Fakta Lengkap Semburan Lumpur dan Gas dari Sumur Warga di Lamongan, Punya Potensi Mudah Terbakar

Fakta Lengkap Semburan Lumpur dan Gas dari Sumur Warga di Lamongan, Punya Potensi Mudah Terbakar

KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH
Tim saat meneliti kandungan gas di sumur yang ada di teras rumah milik pasutri Puri dan Sika, warga Dusun Drokiyo, Desa Pasi, Kecamatan Glagah, Lamongan, Jawa Timur 

Mendengat itu, para pekerja pengeboran sumur pun ketakutan dan kemudian memutuskan untuk tidak melanjutkan pekerjaan.

3. Petugas teliti sumur yang semburkan lumpur dan gas

Adanya sumur yang bercampur gas keluar dari salah satu rumah warga, Pemkab Lamongan pun langsung menghubungi dan melakukan koordinasi dengan Dinas Sumber Daya mineral (ESDM) Jawa Timur yang dianggap memiliki kompetensi dalam menangani kejadian tersebut.

"Kemarin kami memang langsung koordinasi dengan ESDM Jawa Timur, dan sekarang diutuslah beberapa orang ini sebagai perwakilan untuk meninjau adanya semburan gas di rumah Bapak Puri," tutur Kabag Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Lamongan, Shofiah Nurhayati, saat ditemui di lokasi, Kamis (28/11/2019).

Shofiah menerangkan, jika kedatangan perwakilan dari ESDM Jawa Timur melakukan tinjauan pada hari ini lebih kepada penelitian adanya kandungan gas yang dapat membahayakan warga sekitar lokasi.

"Untuk potensi (kandungan gas) sepertinya belum, tapi kali ini lebih pada kandungan gas dan bahayanya terhadap warga sekitar," katanya.

4. Fenomena alam

Enam orang peneliti dari utusan dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur, sudah melakukan penelitian di sumur teras rumah milik pasutri Puri dan Sika yang mengeluarkan campuran lumpur, air dan gas.

"Ini kan fenomena alam. Namanya zero gas, gas yang terperangkap di permukaan. Atau biasa juga kami menyebutnya gas rawa," ujar salah seorang yang turut melakukan penelitian dari Pertamina, Heru Widodo, saat ditemui usai melakukan penelitian di lokasi, Kamis (28/11/2019).

Dijelaskannya, tujuan utama dirinya bersama tim gabungan melakukan penelitian di lokasi mengetahui dampak dan potensi bahaya yang ditimbulkan terhadap masyarakat di sekitar lokasi.

"Tadi hanya mengecek, potensi bahaya karena ini perkampungan penduduk, terutama adanya kandungan gas H2S (hidrogen sulfide) dan metana, kami coba mengecek kandungannya," ujarnya.

5. Gas mudah terbakar

Dari hasil penelitian yang dilakukan sementara, sambungnya, tim mendapati bila gas yang keluar dari sumur milik warga tersebut mudah terbakar.

"Ternyata setelah diukur, setelah dites kandungan gas metana masih tinggi di atas ambang batas 10 persen dengan potensi terbakar. Sementara, H2S itu nilainya sekitar 2,7 ppm itu masih di bawah ambang batas karena standar itu 10 ppm, jadi masih aman untuk manusia," pungkas dia.

Untuk melakukan pantauan secara berkala, tim akan secara kontinu meminta laporan dari pihak desa setempat. Terlebih, tekanan gas juga diketahui sudah mulai menurun dibanding hari sebelumnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved