Adik Prabowo Resmikan Suaka Orangutan
Pusat Suaka Orangutan Arsari,Milik Adik Prabowo Subianto di Penajam Paser Utara,Ini rencana Besarnya
Pusat Suaka Orangutan Arsari,Milik Adik Prabowo Subianto di Penajam Paser Utara,Ini rencana Besarnya.
Penulis: Heriani AM | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN -Pusat Suaka Orangutan Arsari,Milik Adik Prabowo Subianto di Penajam Paser Utara,Ini rencana Besarnya.
Siapa yang tidak kenal Prabowo Subianto? Nama Ketua Umum Partai Gerindra ini sudah melanglang buana di kancah perpolitikan nasional.
Bersama Sandiaga Uno yang sebelumnya menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, maju di Pilpres 2019 melawan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Meski tak berhasil menduduki kursi Presiden, Prabowo saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia.
Baca juga; Update Klasemen Liga Italia Juventus Terpeleset Inter Milan Capolista, Lazio di 3 Besar, AC Milan?
Baca Juga; Hasil Liga Italia, AC Milan Akhirnya Menang, 3 Gol Lazio ke Gawang Udinese Bayangi Juventus
Baca Juga; Hasil Liga Italia, Dua Gol Lautaro Martinez Bawa Inter Milan Kudeta Juventus di Puncak Klasemen
Baca Juga; Klasemen Grup B SEA Games 2019 Usai Kekalahan Timnas U23 Indonesia dari Vietnam, Digusur Thailand
Baca Juga; Sebagian Wilayah Ibu Kota Negara Baru Dipimpin Manajer Kota, Suharso Monoarfa: Dipilih Tanpa Pilkada
Nah, kali ini bukan Prabowo yang akan kita ulik, melainkan sang adik, Hasyim Djojohadikusumo, direktur Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) yang menancapkan taring di lokasi Ibu kota negara ( IKN ) baru.
Hasyim merupakan CEO PT ITCI Kartika Utama - Grup Arsari, perusahaan kayu besar yang terletak di Kelurahan Maridan Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Saat ini ramai dibicarakan karena meresmikan Pusat Suaka Orangutan ( PSO ) Arsari.
Melalui siaran pers yang diterima tribun, YAD merupakan pengembangan dari kegiatan sosial keluarga Hasyim, yang melingkupi bidang pendidikan, sosial, lingkungan, dan budaya.
Awalnya dirintis oleh Anie Hasyim Djojohadikusumo (istri Hasyim) sejak lebih dari 20 tahun. Yayasan ini fokus membantu orang kurang mampu seluruh Indonesia.
Pada tahun 2006, kegiatan sosial keluarga ini secara resmi dilambangkan dalam bentuk Yayasan Keluarga Hasyim Djojohadikusumo (YKHD).
Pada 20 Oktober tahun 2009, YKHD resmi berubah nama menjadi Yayasan Arsari Djojohadikusumo. Arsari adalah akronim dari Aryo, Sara dan Indra, nama ketiga putra-putri Hasyim.
Berubahnya nama, dengan harapan kegiatan sosial ini nanti bisa diteruskan oleh ketiga putra-putri tersebut.
YAD melalui berbagai kegiatan dalam pelestarian budaya, lingkungan termasuk satwa liar dan dukungan bidang pendidikan serta sosial.
Senin (2/12/2019) YAD bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam ( BKSDA ) Kalimantan Timur - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, meresmikan ( PSO ) Arsari.
PSO Arsari merupakan fasilitas Suaka ( sanctuary ) yang diperuntukkan khusus bagi orangutan ( Pongo pygmaeus ) dan memungkinkan untuk dikembangkan bagi satwa liar endemik Kalimantan lainnya.
Klinik satwa liar dan kandang karantina sebagai bagian dari fasilitas PSO Arsari, berlokasi di area HGB PT ITCI KU - Grup Arsari, di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Sejak 3 Oktober 2019, PSO Arsari mendapat 2 individu Orangutan jantan yang telah memiliki pipi lebar (cheek pad).
Kedua individu tersebut bernama Bento dan Iskandar, ditranslokasi dari Pusat Penyelamatan Satwa (PSS) Tasikoki, Sulawesi Utara. Saat ini menempati kandang karantina yang selanjutnya dipersiapkan untuk menempati sebuah pulau sebagai suaka sampai akhir hidupnya.
Yayasan Asari Bertekad Pulangkan 100 Orangutan Indonesia dari LN ke Kaltim
Diberitakan sebelumnya, Yayasan Asari Bertekad Pulangkan 100 Orangutan Indonesia dari Luar Negeri ke Kalimantan Timur
Chief science officer arsari enviro industri Willie Smits mengungkapkan ada 100 Orangutan Indonesia berada di luar negeri. Mereka tersebar di kebun binatang mulai dari Eropa, Amerika, Asia dan Australia.
Yayasan Arsari Djojohadikusumo berencana melakukan translokasi terhadap Orangutan tersebut. Mereka berniat membangun pulau suaka Orangutan jantan di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Dimana nantinya pulau tak berpenghuni tersebut ditempati Orangutan unrelease atau yang tak bisa kembali ke alam bebas.
Di pulau tersebut Orangutan bakal menjalani sisa hidupnya dengan jaminan kesjeahteraan. Kendati dilepas di pulau, namun persoalan makanan masih tetap akan dikontrol pihaknya.
Bahkan di pulau tersebut bakal dipasang kamera CCTV, sehingga mereka mampu mengontrol keadaan Orangutan.
Lebih lanjut Willie mengaku sudah melakukan kontak dengan organisasi atau yayasan peduli Orangutan di luar negeri.
Untuk memulangkan kembali para Orangutan Indonesia lanjut usia yang dipajang di kebun binatang negara mereka. Responnya positif.
"Salah satunya di Jerman. Mereka Sangat mendukung program ini.
Sudah mulai sosialisasi dan kerjasama dengan LSM di sana, membuat sebuah dana abadi menjamin pengiriman dan perawatan untuk sisa hidup Orangutan yang mereka kirim," ungkapnya.
Dengan adanya program pulau suaka yang coba digagas Yayasan Arsari Djojohadikusumo diyakini biaya pemeliharaan jauh lebih murah.
Mendapat publikasi, serta mengangkat derajad Orangutan di mata masyarakat. Sekaligus mendukung kampanye menekan perdagangan Orangutan di dunia.
"Banyak orang mendukung program lingkungan hidup. Ini masih proses.
Program ini jelas menarik perhatian kebun binatang luar negeri," bebernya.
Pulau suaka Orangutan berada tak jauh dari lokasi calon kawasan ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur.
Ditegaskan Willie, program besar tersebut belum pasti. Pihaknya masih berusaha sekuat tenaga merealisasikannya.
Ia pun mengutip istilah; siapa yang tak menembak, maka ia tidak akan pernah mengenai sasaran.
"Kami yang ambil resiko. Andaikata tak bisa, berarti fasilitas ini tetap sangat layak, bagi Bento dan Is (dua orangutan) hidup sejahtera. Ini pola, kami rasa sudah maksimal," ujarnya.
Rencana besar tersebut tergantung keberhasilan Tim Pusat Suaka Orangutan Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Bento dan Iskandar bisa hidup bersama. Kemudian mereka tinggal di pulau.