KLK Group Bantah Tudingan Cemari Sungai Segah, Bupati Muharram Ingin Buktikan Melalui Kajian Ilmiah

KLK Group Bantah Tudingan Cemari Sungai Segah, Bupati Muharram Ingin Buktikan Melalui Kajian Ilmiah

Editor: Samir Paturusi
TribunKaltim.Co/Geafry Necolsen
Begini warna kondisi air Sungai Segah dalam kondisi normal, berwarna cokleat dan keruh. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB –KLK Group bantah tudingan cemari Sungai Segah, Bupati Muharram ingin buktikan melalui kajian ilmiah

Kuala Lumpur Kepong (KLK) Group yang menjadi induk sejumlah perusahaan Perkebunan Sawit, telah membantah tudingan,

aktivitas perkebunan mereka menjadi penyebab pencemaran Sungai Segah, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.

Bahkan manajemen KLK Group sempat mempertanyakan acuan Pemkab Berau yang menggunakan pH (indikator asam-basa dalam air), yang menjadi satu-satunya indikator pencemaran.

Menanggapi bantahan itu, Bupati Berau Muharram mengatakan, Pemkab Berau masih menunggu hasil kajian ilmiah dari hasil uji laboratorium, sejumlah sampel air yang diambil beberapa pekan lalu.

“Kita kembalikan ke aturan saja. Kemarin mereka (manajemen KLG Group) menghadap saya. Kalau kita menuduh mereka yang menjadi penyebab pencemaran, maka harus dibuktikan secara ilmiah,” tegas Muharram.

Menurut Muharram, hasil kajian sementara yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, memperkuat dugaan pencemaran berasal dari sejumlah perkebunan sawit di bawah KLK Group.

“Versi DLHK sebenarnya sudah bisa mengambil kesimpulan. Tetapi mereka tidak puas dengan kesimpulan itu. Versi mereka, mereka merasa benar. Karena di lingkungan kebunnya ada (kandungan) asam yang tinggi,” ungkapnya.

KLK Group, kata Muharram juga mengatakan, KLK Group mengklaim telah mengelola limbah dengan benar.

“Oke kalau begitu, saya menunggu hasil putusan DLHK apa kesimpulannya. Kalau kesimpulannya, salah, kemudian tidak terima, kita akan menyurat ke (lembaga) yang lebih tinggi,

yakni Kementerian Lingkungan Hidup, yang punya kewenangan untuk melakukan investigasi dan melakukan kajian secara ilmiah, mampu membuktikan atau tidak,” imbuhnya.

Meski begitu, Muharram mengaku belum bisa menilai, sanksi apa yang bisa diterapkan untuk sejumlah perkebunan sawit yang disebut,

telah mencemari sungai, yang menjadi sumber baku air bersih Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Segah, dan juga sumber mata pencaharian nelayan itu.

“Saya belum bisa menyebut apa sanksinya, tergantung aturan. Kalau dampaknya merugikan PDAM, petani keramba itu harus dikalkulasi untuk memberikan ganti rugi,” tegasnya.

Apakah sanksinya hanya ganti rugi? “Tidak sesederhana itu, mungkin ada sanksi administrasi. Yang jelas saya ingin buktikan dulu, apakah memang benar (ada pencemaran),” jawabnya.

“Karena setelah kami perintahkan untuk menghentikan pemupukan dan menutup pintu air, ternyata pH nya kan normal kembali, berarti ada korelasi terbukanya pintu air dengan itu.

Sekarang kan ditutup, tapi kalau ditutup terus kemudian terjadi hujan, pada akhirnya akn meluap juga kan? Itu yang harus diantisipasi,” imbuhnya.

Jupita, Manajer Humas KLK Group kepada Tribunkaltim.co mengatakan, selama ini pemerintah hanya berasumsi jika pihaknya melakukan pencemaran.

“Apakah indikatornya hanya berdasarkan pH? Karena di salah satu lokais perkebunan kami, terdapat lahan gambut yang mengandung asam tinggi,” kata Jupita.

Jupita juga mengatakan, Pemkab Berau berasumsi jika pupuk dari perkebunan sawit terbawa air hujan melalui drainase yang mengalir ke sungai.

“Bahkan ada warga yang melapor jika ada karyawan kami yang membuang pupuk ke sungai. Secara logika tidak masuk akal. Pupuk kan mahal, kenapa dibuang-buang?” tanya Jupita.

Seperti diketahui, sudah beberapa pekan ini, Sungai Segah mengalami perubahan warna. Air sungai yang biasanya berwarna cokleta dan keruh, berubah warna menjadi hijau dan jernih.

Meski terlihat indah, namun masyarakat banyak mengeluhkan gatal-gatal setelah menggunakan air sungai untuk mandi. Masyarakat juga menemukan banyak ikan yang mati di bantaran Sungai Segah.

Sebelumnya, fenomena perubahan warna air sungai, sudah memasuki pekan ketiga.

Belum ada tanda-tanda, fenomena ini akan berakhir.

Bahkan di sejumlah titik, perubahan warna air sungai ini secara kasat mata, justru semakin parah.

