Susi Pudjiastuti Ternyata Pernah Buka-bukaan Bakal tak Dipertahankan Jokowi, Singgung Pendidikannya

Total 38 menteri dan pejabat setingkat menteri diperkenalkan, tak terlihat Menteri KKP pada era Jokowi-Jusuf Kalla, Susi Pudjiatuti

Editor: Doan Pardede
Capture YouTube Kompas TV
Selain masalah keras kepala dan tidak cocok dengan atasannya, ternyata sebelum resmi didepak Jokowi dari kabinetnya, Susi Pudjiastuti sudah membuat pengakuan jujur saat tampil di kompas tv 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Jokowi baru saja mengumumkan susunan menteri kabinetnya pada 2019-2024 di Istana Negara, Rabu (23/10/2019).

Total 38 menteri dan pejabat setingkat menteri resmi telah perkenalkan.

Namun, dari 38 nama tersebut tidak terlihat Menteri Kelautan dan Perikanan pada era Jokowi-Jusuf Kalla, Susi Pudjiastuti.

 Respon Tak Terduga Polisi Polsek Sampai Mabes ke Calon Kapolri Baru Idham Aziz Ganti Tito Karnavian

 Pesona Cantik Istri Agus Gumiwang, Menteri Perindustrian Kabinet Jokowi yang Ternyata Seorang Model

 AHY dan Ahok, Alasan Ruhut Sitompul Hengkang dari Demokrat ke PDIP, Partai Megawati, Ini Ulasannya

 Video Siswa Tikam Guru di Manado Beredar di WhatsApp, Berteriak Minta Ampun Tapi Tak Dipedulikan

Terkait kabar ini, warganet tanah air menyesalkan Presiden Jokowi tidak mempertahankan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.

Susi Pudjiastuti  meneteskan air mata saat Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo membacakan puisi dari sebuah karikatur.

Adapun karikatur bergambar laut, ikan, dan wajah Susi itu merupakan kenang-kenangan untuk wanita asal Pangadaran ini dari para penjabat eselon I KKP dan warga KKP seluruhnya.

Setelah mendapat karikatur, Susi dan Edhy Prabowo menerima jabatan tangan tanda ucapan selamat dan terimakasih dari para penjabat dan karyawan di lingkup Kementerian.

Susi Pudjiastuti saat serah terima jabatan Menteri KKP dengan Edhy Prabowo, di Kantor KKP, Rabu (23/10/2019).
Susi Pudjiastuti saat serah terima jabatan Menteri KKP dengan Edhy Prabowo, di Kantor KKP, Rabu (23/10/2019). (KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA)

Adapun dalam sambutannya saat serah terima jabatan, Susi mengaku senang karena yang menggantikannya adalah sosok yang dia kenal.

Artinya, Edhy sudah tahu perjuangan dan persoalan di Kementerian yang sebelumnya dia pimpin.

"Perubahan adalah hal yang biasa.

Tapi saya senang yang masuk ke KKP bukan orang asing," kata Susi Pudjiastuti di Gedung Mina Bahari III KKP, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

"Dia (Edhy) adalah orang yang biasa saya ketemu beberapa bulan sekali. Kadang minum kopi bareng."

Susi Pudjiastuti menerima karikatur dari staf KKP dalam sertijab Rabu (23/10/2019)
Susi Pudjiastuti menerima karikatur dari staf KKP dalam sertijab Rabu (23/10/2019) ((kompas.com/garry lotulun)

Dengan begitu, kata Susi, kekhawatiran laut tidak sejahtera dan berdaulat hilang.

Susi percaya, laut akan terus berdaulat, berkelanjutan, dan sejahtera.

"Kekhawatiran saya hilang. Pak Edhy bukan orang lain. Dari Sekjen, Dirjen, sampai Eselon III juga kenal semua," kata Susi.

"KKP ini adalah my passion in the last five years. Cinta saya, kerja keras saya, semua akan dilanjutkan Pak Edhy," pungkasnya.

Susi Pudjiastuti memang dikenal keras kepala dan berani melawan atasannya Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan.

Di akhir masa tugasnya Susi juga buka-bukaan kenapa berani melawan atasannya Menko Luhut.

Susi mengatakan, perbedaan pendapat itu adalah hal yang lumrah.

Dia bilang, tidak ada yang aneh soal itu.

Namun sebut dia, tidak semua apa kata atasan harus diikuti.

"Berbeda pendapat itu biasa. Jangan ikut-ikut apa kata orang, saran orang, termasuk tentunya atasan.

Nanti kalau Anda dituntut pertanggungjawaban atas pekerjaan Anda tidak bisa (karena ikut kata atasan), bagaimana?" ucap Susi Pudjiastuti di Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Alih-alih mengikuti apa kata atasan, dia lebih memilih mengikuti prinsip yang dianggapnya benar.

