Breaking News

Soal Event yang Identik LGBT di Pentacity Balikpapan, Manajemen Klarifikasi Maaf dan akan Selektif

Soal Event yang Identik LGBT di Pentacity Balikpapan, Kalimantan Timur, pihak manajemen klarifikasi Maaf dan akan selektif

Editor: Budi Susilo
Shoppingcenter.com
Bangunan Pentacity Balikpapan. Soal Event yang Identik LGBT di Pentacity Balikpapan Kalimantan Timur, Pihak manajemen klarifikasi Maaf dan akan selektif 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pagelaran event Our Zeal 2019 yang diselenggarakan Swaggywaacky di Pentacity Mall Balikpapan Super Block (BSB), Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Sabtu malam, (9/11/2019) lalu menuai protes.

Dalam event tersebut mengusung tema Kpop dance cover dan 2 on 2 style battle dan menampilkan peserta dari berbagai kalangan dan usia.

Namuan acara itu menuai protes dari Aliansi Muslim Bersatu yang menganggap pertunjukan tersebut banyak menampilkan konten negatif.

Sederet Fakta Jovi Adhiguna Unjuk Gigi di Pentacity, Walikota dan Petisi Balikpapan Sampai Isu LGBT

Mieke Henny DPRD Balikpapan Sebut Alhamdulillah Acara LGBT di Pentacity Dibatalkan

Ternyata Begini Penyebab Terjadinya Kasus LGBT Menurut Pandangan Psikolog Asal Bandung

Aliansi Muslim Bersatu Datangi Mapolresta Balikpapan, Protes Even yang Identik LGBT

8 Fakta Ibu Kandung Bunuh Anak Gara-gara jadi LGBT: Berawal dari Aduan Istri Korban saat Minta Cerai

Seperti menampilkan peserta pria yang bergaya dan berpenampilan seperti perempuan.

Alhasil, Aliansi Muslim Bersatu melaporkan acara tersebut ke Polres Balikpapan, Senin (11/11/2019).

Sekretaris FPI Kota Balikpapan, Oki M Alfiansyah mengatakan dalam pertemuan itu juga pihak Kepolisian akan memanggil EO kegiatan dan managemen Pentacity untuk memberikan klarifikasi atas terselenggaranya acara tersebut.

Menanggapi hal tersebut, pihak Pentacity akhirnya angkat bicara dan memberikan klarifikasi agar tidak membuat suasana semakin gaduh.

Sehubungan dengan adanya acara Anniversary Swaggy Waacky yang ke-5 di Pentacity Mall Balikpapan, pihak Pentacity ingin mengklarifikasi berita tersebut.

Menurut Deputi General Manager Pentacity Meivy Mergan, acara tersebut bukanlah Pentacity yang menggelar, namun acara tersebut diperkasai oleh Swaggy Waacky Dance Crew.

"Itu bukan Pentacity yang buat, tapi Swaggy Waccky," ujarnya saat dihubungi Wartawan Tribunkaltim.co melalui sambungan telepon, Selasa (12/11/2019).

Dirinya menambahkan, pihak Event Organizer juga tidak menjelaskan kepada pihaknya jika dalam penyelenggaraan acara tersebut mengandung sesuatu yang dianggap tidak pantas untuk ditonton khalayak umum.

Walau bukan Pentacity yang mengadakan acara, namun lantaran Pentacity sebagai tempat untuk menyelenggarakan acara Anniversary Swaggy Waacky ke-5, untuk itu pihak Pentacity merasa dirinya perlu untuk meminta maaf kepada seluruh warga Balikpapan yang merasa tercederai dengan terselenggaranya acara tersebut.

Lebih lanjut, Ia juga menyampaikan bahwa acara tersebut bukan termasuk dari rangkaian acara Market World yang sebelumnya juga digelar di Pentacity Mall, Oktober lalu.

Pihaknya kembali menegaskan, manajemen Pentacity juga menentang hal-hal yang bermuatan atau mengandung unsur yang mengarah kepada LGBT atau kegiatan yang identik dengan perubahan karakter seperti pria menyerupai wanita, begitu juga sebaliknya.

