Kisah TNI di Tapal Batas, Tangani Hidung Anak Kemasukan Kacang Hingga Terkendala Bahasa

Kisah TNI di Tapal Batas, Tangani Hidung Anak Kemasukan Kacang Hingga Terkendala Bahasa

TribunKaltim.Co/Christoper Desmawangga
TAPAL BATAS - Lettu Ckm dr Rulli Eka Prananda saat melakukan pemeriksaan terhadap masyarakat yang datang berobat ke klinik kesehatan Kotis. 

Dirinya juga menjelaskan mengenai kondisi layanan kesehatan disekitar Pos Kotis, yakni di Desa Batu Majang. Sejauh ini di Desa Batu Majang hanya terdapat Pustu (Puskesmas Pembantu) dengan tenaga kesehatan bidan dan perawat saja.

Tidak hanya itu, ketidaktersediaanya dokter spesialis di rumah sakit setempat juga menjadi kendala, pasien yang membutuhkan penanganan lebih lanjut mau tidak mau harus menempuh perjalanan jauh ke rumah sakit di Kutai Barat, maupun langsung ke Samarinda.

posko kesehatan yang disiapkan TNI di perbatasan untuk membantu warga
posko kesehatan yang disiapkan TNI di perbatasan untuk membantu warga (TribunKaltim.Co/Christoper Desmawangga)

"Akses transportasi juga jadi kendala di sini, terlebih di sini tidak ada dokter spesialis, pasien yang harus mendapatkan penangan lebih lanjut harus dilarikan lagi ke rumah sakit lain, seperti di Kubar dan ke Samarinda, mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh," teranganya.

Selama membuka layanan kesehatan untuk masyarakat perbatasan, pihaknya menemui sejumlah kendala dan tantangan, seperti kurangnya kesadaran masyarakat mengenai hal-hal yang telah diperingatkan oleh pihaknya.

Masyarakat dinilai kurang peduli dengan kesehatannya, ketika suatu hal telah dilarang untuk dilakukan, namun masyarakat tetap melakukan hal itu yang berakibat terhadap kesehatannya.

Faktor bahasa juga jadi kendala, kebanyakan masyarakat asli Mahakam Ulu yang telah lanjut usia tidak dapat berbahasa Indonesia, melainkan hanya dapat menggunakan bahasa asli suku setempat.

"Kesadaran masyarakat kurang untuk menjaga kesehatannya sendiri. Kalau keterbatasan bahasa, kita selalu mencari warga lainnya yang mengerti bahasa asli sini sebagai penerjemah kami," kata dr Rulli.

Kendala lainnya terkait dengan transportasi, Desa Batu Majang terletak di seberang desa Long Bagun yang dipisahkan oleh sungai Mahakam.

Kapal feri penyebrangan hanya membuka layanan hingga pukul 21.00 Wita, hal itu belum ditambah jika ada warga yang perlu dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas dan tenaga medis yang lebih lengkap.

"Kalau ada emergency kita harus cari-cari dulu orang kapal feri untuk dapat nyebrang," imbuhnya.

Tidak hanya fokus pada pelayanan kesehatan masyarakat, pihaknya juga rutin melakukan cek kesehatan kepada prajurit di Kotis.

Untuk prajurit yang berada di pos terdepan, masing-masing pos telah ditempatkan dua prajurit yang memiliki kemampuan dibidang keperawatan.

"Sebulan sekali pemeriksaan terhadap prajurit di Kotis. Sedangkan di Pos, sudah dibekali sejumlah alat kesehatan dan obat-obatan, setiap Pos ada dua prajurit kesehatan, Bakes dan Takes," pungkasnya.

Sementara itu, Danyon Raider 303/SSM Kostrad, Letkol Inf Taufik Ismail menerangkan, aktivitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat termasuk dalam salah satu kegiatan bhakti TNI.

Layanan kesehatan diberikan dengan masyarakat datang ke klinik kesehatan Kotis, maupun secara door to door.

"Pengobatan kepada masyarakat yg dilaksanakan secara door to door ataupun masyarakat yang datang ke pos untuk berobat.

Donor darah juga kita lakukan dan sejumlah agenda kesehatan lainnya bersama instansi setempat," ucap Danyon singkat. (*)

Langganan berita pilihan tribunkaltim.co di WhatsApp klik di sini >> https://bit.ly/2OrEkMy

Langganan Berita Pilihan Tribun Kaltim di WhatsApp
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved