Mayat Balita Ahmad Yusuf Gazali di Samarinda, Dokter Forensik tak Temukan Bekas Tulang Dipatahkan
Tim Dokter Forensik tak menemukan ginjal dan jantung saat melakukan outopsi, terhadap mayat balita Muhammad Yusuf Gazali yang ditemukan tewas.
Menyikapi hal tersebut, dr Kristina menjabarkan, secara teori, pembusukan ini bisa terjadi dari dalam tubuh.
BACA JUGA
Pengakuan Pengasuh PAUD Detik-detik saat Yusuf Gazali Hilang Sebelum Jenazahnya Ditemukan di Sungai
Hilangnya Yusuf Gazali Diungkap Pengasuh yang Kini Jadi Tersangka 'Saya Tinggal Yusuf Cuma Sebentar'
Bukan Pembunuh Balita Tanpa Kepala, Dua Guru PAUD Yusuf Gazali Jadi Tersangka Polisi, Ini Responnya
Guru PAUD Ungkap Detik-detik Yusuf Gazali Hilang, Fakta Baru Mayat Balita Tanpa Kepala di Samarinda
Tetapi hal ini harus didukung dengan kondisi lingkungan, suhu, kelembaban air, dan lain-lain.
Selain itu, jika kondisi tubuh berada di dalam air, maka proses pembusukan akan memakan waktu lebih lama dibandingkan saat di permukaan.
"Kemungkinan, saat jenazah terangkat ke permukaan, tubuhnya terkena sinar matahari dan udara, sehingga proses pembusukan lebih cepat terjadi," lanjutnya
Perihal adanya kulit hewan jenis reptil di tubuh Yusuf pun, tidak menguatkan dasar bahwa hilangnya beberapa organ tubuh bocah tersebut akibat dimangsa oleh hewan.
Menurut dr Kristina, saat jasad Yusuf tiba di kamar jenazah kondisinya sudah membusuk, sehingga sedikit menyulitkan untuk pemeriksaan terkait adanya indikasi organ tubuhnya dimakan oleh hewan reptil.

BACA JUGA
Berlayar Ilegal di Perairan Tarakan Kaltara, Dua Nahkoda Kapal Ditangkap KSOP
Sekamar dengan Bandar Sabu Saat Ditangkap BNNK Bontang, Sabir Akan Direhabilitasi di Tanah Merah
Tenaga Honorer akan Dihapus Secara Nasional, Begini Tanggapan Ketua DPRD Berau
Pemakaman Jalan Abul Hasan Samarinda Dipindah, Akan Disulap jadi Wisata Religi
"Jika ada indikasi tercabik hewan, kalau kondisinya belum busuk pasti bisa kami periksa secara mikroskopis, apakah kejadiannya memang antemortem, intravirta atau tidak.
Kemarin kita tidak bisa melihat karena jaringannya sudah hancur," ucapnya.
Lebih lanjut, dr Kristina menyarankan kepada orangtua Yusuf agar tidak melakukan autopsi terhadap jasad anaknya.
Hal ini dilakukan karena dalam melakukan proses autopsi, setidaknya tim Dokter harus membuka rongga kepala, rongga dada, dan rongga perut.
"Karena kondisi jasad tidak ada rongga kepala, dan untuk rongga dada dan perut sudah terbuka, jadi kami sudah bisa menilainya.
Tapi, kalau pihak keluarga masih belum puas, bisa datang ke dokter forensik yang lain," tandasnya.
(Tribunkaltim.co)