Sopir Truk Menginap di SPBU Bontang Antre Panjang, Praktik Pengetap Solar Subsidi Bergentayangan

Ada banyak sopir truk menginap di SPBU Bontang antre panjang, Praktik pengtap solar subsidi bergentayangan

Editor: Budi Susilo
TribunKaltim.Co/Ikhwal Setiawan
Ada banyak sopir truk menginap di SPBU Bontang antre panjang, Praktik pengtap solar subsidi bergentayangan 

Ketua Komisi II DPRD Bontang, Rustam mengatakan segera menyurati pihak Pertamina atas kondisi yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir di Bontang.

"Kami akan surati segera Pertamina untuk mempertanyakan masalah ini ke mereka," ujar Rustam saat dikonfirmasi, Jumat (8/11/2019).

Dia menambahkan, pihaknya juga bakal memanggil Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (Diskop-UKMP) terkait masalah ini.

Antrean panjang para pengemudi kendaraan tentu memberi dampak negatif untuk mereka. Sebab, para supir harus menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membeli solar.

"Coba bayangkan berapa kerugian mereka untuk beli solar, padahal mereka itu beli loh," ujarnya.

Pihaknya pun bakal meminta instansi terkait untuk menyelidiki penjualan SPBU di Bontang. Menurutnya, persoalan ini harus segera terurai agar tak berlarut-larut. 

Gejala Banyak pengetap di Berau

Berita sebelumnya, sama halnya di Berau Kalimantan Timur

Aktivitas para pengetap bahan bakar minyak atau BBM di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum  atau SPBU Kabupaten Berau kian meresahkan.

Antrean panjang menjadi pemandangan sehari-hari. Keluhan masyarakat yang dilontarkan secara langsung, maupun melalui media sosial dari berbagai platform seolah luput dari perhatian.

"Sampai kapan kondisi SPBU kita seperti ini (antrean mengular). Bensin, solar bersubsidi selalu dipenuhi pengetap.

Bagaimana nelayan tidak mengeluh kesulitan mendapat BBM," kata Samsul yang mengaku berpofresi sebagai nelayan.

 Kapolres Kutai Timur Tegaskan akan Menindak Pengetap yang Isi BBM di SPBU Berulang-ulang

 Pemkab Kutai Timur akan Menindak Tegas Para Pengetap yang Mengisi BBM Berkali-kali, Ini Alasannya

 Keluhkan Pengetap di Sangatta, Warga Keluhkan Antre Berjam-jam dan Kehabisan BBM

 Masyarakat Mengeluh Maraknya Pengetap di SPBU Sangatta, Sepeda Motor bisa Bawa Drum Beli BBM

Samsul mengatakan, sebagai nelayan tradisional, dirinya hanya membutuhkan BBM sekitar 20 liter untuk mencari ikan di sungai, dengan perahu mesin tempel miliknya.

Di sekitar SPBU, memang banyak pedagang yang menjual BBM eceran. Tapi harganya lebih mahal, sama dengan harga BBM non subsidi.

Satu jerigen BBM jenis premium misalnya, dijual Rp 120 ribu per liter.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved