Warga Kecewa, Satuan Tugas BBM dan LPG Tak Jelas Kinerjanya Antrean BBM di SPBU Terjadi Lagi
warga kecewa, satuan tugas BBM dan LPG tak jelas kinerjanya antrean BBM di SPBU terjadi lagi
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB –warga kecewa, satuan tugas BBM dan LPG tak jelas kinerjanya antrean BBM di SPBU terjadi lagi
Antrean bahan bakar minyak di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU, di Kabupaten Berau kembali marak.
Para pengetap kembali menguasai antrean. Tidak ada lagi Satgas BBM dan LPG yang berjaga di setiap SPBU, seperti awal Satgas ini dibentuk.
Pada awalnya, saat Satgas ini bekerja, antrean di SPBU sempat normal. Masyarakat tak perlu antre panjang.
“Tapi sekarang, pengetap sudah kembali lagi. Tidak hanya di (SPBU) Bujangga, tapi semua SPBU begitu (antrean dikuasai pengetab),” kata Saudah, salah seorang warga yang merasa kesal, lantaran antrean yang mengular di SPBU.
“Saya ini cuma mau beli bensin satu, dua liter saja. Antrenya panjang begini,” katanya seraya menunjuk barisan sepeda motor di SPBU.
Masyarakat pun mempertanyakan kinerja Satgas BBM dan LPG yang diinisiasi oleh Pemkab Berau beberapa bulan lalu.
Bahkan Pemkab Berau telah membuat surat edaran yang menyatakan akan memberikan tindakan tegas terhadap pengetap, dan juga pengelola SPBU yang melayani pengisian BBM berulang kali di hari yang sama.
Bupati Berau Muharram bahkan sempat mengancam akan menyegel dan mencabut surat rekomendasi SPBU yang melanggar surat edaran.
Namun edaran itu tidak berlangsung lama, hanya sekitar sepekan saja antrean di SPBU kembali normal.
Selebihnya, pengetap merajalela. Bahkan para pengetap tidak segan-segan menghardik warga yang hendak membeli BBM.
Tribunkaltim.Co sejak beberapa pekan lalu hingga hari Senin (4/10/2019) mencoba melakukan konfirmasi ke Bagian Ekonomi Sekretariat Pemkab Berau, yang menjadi leading sektor Satgas BBM dan LPG, belum berhasil.
Kepala Bagian Ekonomi, Kamaruddin beberapa kali disambangi di ruang kerjanya tidak berada di tempat.
Dihubungi melalui telepon genggamnya juga tidak pernah merespon, meski nomor teleponnya sedang aktif.
Bupati Berau Muharram sebelumnya juga sempat mengeluhkan kinerja Satga BBM dan LPG ini.
Bahkan Muharram pernah menyatakan akan membubarkan Satgas ini karena dinilai tidak efektif.
Dalam berbagai kesempatan, Bupati Berau Muharram mengkritisi kinerja tim yang terdiri dari sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi vertikal itu.
Kekecewaan Bupati Berau Muharram ini sejalan dengan apa yang dilihat dan dirasakan oleh masyarakat.
"Dari hasil evaluasi tidak berhasil, kalau tidak maksimal lebih baik dibubarkan saja, dari pada buang-buang anggaran," tegas Bupati Berau Muharram pada akhir bulan Agustus 2019 lalu.
Disperindag Kutim Bentuk Tim Khusus Razia Kendaraan Modifikasi.
Sementara itu, keluhan beberapa masyarakat tentang sulitnya mendapatkan BBM
karena kalah saing dengan para pengetap mendapatkan respon pemerintah.
Hal tersebut direspon oleh Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Kutai Timur Pasombaran, Jumat (25/10/2019) siang.
Pasombaran sudah menerima keluhan dari masyarakat tentang sulitnya mendapatkan BBM di
beberapa SPBU yang ada di kota Sangatta.
Tidak hanya masyarakat yang melapor adanya kendaraan modifikasi yang membuat ukuran tangki jadi lebih besar.
Pasombaran juga pernah melihat langsung ada salah satu mobil berukuran sedang jenis jip membeli BBM jenis premium.
Namun pada saat ia melihat angka di pompa BBM, jumlah yang masuk ke mobil tersebut kelewat batas.
"Kemarin pernah saya melihat mobil jenis Katana. Yang saya tahu ukuran tangki mobil itu tidak sampai 50 liter.
Kebetulan saya di belakangnya, mau isi bensin saya lihat meterannya bisa sampai 100 liter.
Saya tegur ke petugas jangan lebih dari itu," ucapnya.