Selain itu, Manajemen Pentacity juga akan lebih selektif dalam hal membangun kerjasama dengan event organizer atau penyelenggara acara dalam bentuk apa pun yang akan digelar di Pentacity Mall Balikpapan.

"ke depan kita akan lebih selektif lagi, biar tidak terjadi seperti hal ini," tuturnya. 

Berita sebelumnya, Pentacity mendapat protes dari elemen masyarakat. 

Aliansi Muslim Bersatu datangi Mapolresta Balikpapan, protes even yang identik LGBT

Sejumlah warga yang tergabung dalam Aliansi Muslim Bersatu mendatangi kantor Polres Balikpapan,

terkait protes penyelenggaraan event Our Zeal 2019 yang di selenggarakan  Swaggywaacky di Pentacity Mall Balikpapan Super Block (BSB) pada Sabtu malam, (9/11/2019) lalu.

Dalam event tersebut mengusung tema Kpop dance cover dan 2 on 2 style battle dan menampilkan peserta dari berbagai kalangan dan usia.

Namun, protes tersebut tertuju pada bentuk kegiatan yang banyak menampilkan konten negatif seperti menampilkan peserta pria yang bergaya dan berpenampilan seperti perempuan.

 Taupan Majid Bakal Ramaikan Pilkada Berau, Begini Cerita Awalnya

 Adian Napitupulu Anggota Megawati Tekan Prabowo Subianto, eks Danjen Kopassus Beri Jawaban Tegas

 Kritik Antrean Panjang BBM Solar di Bontang, Anggota Dewan Ini Sampaikan Melalui Pantun

 Janda Muda di Kubar Bertambah 36 Orang, Rata-rata Akibat Suami Selingkuh

Kedatangan Aliansi Muslim bersatu di Mapolres Balikpapan disambut Kasat Intel Polres Balikpapan, AKP Sarbini. Senin, (11/11/2019).

"Kegiatan ini sangat meresahkan kami warga Balikpapan," ujar Oki M Alfiansyah yang juga Sekretaris FPI Kota Balikpapan.

Dikatakan Oki, dalam pertemuan itu juga pihak Kepolisian akan memanggil EO kegiatan dan managemen Pentacity untuk memberikan klarifikasi atas terselenggaranya acara tersebut.

Bahkan, pihak kepolisian juga tegas mengatakan tidak menerima surat izin kegiatan event tersebut.

"Polisi juga bilang gak ada dapat surat acara itu, bisa jadi kegiatannya dilaksanakan diam-diam," ungkapnya.

Dirinya berharap, kegiatan yang meresahkan dan event yang identik dengan mengarah ke LGBT ini tidak lagi terlaksana di Kota Balikpapan.

Ia juga meminta aparat Kepolisian lebih memperketat perizinan kegiatan-kegiatan baik di masyarakat maupun di mal.

"Kita gak ingin kejadian ini terulang lagi," harapnya.

Sementara itu, Kapolres Balikpapan, AKBP Wiwin Fitra melalui Kasat Intel AKP Sarbini menjelaskan, pihaknya tidak ada menerima surat izin keramaian event tersebut dan telah mengklarifikasi kepada massa yang mendatangi kantor Polres Balikpapan.

"Kami sudah sampaikan ke massa bahwa kegiatan itu tidak ada pemberitahuan ke Kepolisian, kemudian baik EO dan managemen telah kita panggil untuk diinterogarasi," tegasnya.

Namun, ia menekankan, kegiatan tersebut tidak ada kaitannya dengan LGBT, hanya saja penampilan dalam kegiatan tersebut memang dianggap lelaki yang menyerupai dan berpenampilan seperti perempuan.

"Tapi ini gak ada sangkutannya sama LGBT," ucapnya.

Ia juga menambahkan, kedepan pihaknya akan memperketat perizinan kegiatan di masyarakat guna menghindari kegiatan yang bersifat negatif.

"Kedepan kita akan lebih perhatikan lagi kegiatan masyarakat," pungkasnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved