Direktur Indo Barometer Bandingkan Jokowi dan Anies Baswedan, Usaha Gubernur DKI Jakarta Tak Tampak
Direktur Indo Barometer bandingkan Jokowi dan Anies Baswedan, usaha Gubernur DKI Jakarta tak tampak
TRIBUNKALTIM.CO - Direktur Indo Barometer bandingkan Jokowi dan Anies Baswedan, usaha Gubernur DKI Jakarta tak tampak.
Kinerja Anies Baswedan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dinilai belum terlihat.
Direktur Indo Barometer M Qodari membandingkannya dengan zaman Joko Widodo atau Jokowi berpasangan dengan Ahok memimpin DKI Jakarta.
Terutama, soal upaya menanggulangi banjir dan macet.
Direktiur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari menyampaikan kritikannya terhadap pemerintahan GUbernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dilansir TribunWow.com, M Qodari lantas membandingkan pemerintahan era Anies Baswedan dengan era Joko Widodo ( Jokowi).
• Cara Respon Elit PDIP Pada Kasus Harun Masiku dan KPK Undang Kecurigaan, Rocky Gerung: Masalah Besar
• Tak Hanya Wahyu Setiawan, Sprindik KPK ke Anas Urbaningrum, Setnov dan Menteri Anak Buah SBY, Bocor
• YouTube Najwa, Eks Jubir KPK Bela PDIP Megawati dan Hasto Kristiyanto Pada Kasus Suap Harun Masiku
• Nama Firli Bahuri Ketua KPK Disebut di Sidang Dugaan Suap Bupati Muara Enim, Kata Eks Kapolda Sumsel
Melalui tayangan YouTube Kompas TV, Kamis (16/1/2020), M Qodari lantas mempertanyakan keseriusan Anies Baswedan dalam menangani DKI Jakarta.
Mulanya, M Qodari mengungkap dua permasalahan besar yang terjadi di DKI Jakarta.
"Dan begini saya tambahkan, memang pada kenyataannya bertahun-tahun kalau kami survei di Jakarta selalu muncul dua persoalan besar," kata Qodari.
"Pertama banjir, kedua macet."
Menurutnya, siapapun GUbernur DKI Jakarta harus mampu menyelesaikan dua permasalahan tersebut.
"Jadi memang itu dua persoalan utama yang harus diselesaikan siapapun GUbernur DKI Jakarta," ujar Qodari.
Lantas, ia pun mempertanyakan keseriusan Anies Baswedan menyelesaikan masalah Jakarta.
Qodari lantas mengungkit nama Presiden Jokowi yang dulunya juga sempat menjabat sebagai GUbernur DKI Jakarta.
"Nah masalahnya barangkali adalah seberapa jauh Pak GUbernur Anies ini selama ini menunjukkan komitmen atau tindakan untuk menyelesaikan masalah banjir ," ujar Qodari.
"Saya bandingkan misalnya dengan masa Pak Jokowi."
Ia menyebutkan, pada era Jokowi dulu dilakukan sejumlah tindakan untuk mengurangi banjir.
Satu di antaranya yakni pembenahan Danu Sunter.
"Pak Jokowi misalnya melakukan pembenahan terhadap Danau Sunter ya," kata Qodari.
"Yang tadinya penuh dengan permukiman liar, terabaikan, permukimannya dibersihkan, sungainya dinormalisasi."
Melanjutkan pembicaraannya, Qodari justru menyinggung nama anggota Tim GUbernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), Muslim Muin.
"Atau barangkali dinaturalisasi, sebetulnya tambahkan dikit ya Bang Muslim, ini kalau dikenal pakar hidrodinamika," ucapnya.
"Atau barangkali dinaturalisasi, sebetulnya tambahkan dikit ya Bang Muslim, ini kalau dikenal pakar hidrodinamika," ucapnya.
"Tapi kalau saya terlusuri sebetulnya bapak naturalisasi ini adalah beliau."
"Jadi ide naturalisasi Anies dari mana itu dari Muslim Muin."
Lebih lanjut, Qodari menyebut di era pemerintahan Jokowi dulu tampak sejumlah perubahan di DKI Jakarta.
"Tapi intinya adalah bahwa apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi waktu kelihatan," ucapnya.
"Pada periode berikutnya, ketika tahun sebelumnya istananya itu banjir lalu kemudian Sunter dibenahi tidak terjadi banjir lagi masuk istana."
Kini, di era pemerintahan Anies Baswedan, menurutnya usaha pengurangan Banjir belum terlihat.
"Barangkali itu yang kurang kelihatan. Kalau bikin pompa belum kelihatan," ucap Qodari.
Mengakhiri penjelasannya, Qodari memberikan kritikan pedas terhadap Anies Baswedan.
"Orang pada hari ini mengatakan, Pak Anies itu cantik," ujarnya.
"Kota Jakarta di tangan Pak Anies cantik tapi banjirnya lebih dalam, itu persoalannya."
Anies Baswedan Calon Kuat Presiden 2024
Pada kesempatan itu, sebelumnya M Qodari mengungkap penyebab GUbernur DKI Jakarta Anies Baswedan kerap menjadi sorotan.
Termasuk saat Anies Baswedan dituntut mundur dari jabatan setelah banjir merendam wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Dilansir TribunWow.com, M Qodari pun menyinggung Pemilu 2024 mendatang.
Menurut Qodari, kegaduhan yang kini terjadi setelah banjir Jakarta merupakan kelanjutan dari Pilkada 2017 lalu.
"Memang masih ada kelanjutan dari Pilkada 2017," ucap Qodari.
Ia menyebut, setelah Pilkada 2017 lalu masyarakat Jakarta terbagi menjadi dua kubu.
"Jadi saya kira waktu itu masyarakat Jakarta terutama pada putaran kedua kan terbagi dua ya."
Terkait hal itu, Qodari menyinggung nama mantan GUbernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Ada yang menginginkan Ahok, lepas dari masalah atau isu penistaan agama," kata Qodari.
"Karena merasa Ahok adalah GUbernur yang bisa memperbaiki Jakarta."
Ia menyebut, Ahok selama ini dianggap bisa menyelesaikan masalah banjir di Jakarta.
"Di antaranya bisa mengurangi katakanlah urusan banjir," ujarnya.
"Tapi ada juga yang milih Anies karena merasa bahwa Ahok itu dengan sekian banyak alasan lah, di antaranya tidak bekerja dengan baik."
Lantas, Qodari menyatakan adanya kemungkinan massa yang ingin Anies Baswedan mundur adalah mereka yang mendukung Ahok saat Pilkada 2017.
"Jadi bukan mustahil bahwa yang sekarang kontra kepada Anies adalah orang yang memang dulu memilih Ahok," ujar Qodari.
"Jadi mereka mau mengatakan ya inilah kalau salah pilih, kira-kira begitu."
Lebih lanjut, Qodari pun menyinggung Pemilu 2024 mendatang.
"Tapi yang kedua, memang tidak bisa dihindari bahwa sebetulnya ini ada juga proyeksi 2024," kata Qodari.
Menurutnya, ada dua jabatan yang selama ini selalu jadi sorotan publik, yakni presiden dan GUbernur DKI Jakarta.
"Karena walau bagaimanapun saya pernah mengatakan bahwa di Indonesia ini ada dua jabatan yang paling banyak mendapat sorotan," kata dia.
"Yang pertama presiden, kedua GUbernur DKI Jakarta."
Lantas, Qodari mengungkap penyebab GUbernur DKI selalu jadi sorotan.
"Ya kembali ke nomor dua tadi bahwa GUbernur DKI adalah jabatan yang paling diperhatikan," ucap Qodari.
"Pertama karena Jakarta banyak masalahnya, yang kedua di DKI Jakarta ini banyak media."
Tak hanya itu, GUbernur DKI Jakarta juga disebutnya menjadi calon kuat presiden 2024.
• Cara Respon Elit PDIP Pada Kasus Harun Masiku dan KPK Undang Kecurigaan, Rocky Gerung: Masalah Besar
• Tak Hanya Wahyu Setiawan, Sprindik KPK ke Anas Urbaningrum, Setnov dan Menteri Anak Buah SBY, Bocor
• YouTube Najwa, Eks Jubir KPK Bela PDIP Megawati dan Hasto Kristiyanto Pada Kasus Suap Harun Masiku
• Nama Firli Bahuri Ketua KPK Disebut di Sidang Dugaan Suap Bupati Muara Enim, Kata Eks Kapolda Sumsel
"Dan track record sebelumnya GUbernur DKI Jakarta siapapun dia adalah calon kuat presiden 2024," kata Qodari.
"Soal menang atau kalah itu lain lagi."
"Dan siapapun GUbernur DKI Jakarta adalah calon presiden potensial di 2024," imbuhnya. (*)