Menurutnya tidak ada sanksi khusus bagi para pengetap yang mengisi bahan bakar.
Hanya saja demi kemaslahatan bersama, dirinya berencana akan membuat tim khusus untuk
memberantas pengetap nakal. Hanya saja ia melarang pengetap menggunakan kendaraan modifikasi
untuk mengisi BBM di SPBU.
"Tidak ada larangan pengetap itu yang saya tahu. Tapi kalau memang dia sekali isi sudah kelewat batas langsung ditindak.
Rencananya tim tersebut berisikan Satpol PP, Pertamina dan kepolisian," ucapnya. (jnp)
Pemkab Berau 'Menyerah' Hadapi Pengetab BBM?

Selain di Kutai Timur, pengetab juga merajalela di Kabupaten Berau.
Bahkan terkesan Pemkab Berau sudah 'menyerah' menangani "pencurian" BBM rakyat itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Berau Muharram tampak tak bisa menutupi rasa kecewanya terhadap kinerja tim pengawas
distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG.
Dalam berbagai kesempatan, Bupati Berau Muharram mengkritisi kinerja tim yang terdiri dari sejumlah
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi vertikal itu.
Kekecewaan Bupati Berau Muharram ini sejalan dengan apa yang dilihat dan dirasakan oleh masyarakat.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) selalu dipadati oleh para pengetab.
Nyatanya, para pengetab di Jalan Bujangga, yang rata-rata menggunakan motor Suzuki Thunder berjejer
rapi di sepanjang jalan Gang Tarap.
Pemandangan serupa juga terlihat di lapangan kosong tidak jauh dari SPBU Rinding.
Sementara, para pengetab yang menggunakan mobil bak terbuka, tetap mengantre seperti biasa.
Namun memindahkan BBM dari tangki mobil ke jeriken di Jalan Cemara, Kelurahan Rinding.
Mereka melakukan aksinya di sela-sela rumah warga dan di lokasi bekas galian C.
"Dari hasil evaluasi tidak berhasil, kalau tidak maksimal lebih baik dibubarkan saja, daripada buang-buang
anggaran," tegas Bupati Berau Muharram.

Memurut Bupati Berau Muharram, anggota tim. pengawas ini terlihat bersemangat saat melakukan rapat
koordinasi, namun lemah di lapangan.
"Beda dengan hasil rapat, semua tampak semangat, tapi di lapangan justru sebaliknya,
kesannya kita ( kepala daerah ) diolok-olok, sudah ada kemauan dan anggaran untuk menertibkan, tapi
tidak berjalan," ujar Bupati Berau Muharram.
Wakil Bupati Berau Agus Tantomo membuka turnamen Bupati Cup ke-13 di Lapangan Bola Gunung Tabur,
Minggu (30/6/2019). Turnamen tahunan ini diikuti 43 tim kesebelasan. (HUMASKAB BERAU)
Terpisah, Wakil Bupati Berau Agus Tantomo mengakui, antrean di SPBU yang dilakukan pengetab ini
memang masih marak.
"Kalau di daerah lain, pengetab dan penjual eceran memang ada. Tapi tidak sampai membanjiri SPBU
seperti yang terjadi di tempat kita (Berau)," kata Wakil Bupati Berau Agus Tantomo, Kamis (29/8/2019).
Persoalannya, menurut Wakil Bupati Berau Agus Tantomo karena kurangnya kuota BBM dan jam operasional SPBU.
"Kalau kuota kita cukup, tidak mungkin SPBU tutup sebelum waktunya. Jadi persoalan lain adalah jam operasional SPBU.
Kalau SPBU buka 24 jam, walaupun ada pengetab, ada pengecer BBM di pinggir-pinggir jalan,
masyarakat tetap bisa membeli BBM di SPBU," ujar Wakil Bupati Berau Agus Tantomo.
Selama ini, kata Wakil Bupati Berau Agus Tantomo, yang dikeluhkan masyarakat adalah sulitnya membeli BBM di SPBU.
Karena jam operasional rata-rata mulai pukul 9.00 sampai 15.00 wita, pengetab melakukan aksinya.
Setelah BBM di SPBU habis, otomatis SPBU tutup. (*)
Baca Juga;
• Jadi Pengetab BBM, Mantan Kepala Kampung Diamankan Polres Berau
• Tempatkan Petugas Pengawas di SPBU, Pengetab Tidak Terlihat Lagi
• Masih Layani Pengetab, SIUP SPBU Terancam Dicabut, Ini Surat Edarannya
• Pengetab Kuras BBM di Permukiman Warga, Tim Pengawasnya Mana?
• Pengetab dan Pengecer Ditertibkan, DPRD Minta Pemkab Perhatikan Kebutuhan BBM di Kecamatan Lain