Maju Pilkada Rekan William Aditya PSI Tiru Strategi Sandiaga Uno di Pilgub Jakarta Kalahkan Ahok BTP
Maju Pilkada, rekan William Aditya Sarana PSI tiru strategi Sandiaga Uno di Pilgub Jakarta yang kalahkan Ahok BTP
TRIBUNKALTIM.CO - Maju Pilkada, rekan William Aditya Sarana PSI tiru strategi Sandiaga Uno di Pilgub DKI Jakarta yang kalahkan Ahok.
Faldo Maldini, eks politisi Partai Amanat Nasional yang kini berpindah ke Partai Solidaritas Indonsesia atau PSI bertekad maju di Pilkada Sumatera Barat atau Sumbar.
Faldo Maldini, rekan separtai William Aditya Sarana ini bertekad meniru cara sosiliasasi Sandiaga Uno di Pilgub DKI Jakarta yang berpasangan dengan Anies Baswedan.
Dilansir dari Kompas.com, Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia atau PSI Sumatera Barat, Faldo Maldini berencana mengunjungi 500 titik di Provinsi Sumbar.
Hal itu dilakukan Faldo Maldini untuk meningkatkan elektabilitas menjelang Pemilihan Kepala Daerah 2020.
Faldo Maldini sebelumnya telah mendeklarasikan diri untuk maju pada Pilkada Sumbar 2020.
• Soal Presiden Dipilih MPR, Mardani Ali Sera PKS Beda dengan PBNU, Oligarki, Tak Ada Jokowi dan SBY
• Selangkah Lagi, Putra Sukmawati dan Jokowi Bergandengan di Pilkada Solo, Kunci di Prabowo Subianto
• Bandingkan Gaji yang Diberikan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan untuk PNS, Bagaikan Bumi dan Langit
"Saya bakal mengunjungi 500 titik di kabupaten dan kota se-Sumbar dan saat ini baru 200 titik yang saya kunjungi," kata Faldo Maldini, saat silaturahmi dengan generasi muda Agam di Lubukbasung, Selasa (26/11/2019).
Dalam kunjungan itu, ia memaparkan "Sumangaik Sambilan" untuk perubahan Sumbar.
Program itu seperti, Sumangaik Baraja dan Sumangaik Mangaji yang berisi gagasan tentang pendidikan, Sumangaik Raun tentang infrastruktur pendukung, Sumangaik Manggaleh berisi gagasan tentang industri, dan Sumangaik Bakawan tentang jejaring dan hubungan kerja sama.
Lalu, Sumangaik Malayani tentang pelayanan publik berbasis partisipasi masyarakat, Sumangaik Bajaleh tentang transparansi APBD, Sumangaik Badayo berisi gagasan peningkatan kesejahteraan perempuan dan anak.
Terakhir Sumangaik Basegeh tentang inovasi berbagai bidang.
"Mudah-mudahan ada perubahan untuk Sumbar nantinya dengan program tersebut," ujar Faldo Maldini.
Ia mengakui, kunjungan ke 500 titik itu terinspirasi dari mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, pada Pilgub DKI Jakarta 2017.
Saat itu, banyak warga DKI Jakarta belum mengenal Sandiaga Uno.
Namun, setelah mengunjungi 500 lokasi di DKI Jakarta, elektabilitas Sandiaga Uno meningkat.
Bahkan, Sandiaga Uno mampu memenangi Pilkada DKI Jakarta bersama Anies Baswedan, mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok BTP.
Dengan kunjungan itu, mantan ketua BEM Universitas Indonesia pertama dari Sumbar itu yakin, elektabilitas cukup tinggi nantinya.
Sehingga dilirik partai politik lain untuk diusung menjadi Gubernur.
"Apabila maju pada Pilkada 2020, saya bakal menunjuk Sandiaga Uno sebagai juru bicara saat Pilkada nanti," ujar dia.
Ia yang baru berusia 29 tahun saat jadwal pendaftaran calon Gubernur Sumbar 2021-2026 ditutup, harus berjuang ke Mahkamah Konstitusi (MK) agar bisa berpartisipasi.
Ini karena menurut UU Pilkada, syarat umur calon Gubernur minimal 30 tahun.
"Kita optimis menang di MK sehingga bisa ikut sebagai calon termuda dalam Pilgub Sumbar," kata Faldo Maldini.
Bertemu Zulkifli Hasan
Dikutip dari tayangan Kompas Malam di Kompas Tv, Faldo Maldini menyebut keluarnya dirinya dari PAN dilakukan dengan baik-baik.
Faldo Maldini juga menyebut sudah membicarakan kondisi dirinya dengan para petinggi di PAN.
"Saya bertemu Pak Zul, bertemu Pak Edi, menanyakan, diskusi, ini bagaimana langkah-langkah ke depan," ucap Faldo Maldini yang dikutip dari channel YouTube KOMPASTV yang tayang pada Sabtu (5/10/2019).
Mantan Sekretaris Jendral PAN ini mengaku akan tetap membuka ruang untuk bekerja sama dengan partai pimpinan Zulkifli Hasan.
"Jadi saya juga selalu membukan diri untuk kerjasama ke depan dengan Partai Amanat Nasional (PAN)," ucap Faldo Maldini.
Faldo Maldini pun menjelaskan alasan utama dirinya hengkang dari PAN.
Ia mengaku ingin fokus pada proses pencalonannya menjadi kepala daerah di Sumatera Barat.
"Saya juga ingin fokus untuk langkah politik saya ke depan. Salah satunya adalah pilkada di Sumatera Barat dan itu butuh persiapan yang tidak kecil," ucap Faldo Maldini.
Bahkan ia mengetahui pencalonannya menjadi kepala daerah akan menjadi perjuangan yang berat.
Sehingga Faldo Madini memutuskan keluar dari PAN dan memikirkan karier politiknya.
"Pertarungannya lumayan berat. Namun ya agar sama-sama fokus untuk jalan-jalan ke depan," ujar Faldo Maldini.
Perjuangan Faldo Maldini untuk mencalonkan diri menjadi Kepada Daerah Sumatera Utara, satu di antaranya adalah mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Minggu (6/10/2019), untuk pencalonan sebagai Gubermur Sumatera Barat pada tahun 2020, Faldo Maldini melayangkan gugatan batas usia pada MK.
Faldo Maldini menolak berbicara banyak terkait pencalonannya sebagai Gubernur Sumatera Barat.
Ia pun hanya mengaku sudah memiliki niat yang bulat untuk melakukan pencanolnan.
"Ya kita lihatlah nanti ke mana larinya kan, soalnya ini masih berproses, pembukaan saja belum, tetapi niatan ada untuk Pilkada Sumbar," ucap Faldo Maldini, saat ditemui di Gedung Mahkamah Konstitusi, Senin (23/9/2019).
Gugatan mengenai batas usia itu dilayangkan lantaran, Faldo Maldini masih berusia 29 tahun saat akan mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Barat nantinya.
Sedangkan batas usia yang telah diatur untuk pencalonan adalah minimal 30 tahun.
Aturan itu ditujukan untuk calon gubernur dan wakil gubernur.
"Penetapan calon itu 8 Juli, umur saya tuh (29 tahun), ulang tahun 9 Juli, kurang sehari, bagaimana mau daftar? Kalau timeline tidak diundur, ya saya tidak bisa daftar," ujar Faldo Maldini. (*)