Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango Heran Soal Kritik ICW, Enggan Satu Forum dengan ICW
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango heran dengan kritik Indonesia Corruption Watch (ICW).
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango heran dengan kritik Indonesia Corruption Watch (ICW).
Bagi Nawawi Pomolango, tudingan pimpinan KPK periode 2019-2023 sebagai pimpinan KPK yang terburuk tidak berdasar.
Sebab, pimpinan KPK periode ini belum banyak bekerja setelah dilantik pada Jumat (20/12/2019) lalu.
"Luar biasa ICW di era bung Kurnia (Kurnia Ramadhana, peneliti ICW). Mampu menilai kami sebagai yang terburuk di saat kami belum bekerja," kata Nawawi Pomolango saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (31/12/2019).
Nawawi Pomolango kemudian menyindir ICW yang menurutnya semakin luar biasa, hebat, dan paling cerdas.
Ia pun menyebut bahwa pimpinan KPK tidak lagi memerlukan lembaga swadaya masyarakat tersebut.
Nawawi Pomolango melanjutkan, pimpinan juga tidak ingin berada dalam satu forum bersama ICW karena merasa 'malu' setelah disebut sebagai pimpinan KPK terburuk.
"Kami tak akan ikut bersama dalam forum tersebut, karena rasanya malu kami yang terburuk ini harus duduk berdiskusi dengan yang paling hebat paling cerdas seperti beliau," ujar Nawawi Pomolango.
Sebelumnya, peneliti ICW Kurnia Ramadhana mengatakan bahwa tahun 2019 merupakan tahun terburuk bagi pemberantasan korupsi.
"Kita menilai ini tahun paling buruk bagi pemberantasan korupsi, ini tahun kehancuran bagi KPK yang benar-benar disponsori langsung oleh Presiden Joko Widodo dan juga anggota DPR periode 2014-2019 dan 2019-2024 mendatang," kata Kurnia Ramadhana saat memaparkan Catatan Agenda Pemberantasan Korupsi Tahun 2019 di kantor ICW, Jakarta, Minggu (29/12/2019) kemarin.
Salah satu alasannya adalah proses seleksi pimpinan KPK periode 2019-2023 yang menuai sejumlah persoalan.
Persoalan itu, lanjut Kurnia, muncul di Panitia Seleksi (Pansel), proses seleksi, dan figur yang terpilih sebagai pimpinan KPK.
"Kita juga melihat proses seleksi ini tidak ada nilai integritas. Karena figur yang lolos jadi pimpinan KPK pernah memiliki catatan masalah. Misalnya, ada figur terduga pelanggar etik yang itu dia sekarang duduk jadi Ketua KPK," kata Kurnia Ramadhana.
"Istana dan DPR berhasil meloloskan lima figur pimpinan KPK yang kita nilai paling buruk sepanjang sejarah KPK," lanjut dia.
• Terduga Pelaku Penyerangan Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Dianggap Pasang Badan, Ini Alasannya
• Pemecatan Direksi Garuda Indonesia, Koordinator ICW Sebut Jangan Cuma Dipecat, Begini Tanggapan KPK
• Anggota Jadi Pelaku Penyerang Novel Baswedan KPK, Polri Dalami Potensi Keterlibatan Jenderal Polisi
• Diangkat Jadi PNS Melalui Tes, Pegawai KPK Dikhawatirkan Mundur Massal, Ini Penjelasan ICW
Dewan Pengawas