Kabupaten Berau Masih Dihantui Tingginya Angka Kematian Ibu Melahirkan, Ini Penyebabnya
Kabupaten Berau Masih Dihantui Tingginya Angka Kematian Ibu Melahirkan, Ini Penyebabnya,
Kalimantan.
Medannya sangat sulit karena membutuhkan 5-6 jam perjalanan menuju pusat rujukan RSUD dari
Puskesmas belum dari kampung kampung terjauh lainnya. Meski tersedia beberapa klinik yang dijalankan
oleh pihak swasta, namun ibu melahirkan hanya dapat dilayani di Puskesmas Merapun, karena klinik lain
yang ada belum memiliki tenaga yang kompeten.
Sementara itu, Puskesmas Merapun hanya memiliki ruang bersalin yang dapat menampung 2 ibu hamil
saja. “Ini yang kerap menyulitkan kami, manakala pasien yang datang bersalin dalam waktu bersamaan
lebih dari 2 ibu hamil,” ungkap Alex Pigai.
Peningkatan status Puskesmas Merapun agar siap Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED),
sangat diperlukan. Karena setiap bulannya mereka telah rutin melayani 4-5 kelahiran dengan berbagai
kasus.
Kasus Berau Cuma Puncak Gunung Es
Kasus dan tantangan yang dihadapi oleh Alex hanyalah satu dari tingginya angka kematian ibu di
Indonesia. Sejak evaluasi pencapaian Tujuan Pembangunan Millennium (Millennium Development
Goals/MDGs) di tahun 2015.
Saat itu kasus kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia adalah 305 per 100.000 kelahiran, padahal
target yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah 102 per 100.000 kelahiran.