Sekalipun itu dianggap keras kepala.

"Ya lebih baik saya keras kepala mempertahankan prinsip dan tahu pasti bahwa itu benar, dan saya akan tanggung jawab," kata Susi.

Dengan begitu kata Susi, seseorang akan lebih bertanggungjawab dan siap disalahkan bila memang hal itu merugikan mayoritas masyarakat.

"Jadilah saya siap disalahkan, tapi saya harus lakukan dulu.

Kalau sudah benar, ya sudah," ungkapnya.

Susi mengaku, setiap kebijakan yang dia ambil sudah dia pikirkan matang-matang dan berdasarkan hasil analisa.

Dalam mengeluarkan kebijakan, Susi berusaha untuk melihatnya tidak hanya dengan mata, mendengarnya tidak hanya dengan telinga, dan merasa tidak hanya dengan tangan.

"Saya bukan orang yang spontan dan just do it tanpa ada analisa.

Sebetulnya banyak thinking, dan banyak proses bertanya dalam kepala saya, sebelum saya keluarkan sesuatu ke publik.

So far saya tidak pernah menyesal dengan sesuatu yang sudah saya keluarkan," pungkasnya.

Susi mengakui banyak lobi dan godaan saat dirinya melancarkan kebijakan selama 4,5 tahun terakhir.

Hal tersebut dia katakan dalam sambutan peluncuran bukunya berjudul "Transformasi Kelautan dan Perikanan 2014-2019 di Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP), Jakarta.

"Lobi ikan asing sangat banyak mengetuk pintu pemerintahan, dari partai politik, penjabat tertentu, hingga tokoh masyarakat. Itu banyak sekali," kata Susi.

Dia pun mengaku tidak mudah untuk terus konsisten dengan kebijakannya, mengingat dia kerap mendapat cibiran, protes, hingga demo-demo.

"Tidak mudah konsisten.

Sekali lagi saya katakan sangat berat dan sangat penuh godaan.

Banyak tantangan, cibiran, protes, dan demo," aku dia.

Kendati demikian, dia lega pihaknya bisa konsisten hingga akhir masa jabatannya di Kabinet Kerja I Joko Widodo yang tinggal menghitung hari.

"Ternyata kita bisa konsisten. Kita telah melakukan transformasi yang benar.

PDB naik hampir 50 persen lebih hampir 4,5 tahun.

Kalau mau meladeni orang yang mencibir terus menerus, ya santai saja," ungkap dia.

Dia pun berharap transformasi yang dibuatnya diteruskan di pemerintahan selanjutnya, sekalipun dia tidak menjadi menteri lagi.

Dia juga merangkum sebuah buku tentang kebijakannya saat menjadi menteri.

Dia berharap, buku itu bisa menjadi panduan bagi pemerintah dan masyarakat seluruhnya untuk memerangi IUU Fishing.

"Saya berharap transformasi yang kita buat jangan sampai setback.

Untuk itu saya rangkum dalam buku ini, agar kota semua bisa melakukannya (memerangi IUU Fishing) bersama pemerintah terus menjaga kedaulatan laut," pungkasnya.

Selain masalah keras kepala dan tidak cocok dengan atasannya, ternyata sebelum resmi didepak Jokowi dari kabinetnya, Susi Pudjiastuti sudah membuat pengakuan jujur saat  tampil di kompas tv, dalam acara yang dipandu Pemimpin Redaksi KompasTV Rosianna Silalahi, Minggu (20/10).

Melansir youtube kompas tv,  Rosianna bertanya pada Susi apakah dia akan terpilih lagi di Kabinet Indonesia Maju?

Dalam bahasa Inggris, Susi meyakini tidak akan dipilih kembali menjadi menteri Joko Widodo di kabinet Indonesia Maju.

Susi pun mengapresiasi dirinya yang dapat kesempatan menjadi Menteri Kabinet Kerja Jilid I.

Ini videonya:

Pengakuan Susi Pudjiastuti Bakal tak Dipertahankan Jokowi: Saya Sadar Pendidikan Saya tidak Tinggi

 Bukan Titiek Soeharto, Terkuak Sosok yang Dampingi Prabowo Subianto Saat Pelantikan Menteri Jokowi

 Menteri Agama Fachrul Razi Pernah Pecat Prabowo Subianto, Bukan Lulusan Pesantren, Dekat Luhut

 Selain Adian Napitupulu, Risma, Walikota Surabaya, Tolak Tawaran Menteri Jokowi, Tapi Merasa Rugi

 Sembuh, Wiranto Komentari Kabinet Indonesia Maju Presiden Jokowi, Ungkap Perasaan Tak Jadi Menteri

(*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved