Dewi Tanjung Laporkan Novel Baswedan ke Polisi, PDIP Buang Badan, Ini Respon Sepupu Anies Baswedan
Dewi Tanjung laporkan Novel Baswedan ke polisi, PDIP buang badan, ini respon sepupu Anies Baswedan
TRIBUNKALTIM.CO - Dewi Tanjung laporkan Novel Baswedan ke polisi, PDIP buang badan, ini respon sepupu Anies Baswedan.
Novel Baswedan, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, kembali jadi perbicangan.
Selain kasus yang tak kunjung terungkap, Novel Baswedan yang merupakan sepupu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini, kini dilaporkan politikus PDIP Dewi Tanjung ke polisi, tepatkan ke Polda Metro Jaya.
• Ini Cerita Layangan Putus Part 3, Mommi Asf Ungkap Anak Jaga Penampilan Mirip Ayahnya, Bos Ammar TV?
• DPRD DKI Jakarta: Orang Bodoh Tahu Anggaran Konsultan RW Anies Baswedan Keterlaluan, Ini Rinciannya
• Kabar Buruk Kader PSI William Aditya Sarana, Terancam Dipecat Karena Beri Citra Buruk Anies Baswedan
• Manuver Terlalu Ekstrem ke PKS, Surya Paloh Kena Tegur Jokowi, Ditertawakan Kader Golkar, Responnya?
Dilansir dari Serambinews.com, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi terkait kader PDIP Dewi Ambarwati alias Dewi Tanjung yang melaporkan penyidik KPK Novel Baswedan ke Polda Metro Jaya.
Hasto Kritiyanto menegaskan, apa yang dilakukan Dewi Tanjung tak terkait dengan partai berlambang banteng moncong putih.
"Dewi Tanjung, dia menjadi salah satu caleg tapi apa yang dilakukan tidak terkait dengan partai," kata Hasto Kristiyanto usai menghadiri HUT ke-55 Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (6/11/2019) malam.
Hasto Kristiyanto pun menilai, apa yang dilakukan Dewi Tanjung bersifat pribadi.
Sebab, ia menegaskan tak ada instruksi dari PDIP kepada Dewi Tanjung terkait pelaporan itu.
"Nggak ada (instruksi partai,red). Apa yang dilakukan oleh anggota PDIP biasanya menyuarakan apa yang ada dalam suara hatinya dan itu juga berpijak kepada apa yang ditangkap dari suatu hal yang muncul dari rakyat itu sendiri.
Terkait hal tersebut itu merupakan pribadi ya dari Dewi Tanjung," ungkap Hasto Kristiyanto.
Meski demikian, Hasto Kristiyanto mengaku belum mendapatkan informasi detail apa yang menjadi alasan Dewi Tanjung melaporkan Novel ke polisi.
"Saya belum tahu kalau ada yang melaporkan ya.
Berkaitan hal tersebut karena menurut saya pribadi sebagai Sekjen konsentrasinya sedang menyiapkan pilkada dan konsolidasi internal," kata Hasto.
Dikabarkan sebelumnya, laporan dibuat Dewi Tanjung di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya, Rabu (6/11/2019).
Alasan pelaporan tersebut lantaran kasus penyiraman air keras tersebut tak masuk akal.
"Saya melaporkan Novel Baswedan penyidik KPK terkait dugaan rekayasa kasus penyiraman air keras.
Ada beberapa hal yang janggal dari rekaman CCTV dia, yakni dari bentuk luka, dari perban, kepala yang diperban tapi tiba-tiba mata yang buta begitu kan," kata Dewi di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (6/11/2019).
Klarifikasi Novel Baswedan
Dilansir dari Tribun Mataram, penyidik KPK Novel Baswedan menanggapi tudingan seorang warganet yang menyebut kasus penyerangan terhadapnya merupakan rekayasa.
Tuduhan ini muncul karena ada cuplikan video yang menunjukkan Novel masih bisa melihat setelah diserang orang tak dikenal.
Melalui keterangan tertulis yang disampaikan kuasa hukumnya, Alghiffari Aqsa, Novel menjelaskan bahwa video itu diambil pada kurun waktu April-Juli 2017.
Novel Baswedan mengatakan, saat itu ia belum menjalani operasi osteo odonto keratoprosthesis (OOKP).
"Saat itu belum dilakukan operasi OOKP pada mata kiri saya karena Prof Donald Tan sedang upayakan dengan stem cell dengan cara dipasang selaput membran plasenta pada kedua mata saya untuk menumbuhkan jaringan yang sudah mati," kata Novel, Selasa (5/11/2019).
Novel Baswedan melanjutkan, upaya itu rupanya tidak menemui hasil hingga Agustus 2017.
Bahkan, dalam waktu enam bulan diperkirakan kedua mata Novel Baswedan dapat tak bisa melihat sepenuhnya.
Oleh sebab itu, barulah Novel Baswedan menjalani operasi OOKP yang membuat kondisi mata dia terlihat rusak sebagaimana yang terlihat saat ini.
"Saat itu bila orang lihat mata kiri saya seperti tidak sakit, bahkan tidak merah dan bening, seperti kelereng.
Tapi sebenarnya selnya justru sudah banyak yang mati dan fungsi melihatnya sangat kurang," ujar Novel Baswedan.
"Jadi wajar saja orang awam mengira saya tidak sakit," kata Novel Baswedan.
Novel Baswedan menyatakan, proses pengobatannya masih terus berjalan dan didampingi oleh perwakilan KPK.
Ia pun memastikan setiap perkembangan dari proses pengobatan selalu dilaporkan ke pimpinan KPK.
Tudingan rekayasa kasus Novel kembali muncul lewat sebuah video yang viral di media sosial.
Dalam video itu, seorang perempuan mempertanyakan kebenaran kasus Novel karena mata Novel Baswedan terlihat normal dan masih bisa melirik ke seorang wartawan yang menyapanya di rumah sakit dalam sebuah cuplikan tayangan berita yang ia lampirkan.
"Video tersebut di-share 19 April dan kejadian dia kena siram air keras itu kalau enggak salah tanggal 19 April.
Yang aku pertanyakan, saat Novel Baswedan tertangkap kamera dari TV NET, kalau dia sedang disorot sama TV NET gitu, kok matanya masih bisa melirik seperti biasa ke arah kamera, sedangkan katanya kena air keras," ujar perempuan dalam video tersebut.
Hingga saat ini, polisi belum dapat menangkap pelaku penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan.
Kasus ini belum juga terungkap hingga lebih dari dua tahun. Berbagai target penyelesaian yang disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi seperti tidak ada arti.
Paling mutakhir, Presiden Jokowi menugaskan Kapolri yang baru dipilih, Jenderal (Pol) Idham Azis, untuk mengungkap kasus Novel Baswedan pada Desember 2019. (*)