Marak Kemunculan Ular Cobra di Permukiman, Panji Petualang Ungkap Habitat Terusik dan Bulan Menetas
Marak Kemunculan Ular Cobra di Permukiman, Panji Petualang Ungkap Habitat Terusik dan Bulan Menetas
"Ada metode sebenarnya secara medis yang dianjurkan adalah imobilisasi. Itu WHO yang ngasih sarannya. Metode diisap itu tidak boleh dilakukan," ucap Panji dalam program Call Me Mel seperti dikutip Kompas.com, Rabu (18/12/2019).
Selama ini banyak orang berpikir untuk menangani gigitan ular berbisa adalah dengan mengisap dan mengikat bagian tubuh yang digigit.
Orang mengira mengisap atau mengikat bagian yang digigit itu bisa mencegah penyebaran racun dalam tubuh.
"Bukan diikat, tapi dibidai atau digip. Semakin banyak gerak, akan semakin membuat bisa (racun) menyebar," tutur Panji menjelaskan penanganan bila digigit ular berbisa.
Membidai tangan adalah meletakkan pelat dari kayu seperti penanganan pada patah tulang, kemudian kayu tersebut diikat di bagian tubuh yang digigit.
Tujuannya adalah mencegah gerakan yang akan membuat racun beredar dalam tubuh.
"Pada dasarnya, bisa ular menjalar bukan dari darah, tapi melalui kelenjar getah bening. Sedangkan kelenjar getah bening bukan ada di pembuluh darah, tapi ada di bawah ototSemakin otot banyak bergerak, semakin racun bergerak juga," jelas Panji. (*)
• Terbaru 31 Ekor Sembunyi di Karpet Masjid, Sebab Ular Kobra Bermunculan Terungkap, Korban Berjatuhan
• Berikut Doa Bisa Dibaca Ketika Menghadapi Ular Kobra dan Agar Terhindar dari Gangguan Hewan Buas
• Inilah 5 Ular Paling Mematikan di Dunia Selain Kobra, Ada yang Biasa Ditemukan di Indonesia
• Mengenaskan, Video Detik-detik Irma Bule Dipatok King Cobra
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Panji Petualang Ungkap Alasan Munculnya Kobra di Permukiman", https://www.kompas.com/hype/read/2019/12/19/070200366/panji-petualang-ungkap-alasan-munculnya-kobra-di-permukiman?page=all#page3.