Menengok Upaya Pemerintah Atasi Banjir Jakarta dari Zaman ke zaman, Ahok Sediakan Pompa Alirkan Air

Upaya pemerintah dari zaman ke zaman untuk mengatasi banjir Jakarta belum sepenuhnya membebaskan ibu kota negeri ini dari ketakutan akan banjir

Editor: Mathias Masan Ola
(DOKUMENTASI BNPB)
Tampilan banjir Jakarta di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, dari helikopter yang mengangkut Kepala BNPB Doni Monardo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, saat mereka meninjau kondisi banjir terkini pada Rabu (1/1/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO - Upaya pemerintah dari zaman ke zaman untuk mengatasi banjir Jakarta belum sepenuhnya membebaskan ibu kota negeri ini dari ketakutan akan banjir.

Banjir lagi, banjir lagi. Jakarta seakan tak lepas dari banjir. Tahun berganti. Pemerintah, gubernur, dan presiden datang dan pergi, tetapi Ibu Kota belum juga terbebas dari bencana banjir.

Menilik kisah masa lalu, sejak zaman Tarumanegara, kemudian saat bernama Jayakarta, Batavia, Jakurata, sampai Djakarta, banjir selalu menyapa. Pemerintah pada zaman-zaman itu bukannya tidak melakukan usaha.

Namun, problematika banjir seperti belum ditemukan jalan penyelesaiannya. Berikut cerita penanganan banjir Jakarta dari masa ke masa:

Baca Juga;

Kejutan, Hanbin Eks Leader iKON Rilis Lagu Demo.1, Ini Lirik Bahasa Inggrisnya, #WelcomeBackHanbin

Ramalan Zodiak Hari Ini Jumat 3 Januari 2020, Aries Semakin Lelah, Suasana Hati Scorpio Buruk

Musisi Ahmad Dhani Punya Rencana Bikin Film yang Usung Pengalaman Hidupnya Selama Setahun di Penjara

Tidak Mau Terseret Masalah Hukum Lagi, Musisi Ahmad Dhani Bakal Batasi Penggunaan Media Sosial

Kerajaan Tarumanegara

Upaya penanganan banjir dilakukan Raja Tarumanegara, Purnawarman. Dalam Prasasti Tugu dari abad V Masehi, disebutkan, saat itu wilayah yang kemudian hari bernama Jakarta itu sudah terjadi banjir.

Mengutip pemberitaan Kompas.com, 21 Februari 2017, Arkeolog Universitas Indonesia, Hasan Djafar mengungkapkan, Raja Purnawarman memerintahkan untuk pembuatan kanal dari Sungai Candrabagha (Kali Bekasi) dan Kali Gomati (Kali Cakung). Panjangnya mencapai 11 kilometer.

Zaman Kolonial Belanda Berabad-abad kemudian, pendatang asing mulai berdatangan. Wilayah yang kemudian bernama Batavia itu juga masih mengalami banjir. Dikutip dari arsip Harian Kompas, 14 Januari 1994, disebutkan bahwa Pemerintah kolonial Belanda membentuk Burgelijke Openbare Werken ( BOW ) pada 1854. BOW merupakan cikal bakal Dinas Pekerjaan Umum ( PU ). Namun, dinas tersebut sering dipelesetkan menjadi Batavia Onder Water atau 'Batavia di bawah air'.

Pada 1911, ahli tata air Belanda, Ir H van Breen, membuat banjir kanal yang melintang dari timur ke barat. Kemudian, membuat pintu air di Manggarai. Selain itu, dibuat pula kali-kali sodetan di Krukut, Grogol.

Beberapa kawasan perumahan memang bebas banjir, tetapi di kampung-kampung masih juga tergenang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved