Toleransi Antar Umat Beragama Ditunjukan Warga Perbatasan, Ini Kegiatan TNI dan Warga Perbatasan
Toleransi Antar Umat Beragama Ditunjukan Warga Perbatasan, Ini Kegiatan TNI dan Warga Perbatasan,
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Mathias Masan Ola
pemulangan Satgas Pamtas RI-Malaysia tersebut bukanlah menjadi akhir dari penugasan selanjutnya.
"Ini bukan pasukan yang terakhir, mereka silih berganti, menjaga perbatasan RI-Malaysia," tegasnya
Lebih lanjut ia menjelaskan, kondisi di wilayah perbatasan antara negara Indonesia dan Malaysia
khususnya di Kabupaten Mahakam Ulu terus membaik hingga saat ini.
"Berkat adanya Satgas Pamtas ini kondisi di wilayah perbatasan seperti di Kabupaten Mahakam Ulu terus
membaik, kasus-kasus penyelundupan barang ilegal sudah mulai berkurang, begitu juga dengan kondisi
keamanan wilayah," ujarnya (*)
Cerita Satgas Pamtas RI-Malaysia, Terpaksa Puasa Berhari-hari Saat Kehabisan Logistik
Sebelumnya diberitakan, terlibat sebagai satuan tugas pengamanan perbatasan (Satgas Pamtas) RI-
Malaysia bukanlah perkara yang mudah. Pasalnya, wilayah perbatasan merupakan salah satu wilayah
yang termasuk obyek vital dan terbilang cukup rawan.
Selain itu, di wilayah perbatasan khusunya perbatasan antara Negara Indonesia dan Negara Malaysia juga
hampir semua kondisi akses jalan sangat sulit, bahkan sama sekali tidak bisa diakses kendaraan darat.
Sehingga keterlambatan pengiriman logistik serta kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya menjadi hal
yang sering kali terjadi.
Seperti Satgas Pamtas RI-Malaysia yang baru saja purna tugas menjaga wilayah perbatasan antara Negara
Indonesia dan Negara Malaysia selama satu tahun.
Satgas Pamtas RI-Malaysia ini dikembalikan ke satuan masing-masing pada Selasa (23/7/2019)
menggunakan KRI Teluk Hading,
yang di berangkatkan dari pelabuhan Nunukan menuju Pelabuhan Semayang Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pulang ke tanah air, Ratusan prajurit satgas Pamtas RI-Malaysia tiba pelabuhan Semayang Balikpapan,
mereka akan di pulangkan ke satuannya masing-masing. (TribunKaltim.CO/Zainul)
Mereka berjumlah 450 prajurit dari Satuan Yonif 144 Jalayuda Kodam II Sriwijaya yang tergabung dalam
Korps Dam VI Mulawarman.
Kisah hidup mereka selama menjaga tegaknya patok perbatasan Negara Indonesia dan Malaysia cukup
memprihatinkan sekaligus menyayat hati.
Pasalnya, untuk menyambung hidup saja mereka harus berharap tada hujan, jika hujan tidak turun maka
mereka otomatis kesulitan air,
kerena di wilayah perbatasan tersebut sangat sulit ketersediaan air bersih sebab berada pada dataran
pegunungan yang mencapai ketinggian di atas rata-rata.
Selain terpaksa puasa berhari-hari, juga sampai makan daun - daunan demi bertahan hidup
lantaran logistik belum terkirim karena proses pengiriman terhambat oleh faktor cuaca.
Pengiriman logistik tidak dapat dilakukan dengan akses darat karena tidak ada akses jalan raya, jalan satu-
satunya untuk mengirim logistik adalah menggunakan helikopter.
Sementara helikopter tersebut harus menyesuaikan kondisi cuaca agar dapat bisa terbang
mengirim logistik dengan jarak yang mencapai ratusan kilometer.
"Medan di sana kan cukup ekstrim, kemana-mana harus menggunakan helikopter karena tidak bisa
diakses dengan kendaraan lain," katanya.
Ditanya mengenai pos mana saja yang medannya sulit, perwira TNI berpangkat melati dua di pundaknya
itu mengatakan, semua posko yang ada di perbatasan RI-Malaysia tidak ada yang tidak sulit.
"Rata-rata posnya susah, itu semua harus lewat udara. Saya harus pake heli dan gak bisa lewat darat kalau
berkunjung dari posko yang satu ke posko yang lainnya," terangnya
Mengenai kebutuhan pokok sehari-hari, para prajurit penjaga perbatasan RI-Malaysia ini serba terbatas
dan dituntut harus kreatif dan memiliki strategi khusus agar dapat bisa makan.
"Iya kalau kebutuahan air di sana, selama ini menggunakan tada hujan, logistik di dorong harus
menggunakan heli tidak bisa kendaraan lain,"jelasnya
Pengiriman logistik itu pun tidak selancar seperti yang diharapkan, karena sangat ketergantungan dengan
kondisi cuaca sehingga keterlambatan tak bisa terhindarkan.
Baca Juga;
• Hadiri Serah Terima Satgas Pamtas RI-Malaysia, Bupati: Terima Kasih TNI Telah Jaga Perbatasan
• Sedih dan Haru Warnai Pelepasan 450 Prajurit Satgas Pamtas Yonif Raider 600 Modang ke Perbatasan
• Prajurit Satgas Pamtas Yonif Rider 303 SSM Tiba di Kota Tarakan, 900 Prajurit Amankan Perbatasan