berprestasi dan berbakat.
Perpustakaan yang sudah dibangun dan diserahkan berlokasi di SDN 01 Pagi Cilincing Jakarta Utara, DKI Jakarta, pada tanggal 5 Juni 2013.
Sekarang sedang menggarap pembangunan Perpustakaan Multatuli di bekas rumah Multatuli (nama pena Eduard Douwes Dekker) yang mengarang novel satiris Max Havelaar (1860)dan difilmkan dengan judul "Saijah dan Adinda", lokasi perpustakaan Multatuli di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten (lihat Eduard Douwes Dekker). Fadjroel Rachman dapat dihubungi di akun twitter @fadjroeL.
Relawan Jokowi 2014
Menjadi Relawan Salam Dua Jari (bersama Abdee 'Slank' Negara, Addie MS, Joko Anwar, Nia Dinata, Olga Lydia, Triawan Munaf, Andien Aisyah, Adib Hidayat, Glenn Fredly, dll) dan opinion makers Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kampanye pemilihan presiden tahun 2014.
Ia juga menjadi juru bicara Panitia Nasional "Gerakan Ayo Kerja" untuk Peringatan 70 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang diketuai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prof. Dr. Pratikno M.Soc.Sc dan dicanangkan Presiden Jokowi dari Nol Kilometer Indonesia 10 Maret 2015 di Kota Sabang, Provinsi Aceh dan berakhir di Kota Merauke, Provinsi Papua.
Setelah peristiwa penembakan brutal oleh sejumlah teroris di pertokoan Sarinah Mall Jakarta pada tanggal 14 Januari 2016.
Bersama sejumlah tokoh nasional seperti Goenawan Mohamad, Todung Mulya Lubis, Franz Magniz-Suseno, Yenny Wahid (putri mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid) membuat Gerakan Nasional #KamiTidakTakut (We Are Not Afraid) untuk mengajak semua rakyat Indonesia dan internasional bersama-sama melawan segala bentuk terorisme di Indonesia dan dunia.
Kegiatan Lain
Saat ini, ia aktif mengembangkan Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan (Pedoman Indonesia) atau Research Institute of Democracy and Welfare State dan kerjasama internasional di jaringan Southeast Asian Forum for Democracy, dan Asia Pacific Youth Forum (Tokyo).
Pernah aktif di Forum Demokrasi, Konfederasi Pemuda dan Mahasiswa Sosial-Demokrat Indonesia (KPMSI), dan Masyarakat Sosial-Demokrat Indonesia (MSI/Ketua Badan Pekerja).
Kandidat (42 besar) Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR).
Sejumlah penelitian dan artikelnya dibukukan bersama seperti Social Democracy Movement in Indonesia (FES, 2001), May Revolution and Mass Media (Gramedia, 2001), dan Soetan Sjahrir: Guru Bangsa (PDP Guntur 49, 1999).
Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat (Penerbit Koekoesan, 2007), Democracy Without The Democrats: On Freedom, Democracy, and The Welfare State (FES, 2007), Bulan Jingga Dalam Kepala (Novel, Gramedia, 2007), dan Indonesianisasi Saham Penanaman Modal Asing: Studi Tentang PT Freeport Indonesia (2013).
Data Diri:
Nama: Fadjroel Rachman
Nama Lahir: Mochammad Fadjroel Rachman
Instagram: @fadjroelrachman
Twitter: @fadjroeL
Lahir: 17 Januari 1964
Tempat Lahir: Banjarmasin, Indonesia
Kebangsaan: Indonesia
Almamater: Institut Teknologi Bandung
Universitas Indonesia
Pekerjaan: Aktivis
Pembawa acara
Pengamat politik
Peneliti
Tempat kerja: PT Adhi Karya (Persero) Tbk., (Komisaris Utama)
Dikenal atas: Aktivis 98
Demonstran ITB tahun 1989-1990
Partai politik: Independen
Buku dan karya
Menggugat Indonesia: Republik Tanpa Publik (Pledoi Pengadilan Mahasiswa ITB, 1990)
Democracy without The Democrats: On Freedom, Democracy and The Welfare State (Friedrich Ebert Stiftung, 2007)
Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat (Penerbit Koekoesan,2006)
May Revolution and Mass Media (Penerbit Gramedia, 2001)
Antologi puisi Catatan Bawah Tanah (Yayasan Obor Indonesia, 1992)
Antologi puisi Dongeng untuk Poppy (Penerbit Bentang, 2007) menjadi Lima Besar Khatulistiwa Literary Award 2007, dan dianugerahi 100 Puisi Indonesia Terbaik 2008
Antologi Puisi Sejarah Lari Tergesa dinominasikan pada Khatulistiwa Literary Award 2005
Bulan Jingga Dalam Kepala (Novel, Gramedia, 2007)
Indonesianisasi Saham Penanaman Modal Asing: Studi Tentang PT Freeport Indonesia (2013)
Pakai Baju Putih ke Istana
Menteri Sekretaris Negara pada kabinet kerja 2019-2024 Pratikno turut hadir ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/10/2019).
Ia datang bersama Komisaris Utama Adhi Karya Fadjroel Rahman, dan mantan Staf Khusus Presiden Nico Harjanto.
Ketiganya mengenakankemeja putih lengan panjang.
Kedatangan mereka bertepatan dengan momen Jokowi memperkenalkan nama menterinya ke publik.
Namun ketiganya tak mau buka-bukaan soal agenda pertemuan. "Nemenin Pak Pratikno," ungkap Fadjroel kepada awak media.
Saat ditanya lebih lanjut jika ditawari posisi menteri dalam kabinet kerja jilid II, Fadjroel mengaku siap.
Namun begitu, ia belum mau berspekulasi soal jabatan tersebut.
Sebelum Pratikno, Fadjroel, dan Nico, enam orang sudah terlebih dulu dipanggil Jokowi.
Mereka disinyalir akan mengisi posisi menteri pada kabinet pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin untuk lima tahun ke depan.
Mereka yang sudah dipanggil Jokowi di antaranya; Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD; mantan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma,ruf, Erick Thohir; Komisaris Net TV Whisnutama; Pendiri Go-Jek Nadiem Makarim; Kapolri Jendral Tito Karnavian; Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Ada pula Bupati Minahasa Selatan Christiany Euginia Tetty Paruntu yang menyambangi istana, juga dengan kemeja lengan panjang putih.
Namun Tetty disebut tak bertemu Jokowi. Tetty hingga kini belum berkomentar soal kedatangannya ke istana. Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Mahmudin menyebut, Tetty datang ke Istana karena diusulkan Partai Golkar sebagai menteri.
Saat berada di dalam kompleks Istana, ia bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang sudah lebih dulu masuk lewat pintu samping.]
"Tadi ada Ibu Tetty usul dari partai Golkar. Beliau bertemu Pak Airlangga," kata Bey kepada wartawan,
Senin siang. Baca juga: Ke Istana Berkemeja Putih, Bupati Minahasa Selatan Tak Diundang Jokowi Selesai bertemu dengan Airlangga, menurut Bey, Tetty langsung meninggalkan Istana.
Kendati demikian Tetty tak terpantau keluar lewat pintu tempat awak media menunggu.
"(Tetty) tidak bertemu dengan Jokowi. Yang bertemu hanya Pak Airlangga," ucap Bey.
Namun Bey tak menjelaskan alasan kenapa Tetty tak ikut bertemu Jokowi. Ia hanya menegaskan bahwa Tetty tak diundang oleh Presiden. "Tidak diundang," ucap Bey.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/profil-biodata-fadjroel-rachman-98898.jpg)