BACA JUGA

Nyaris Tak Ada yang Dukung Presiden Jokowi Tiga Periode, Ini Respon PSI dan PDIP dan Gerindra

Mantan Pacarnya jadi Staf Khusus Presiden Sosok Gofar Hilman yang Digosipkan Dekat Dengan Wika Salim

Ada Kabar Buruk Megawati Bakal Kehilangan Kader Andalan Saingan Anies Baswedan Gegara Erick Thohir

Masa Jabatan Presiden Jokowi Berpotensi Tiga Periode, Respon Refly Harun dan Hendropriyono Beda

Ini bisa dilihat dari perubahan warna yang sebelumnya cokelat keruh menjadi bening dan berwarna kehijauan.

Lamanya fenomen ini berlangsung, membuat Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirta Segah menjadi kewalahan.

Pasalnya, selama fenomena perubahan warna air ini berlangsung, kadar pH (asam-basa air) berubah drastis.

Untuk menetralkannya, PDAM Tirta Segah, mau tidak mau harus menambah komposisi bahan kimia.

Seperti diberitakan sebelumnya, kadar asam-basa atau pH air Sungai Segah turun 3 sampai 4 di bawah.

Penambahan komposisi bahan kimia ini, akhirnya berdampak pada peningkatan biaya produksi.

Air Sungai Sungai Segah yang biasanya keruh dan berwana kecoklatan, berubah menjadi jernih. Namun jika dilihat secara keseluruhan wilayah sungai, ada perubahan warna air dari coklat menjadi hijau. Fenomena ini pernah terjadi tahun 2015 lalu.
Air Sungai Sungai Segah yang biasanya keruh dan berwana kecoklatan, berubah menjadi jernih. Namun jika dilihat secara keseluruhan wilayah sungai, ada perubahan warna air dari coklat menjadi hijau. Fenomena ini pernah terjadi tahun 2015 lalu. (Tribunkaltim.co, Geafry Necolsen)

BACA JUGA

Sungai Segah Kabupaten Berau Alami Perubahan Warna, Warga Mudah Tangkap Ikan Emas dan Marsapi

Dugaan Pencemaran Sungai Segah,2 Perusahaan Diminta Hentikan Sementara Aktivitas,Ini Ancaman Nelayan

Dituding Sebagai Penyebab Perubahan Warna Sungai Segah, Ini Tanggapan KLK Grup

Diduga Terjadi Pencemaran Sungai Segah, Bupati Berau Rapat Bersama Perusahaan Tambang & Kebun Sawit

Direktur PDAM Tirta Segah, Saipul Rahman mengatakan, dalam kondisi normal, tingkat pH air Sungai Segah yang menjadi bahan baku PDAM mencapai 6 hingga 7.

“Dengan penambahan bahan kimia ini, kadar pH air yang diolah dan diproduksi sudah sesuai standar, yakni pH 7.

Kalau pH tidak dinormalkan, masyarakat yang akan jadi korban,” tegas Saipul Rahman.

Meski tidak menyebutkan, berapa kerugian untuk menutupi biaya produksi air bersih, namun Saipul Rahman membenarkan, jika biaya produksi PDAM meningkat.

“Untuk kerugian belum bisa kami rincikan. Karena masih dalam perhitungan.

Apalagi penambahan bahan kimia secara intensif sejak fenomena ini terjadi,” jelas Saipul Rahman.

Itu belum termasuk biaya uji laboratorium untuk mengetahui kualitas air baku PDAM yang bersumber dari Sungai segah.

“Kami mengirim 60 liter sampel air untuk diuji di Samarinda. Biayanya mencapai Rp 40 juta. Belum penggunaan bahan kimia selama kondisi air berubah,” imbuh Saipul Rahman.

Belum lagi potensi kerugian yang disebabkan kerusakan pipa intake akibat reaksi kimia karena sumber air baku yang mengandung asam cukup tinggi.

Menurutnya, air yang mengalami penurunan pH yang ekstrem ini dikhawatirkan akan merusak pipa dan pompa intake PDAM.

Kini, PDAM tengah mempertimbangkan apakah tetap memproduksi air bersih atau tidak.

“Turunnya kadar pH ini, juga pasti akan berpengaruh terhadap mesin (pompa).

Kami tidak mau ambil risiko sampai mengalami kerusakan peralatan.

Kami akan konsultasikan dulu (dengan Pemkab Berau), apakah akan menghentikan produksi atau tidak,” tandas Saipul Rahman.

Menghentikan produksi, bukan berati menghentikan distribusi. PDAM Tirta Segah akan tetap mendistribusikan air bersih dari resvoir (penampungan air).

Jika sudah mulai menipis, PDAM akan kembali memproduksi.

Ini dilakukan untuk mencegah kerusakan mesin pompa, karena digunakan untuk menyedot air yang mengandung asam tinggi secara terus-menerus. (*)

Langganan berita pilihan tribunkaltim.co di WhatsApp klik di sini >> https://bit.ly/2OrEkMy

Langganan Berita Pilihan Tribun Kaltim di WhatsApp
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved