Surplus Listrik Teluk Sumbang Bisa Terangi Biduk-Biduk 24 Jam: PLN Tak Sanggupi Bangun Tiang Listrik
Surplus Listrik Teluk Sumbang Bisa Terangi Biduk-Biduk 24 Jam: PLN Tak Sanggupi Bangun Tiang Listrik,
TRIBUNKALTIM.CO, BERAU - Surplus Listrik Teluk Sumbang Bisa Terangi Biduk-Biduk 24 Jam: PLN Tak Sanggupi Bangun Tiang Listrik.
Ada cara dapat ditempuh oleh pemerintah dalam memenuhi kebutuhan
listrik di Kampung Wisata Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kaltim. Surplus listrik di Kampung Teluk
Sumbang yang berada bersebelahan dengan Biduk-Biduk bisa dimanfaatkan untuk menjawab persoalan itu.
Ketua Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Kampung Teluk Sumbang, Rujeham mengungkapkan, tahun
2017 kampungnya mendapat bantuan program pembangungan PLTS Komunal yang berasal dari luar
negeri. Tahun berikutnya, dibeberkan olehnya, PLTS Komunal sudah dapat digunakan oleh masyarakat
“Sebelum adanya PLTS ini tahun 2018 lalu, kami jauh lebih ketinggalan dari tetangga kampung kami, yakni
Biduk-Biduk. Ya, sebelumnya kami tidak pernah merasakan listrik dari negara,” ujarnya kepada
Tribunkaltim.co, di lokasi PLTS Komunal Teluk Sumbang, Kabupaten Berau, pada Kamis (7/11/2019).
“Namun, setelah PLTS aktif masyarakat kami dapat teraliri listrik selama 24 jam. Bahkan, listrik yang
diproduksi oleh PLTS kami ini berlebih. Sehingga, sebenarnya kelebihan listrik tersebut bisa dialirkan ke
Biduk-Biduk yang saat ini hanya teraliri listrik selama 12 jam saja menjadi selama 24 jam,” lanjutnya.
“Listrik yang dihasilkan oleh PLTS ini sebesar 430 kwh. Pada siang hari, listrik yang digunakan paling
sebesar 15 kwh. Nanti, kalau malam hari baru penggunaan listrik sebesar 30 kwh.
Sehingga, masih ada 400 kwh listrik tersisa yang dihasilkan oleh PLTS ini. Sejauh ini ada 130 KK yang sudah
dialiri listrik,” paparnya.
Dengan surplus listrik itulah, disampaikan Rujeham, PLTS Komunal dapat mengaliri listrik hingga ke
Kampung Biduk-Biduk. Namun, bukan segampang itu, dituturkan olehnya, niat untuk mengalirkan listrik ke
kampung wisata tersebut sudah ada sejak awal dioperasikannya PLTS Komunal ini. Namun, beberapa
kendala membuat niat tersebut urung dilaksanakan.
“Jaringan listrik yang tidak dapat disanggupi PLN, menjadi kendala terbesar keinginan kita memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat Biduk-Biduk. PLN menyatakan tidak sanggup, saat diminta membangun
jaringan listrik sepanjang kurang lebih 35 kilometer dari Teluk Sumbang. Jadi, PLTS ini tidak bisa
menjangkau sampai sana,” jelasnya.
PLN akan menyanggupi pembangunan jaringan listrik tersebut, dituturkan Rujeham, apabila diantara
Kampung Teluk Sumbang-Kampung Biduk-Biduk terdapat perkampungan lain atau hunian masyarakat. Hal
ini, dibeberkan Rujeham, juga telah disampaikan oleh pihak PLN kepada pihaknya saat berkunjung ke PLTS
Komunal Teluk Sumbang.
“Sudah disampaikan oleh PLN soal itu. Jadi, ya sampai sekarang tidak bisa kita alirkan listrik ke Biduk-Biduk.
Apabila bisa dialirkan ke Biduk-Biduk, maka nantinya akan ada kerjasama antara PLTS kami dengan PLN.
Itu sudah disampaikan oleh pihak PLN saat ke kampung kami ini. Tapi, apa boleh buat PLN tidak sanggup,”
katanya.
Untuk pengelolaan PLTS Komunal ini, Rujeham mengungkapkan, masyarakat hanya dikenakan biaya sesuai
dengan harga beli listrik yang ditetapkan oleh PLN. Seluruh biaya tersebut, akan digunakan untuk
membayar upah operator, perawatan PLTS dan jaringan listrik milik masyarakat.
“4 bulan pertama, kita kesulitan melakukan pemeliharaan alat dan jaringan. Sebab, pendapatan dari warga
tidak bangak. Namun, setelah banyak masyarakat yang menyambung listrik ke PLTS akhirnya kita bisa
membuayai semua kebutuhan yang akan dikeluarkan. Sejauh ini, hasil dari PLTS sebesar Rp 13 juta/bulan,”
ungkapnya. (ink)
Profil PLTS Komunal Teluk Sumbang
- Produksi Listrik : 430 kwh
- Listrik Terpakai : 15-30 kwh
- Surflus Listrik : 400 kwh
- Harga Listrik/kwh : Rp 1.460
- Jumlah Pelanggan : 130 KK
- Target Pelanggan : 201 KK, 726 Jiwa
Sumber Ketua PLTS Komunal Teluk Sumbang (ink)
Pesisir Berau Dihantam Puting Beliung, Rumah Warga dan PLTS Rusak Parah
Beberapa waktu lalu puting beliung menghantam Kampung Balikukup, Kecamatan Batu Putih.
Cuaca ekstrem terus melanda wilayah pesisir selatan Kabupaten Berau.
Setelah dihantam angin puting beliung di Kecamatan Talisayan, Kamis (1/10/2018) puting beliung kembali
menghantam Kampung Balikukup, Kecamatan Batu Putih.
Tidak hanya menghancurkan rumah-rumah warga, puting beliung juga memporak-porandakan panel surya
yang menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Balikukup. Kapolsek Bidukbiduk, AKP Herman
membenarkan informasi ini.
"Kejadian diperkirakan sekitar pukul 01.00 Wita saat masyarakat sedang istirahat malam. Angin puting
beliung menghantam beberapa rumah di RT 3 dan juga PLTS. Ada beberapa rumah warga yang juga rusak
bagian atap maupun dapur, tapi yang lebih parah itu PLTSnya. Tetapi tidak ada korban jiwa," ungkapnya.
Masyarakat bersama aparat tengah bergotong royong membersihkan puing-puing bangunan yang
berserakan dan merapikan panel PLTS yang mengalami kerusakan cukup parah.
"Saat ini kita fokus gotong royong bantu warga membersihkan serpihan bangunan yang berserakan dan
mengecek kondisi PLTS," tandasnya.
Kerusakan PLTS ini dikhawatirkan akan menganggu aktivitas masyarakat. Karena itu, Wakil Bupati Berau,
Agus Tantomo memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memeriksa lokasi
kerusakan, membantu masyarakat sekaligus memperhitungkan kemungkinan untuk memperbaiki PLTS.
Pasalnya, masyarakat di wilayah pesisir sangat bergantung pada PLTS. Wilayah pesisir selatan masih minim
jaringan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di pesisir yang
paling memungkinkan adalah PLTS.
Karena mengalami kerusakan lebih dari 50 persen akibat puting beliung, maka perlu dilakukan perbaikan segera.
"Sebenarnya PLTS ini dibangun oleh Kementerian ESDM (Energi Sumber Daya Mineral). Saya harus
pastikan dulu apakah statusnya sudah diserahkan ke Pemkab Berau atau belum. Kalau sudah diserahkan
ke kami, akan kami perbaiki," kata Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau, Tekad Sumardi telah
memberikan peringatan kepada masyarakat agar mewaspadai kemungkinan munculnya
angin puting beliung.
Terutama di wilayah pesisir, pasalnya puting beliung bisa muncul di darat dan di laut. Puting beliung di laut
sangat membahayakan para nelayan maupun arus lalu lintas transportasi air.
"Masyarakat menghindar saja kalau melihat puting beliung. Tidak perlu mengambil gambar (foto atau
video), sebaiknya menyelamatkan diri saja," tegasnya. (*)
Baca Juga;
• Desa Muhuran Alami Krisis Listrik, Tawarkan PLTS Komunal bila PLN tak Mampu Bangun Infrastruktur
• 17 Desa di Kukar masih Krisis Listrik, Bupati Edi Dorong Pembangunan PLTS Komunal
• Peningkatan Kapasitas PLTS Desa Muara Enggelam, Tunggu Teknis untuk Pasang Panel Surya