Setelah Disentil Mahfud MD, Fahri Hamzah Langsung Puji Menkopolhukam, Singgung Radikalisme & Teroris

Setelah Disentil Mahfud MD, Fahri Hamzah Langsung Puji Menkopolhukam, Singgung Radikalisme & Teroris di Twitter pribadi

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Kolase TribunKaltim.co / via tribunnews dan Twitter
Setelah Disentil Mahfud MD, Fahri Hamzah Langsung Puji Menkopolhukam, Singgung Radikalisme & Teroris 

Soal polhukam di negeri ini tidak bisa diurai dengan otot atau otak kecil. Hanya otak besar yang bisa mengurai. Pendekatan demokrasi itu rumit dan karena itu mahal," tulis Fahri Hamzah.

Tak cuma itu, Fahri Hamzah juga menyinggung soal radikalisme yang menjadi fokus Polhukam di bawah kepemimpinan Mahfud MD.

"Sebutkan isu #Radikalisme yang mencuat kembali...isu ini telah terjebak menjadi industri.

Cara pejabat menakut-nakuti bangsa ini dengan isu radikal yang dituduhkan kepada kelompok Islam ini sudah merusak banyak sekali modal sosial kita.
Tidak mudah dikembalikan," tulis Fahri Hamzah.

"Kok bisa bangsa mayoritas Islam ditakut2i dengan ajaran Islam. Lalu kok kita semua percaya bahwa radikalisme ada di mana2 dan mengancam negara kesatuan.

Ajaib. Contoh dari satu dua ceramah dari ribuan ceramah setiap hari di seluruh Indoensia di copy dan dijadikan alat bukti," lanjut Fahri Hamzah.

Kemudian Fahri Hamzah menyarankan agar Menkopolhukam, Mahfud MD merefisi narasi radikalisme yang selama ini menurutnya dianggap sebagai ketakutan bangsa.

"Jadi tugas berat Prof @mohmahfudmd sebagai Menteri @PolhukamRI adalah merevisi narasi #Radikalisme yang telah membuat orang2 moderat menjadi radikal karena sebel dengan cara kerja aparat negara di bidang ini. ALHAMDULILLAH kita juga punya Menteri Pertahanan yg paham soal ini," tulis eks politisi PKS ini.

Fahri Hamzah turut meminta melibatkan tokoh agama guna menangkal radikalisem.

"Tolong tertibkan para pedagang isu #Radikalisme dari negara. Pensiunkan mereka secepatnya. Ajak para tokoh agama bersatu, ajak ulama, pendeta, pedanda, pastor dan bhiksu, dll mereka telah menjadi pahlawan kerukunan sepanjang Republik ini ada. Mereka lebih tau apa yang terjadi," tulisnya.

"Ekstremisme itu ada dalam semua agama dan aliran..bahkan dalam ilmu juga ada yang ekstrem...tapi urusan negara bukan yang itu..karena publik punya mekanisme untuk menertibkan dirinya..ada yang namanya “wisdom” ada yang namanya “common Good” itu hidup dan selalu ada," lanjut Fahri Hamzah.

"Kalau ada pidana dari ekstremisme pasti itu individu sifatnya (karena hukum itu memakai kata barangsiapa), tangkap saja dan adili karena itu akan mengoreksi yang lain.

Biarkan pengadilan bekerja dan biarkan mekanisme hukum berlaku untuk kepentingan bersama. Itu caranya."

Jadi Menkopolhukam Sipil, Mahfud MD Kaget Dapat Pesan dari Mertua KSAD Andika Perkasa, Hendropriyono

Sementara itu, Fahri Hamzah menilai negara tak sepantasnya menuduh agama tertentu terkait radikalisme.

"Tapi, kalau negara bikin kampanye, menuduh agama tertentu (terutama Islam yg mayoritas) dan membuat pernyataan yang aneh bagi kebanyakan orang lalu menyinggung agama, tempat ibadah, ritual, tradisi, sekolah, cara berpakaian, penampilan, dll ini cari perkara. Ini merusak," tulis Fahri Hamzah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved