Perayaan Imlek
Rayakan Imlek Bebas Merdeka, 20 Tahun Lalu Kebijakan Gus Dur Bikin Warga Tionghoa Indonesia Gembira
Rayakan Imlek bebas merdeka, 20 tahun lalu kebijakan Gus Dur bikin warga Tionghoa Indonesia gembira
TRIBUNKALTIM.CO - Rayakan Imlek bebas merdeka, 20 tahun lalu kebijakan Gus Dur bikin warga Tionghoa Indonesia gembira.
Perayaan Tahun Baru Imlek 2020 tinggal menghitung hari.
Di Solo, suasana Imlek semakin terasa dengan pemasangan ribuan lampion di kawasan Pasar Gede.
Tahun Baru masyarakat Tionghoa itu melewati sejarah panjang untuk bisa dirayakan secara terbuka.
Adalah Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang berjasa atas perayaan Imlek secara terbuka di Indonesia.
Melalui Keputusan Presiden (Keppres) No 6 Tahun 2000 yang diumumkan pada 18 Januari 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres No 14 Tahun 1967.
Artinya, warga keturunan Tionghoa tak lagi memerlukan izin khusus untuk mengekspresikan secara publik berbagai aspek dari kepercayaan, kebudayaan, dan tradisi asli mereka.
Bagaimana potret perayaan Imlek terbuka pertama di sejumlah daerah?
Dikutip dari Harian Kompas, 6 Februari 2000, Atraksi khas liong dan barongsai yang sempat ditiadakan sejak akhir dekade 60-an akhirnya bisa digelar, bahkan di tempat terbuka dan di pemukiman penduduk.
Di Museum Fatahillah, Jakarta Barat, atraksi barongsai dan lion bahkan dipadukan dengan kesenian setempat, seperti kromong dan tanjidor.
Sorak sorai warga pecah ketika barongsai keluar dari Museum pada pukul 20.00 WIB.
Warga dari seluruh kalangan usia tak mau ketinggalan menikmati gerakan barongsai di taman seluas 3.000 meter persegi.
Perayaan itu juga turut dihadiri oleh pelukis kenamaan Maria Tjoei yang hadir secara khusus untuk mengabadikan suasana Imlek itu.
"Pokoknya saya melukis saja.
Karena ini baru pertama kali," kata Maria.