Toleransi Antar Umat Beragama Ditunjukan Warga Perbatasan, Ini Kegiatan TNI dan Warga Perbatasan

Toleransi Antar Umat Beragama Ditunjukan Warga Perbatasan, Ini Kegiatan TNI dan Warga Perbatasan,

Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Mathias Masan Ola
HO/Penrem 091/ASN
TAPAL BATAS - Prajurit TNI Batalyon Infanteri Raider 600/Modang yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) antara Republik Indonesia dan Malaysia di Pos Aji Kuning, melaksanakan karya bakti berupa rehab masjid Al-Hikmah di Kampung Rambutan, desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik, Kalimantan Utara, Minggu (17/11/2019). 

pemulangan Satgas Pamtas RI-Malaysia tersebut bukanlah menjadi akhir dari penugasan selanjutnya.

"Ini bukan pasukan yang terakhir, mereka silih berganti, menjaga perbatasan RI-Malaysia," tegasnya

Lebih lanjut ia menjelaskan,  kondisi di wilayah perbatasan antara negara Indonesia dan Malaysia

khususnya di Kabupaten Mahakam Ulu terus membaik hingga saat ini.

"Berkat adanya Satgas Pamtas ini kondisi di wilayah perbatasan seperti di Kabupaten Mahakam Ulu terus

membaik, kasus-kasus penyelundupan barang ilegal sudah mulai berkurang, begitu juga dengan kondisi

keamanan wilayah," ujarnya (*)

Cerita Satgas Pamtas RI-Malaysia, Terpaksa Puasa Berhari-hari Saat Kehabisan Logistik

Sebelumnya diberitakan, terlibat sebagai satuan tugas pengamanan perbatasan (Satgas Pamtas) RI-

Malaysia bukanlah perkara yang mudah. Pasalnya,  wilayah perbatasan merupakan salah satu wilayah

yang termasuk obyek vital dan terbilang cukup rawan.

Selain itu, di wilayah perbatasan khusunya perbatasan antara Negara Indonesia dan Negara Malaysia juga

hampir semua kondisi akses jalan sangat sulit, bahkan sama sekali tidak bisa diakses  kendaraan darat.

Sehingga keterlambatan pengiriman logistik serta kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya menjadi hal

yang sering kali terjadi.

Seperti Satgas Pamtas RI-Malaysia yang baru saja purna tugas menjaga wilayah perbatasan antara Negara

Indonesia dan Negara Malaysia selama satu tahun.

Satgas Pamtas RI-Malaysia ini dikembalikan ke satuan masing-masing pada Selasa (23/7/2019)

menggunakan KRI Teluk Hading,

yang di berangkatkan dari pelabuhan Nunukan menuju Pelabuhan Semayang Balikpapan, Kalimantan Timur.

Pulang ke tanah air, Ratusan prajurit satgas Pamtas RI-Malaysia tiba pelabuhan Semayang Balikpapan,

mereka akan di pulangkan ke satuannya masing-masing. (TribunKaltim.CO/Zainul)

Mereka berjumlah 450 prajurit dari Satuan Yonif 144  Jalayuda Kodam II Sriwijaya yang tergabung dalam

Korps Dam VI Mulawarman.

Kisah hidup mereka selama menjaga tegaknya patok perbatasan Negara Indonesia dan Malaysia cukup

memprihatinkan sekaligus menyayat hati.

Pasalnya, untuk menyambung hidup saja mereka harus berharap tada hujan, jika hujan tidak turun maka

mereka otomatis kesulitan air,

kerena di wilayah perbatasan tersebut sangat sulit ketersediaan air bersih sebab berada pada dataran

pegunungan yang mencapai ketinggian di atas rata-rata.

Selain terpaksa puasa berhari-hari, juga sampai makan daun - daunan demi bertahan hidup

lantaran logistik belum terkirim karena proses pengiriman terhambat oleh faktor cuaca.

Pengiriman logistik tidak dapat dilakukan dengan akses darat karena tidak ada akses jalan raya, jalan satu-

satunya untuk mengirim logistik adalah menggunakan helikopter.

Sementara  helikopter tersebut harus menyesuaikan kondisi cuaca agar dapat bisa terbang

mengirim logistik dengan jarak yang mencapai ratusan kilometer.

"Medan di sana kan cukup ekstrim, kemana-mana harus menggunakan helikopter karena tidak bisa

diakses dengan kendaraan lain," katanya.

Ditanya mengenai pos mana saja yang medannya sulit, perwira TNI berpangkat melati dua di pundaknya

itu mengatakan, semua posko yang ada di perbatasan RI-Malaysia tidak ada yang tidak sulit.

"Rata-rata posnya susah, itu semua harus lewat udara. Saya harus pake heli dan gak bisa lewat darat kalau

berkunjung dari posko yang satu ke posko yang lainnya," terangnya

Mengenai kebutuhan pokok sehari-hari, para prajurit penjaga perbatasan RI-Malaysia ini serba terbatas

dan dituntut harus kreatif dan memiliki strategi khusus agar dapat bisa makan.

"Iya kalau kebutuahan air di sana, selama ini menggunakan tada hujan, logistik di dorong harus

menggunakan heli tidak bisa kendaraan lain,"jelasnya

Pengiriman logistik itu pun tidak selancar seperti yang diharapkan, karena sangat ketergantungan dengan

kondisi cuaca sehingga keterlambatan tak bisa terhindarkan.

Baca Juga;

Hadiri Serah Terima Satgas Pamtas RI-Malaysia, Bupati: Terima Kasih TNI Telah Jaga Perbatasan

Sedih dan Haru Warnai Pelepasan 450 Prajurit Satgas Pamtas Yonif Raider 600 Modang ke Perbatasan

Prajurit Satgas Pamtas Yonif Rider 303 SSM Tiba di Kota Tarakan, 900 Prajurit Amankan Perbatasan

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved