Kabupaten Berau Masih Dihantui Tingginya Angka Kematian Ibu Melahirkan, Ini Penyebabnya

Kabupaten Berau Masih Dihantui Tingginya Angka Kematian Ibu Melahirkan, Ini Penyebabnya,

Editor: Mathias Masan Ola
Tribunkaltim.co, Geafry Necolsen
Penyuluhan kesehatan ibu dan anak di sebuah puskesmas, hingga pemeriksaan kandungan, diharapkan dapat memantau kondisi kesehatan ibu dan janin. 

Pelaksanaan Program Kerjasama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit dalam

Pelayanan Darah, untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu.

Lebih lanjut Alex Pigai mengatakan, Puskesmas tidak memiliki otoritas penuh untuk memberikan transfusi darah.

Diperlukan koordinasi dan kerjasama yang sangat erat antara Puskesmas, Rumah Sakit rujukan dan Unit

Transfusi Darah ( UTD ) untuk menyiapkan persediaan dan menstransfusikan bantuan darah kepada sang

pasien.

Di seluruh Kabupaten Berau sendiri tercatat 4 dari 9 ibu melahirkan, meninggal karena perdarahan di tahun 2017.

Bantuan darah yang tepat waktu dan tepat sasaran menjadi salah satu harapan untuk mencegah jatuhnya

korban ibu meninggal akibat perdarahan saat melahirkan.

Namun demikian, pengumpulan donor sukarela, manajemen donor, proses pengambilan darah,

ketersediaan, penyimpanan dengan prosedur dan kualitas yang didukung infrastruktur dan teknologi

memadai, distribusi atau transportasi ke pusat layanan kesehatan, hingga tindakan medis pemberian

darah kepada pasien, sesederhana yang dibayangkan.

Alex berharap ada perubahan kebijakan. “Jika bank darah atau media penyimpanan dapat disediakan di

Puskesmas, terutama di lokasi yang sangat terpencil,” ujar Alex Pigai.

Selain itu, Puskesmas juga harus diberi

kewenangan untuk mengaplikasikan transfusi darah.

Puskesmas Merapun yang baru didirikan tahun 2016 ini berada sekitar 30 kilometer dari jalan poros Trans

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved