HEBOH Wabah Virus Corona, Ustadz Abdul Somad Pamer Gambar Keluang atau Kelelawar, Apa Maksudnya?
Heboh wabah Virus Corona, Ustadz Abdul Somad pamer gambar keluang atau kelelawar, apa maksudnya?
Salah satu negara yang kental akan kepercayaan tersebut adalah Bolivia.
Menurut seorang ahli antropolog University of Mississippi Kate McGurn Centellas, kepercayaan akan darah kelelawar tersebut kemungkinan datang dari anggapan masyarakat bahwa kelelawar merupakan hewan kuat yang memiliki beberapa karakter unik.
"Ada kemungkinan bahwa dengan meminum darah kelelawar, mungkin kamu dapat membenarkan dan menyeimbangkan apa yang dilihat sebagai gangguan atau ketidakseimbangan dalam tubuh manusia. Seperti kejang, atau dalam istilah medis adalah epilepsi," tutur Centellas.
Mengutip sebuah studi "Trafico y Comercio de Murcielagos en Bolivia" (2010) yang ditulis oleh Dennis Lizzarro dan Luis F. Aguirre, setidaknya terdapat kurang lebih 3.000 kelelawar yang dijual setiap bulannya di empat kota di Bolivia.
Beberapa spesies kelelawar yang dijual antara lain adalah kelelawar buntut pendek Seba (Carollia perspicillata), kelelawar kuping tikus (Myotis), dan kelelawar kecil yang memiliki hidung berbentuk daun (Desmodus rotundus).
Tradisi menyantap hewan liar
Tradisi menyantap hewan liar, termasuk kelelawar, bisa dirunut hingga 50.000-70.000 tahun sebelum Masehi.
Pada masa itu, nenek moyang manusia modern menyebar ke berbagai penjuru, seperti Asia Australia, Eropa, dan Amerika.
Seperti dikutip dari National Geographic Indonesia, Maret 2006, para nenek moyang manusia tersebut hidup bergerak menjelajahi gunung dan padang.
• Merasa Hancur, Pasien yang Diduga Terinfeksi Virus Corona Mengamuk, Perawat Sampai Kaget & Menangis
• Video Detik-detik Dokter Ambruk dan Tewas saat Tangani Pasien Virus Corona, Dibiarkan Tergeletak
• Ternyata Ini Alasan Kelelawar Bertengger dengan Cara Terbalik
• UAS Cerai, Ini Kisah Awal Pernikahan Ustadz Abdul Somad dengan Mellya Juniarti, Syarat Wanita Kedua
Pergerakan selama ribuan tahun ini seiring dengan pergerakan hewan yang kerap diburu untuk dimakan.
Tradisi yang dibawa nenek moyang itu bertahan di sebagian masyarakat Afrika, Asia, dan Amerika Selatan yang tinggal dekat savana, semak-semak, atau hutan.
Orang Afrika Barat dan Afrika Tengah mengonsumsi gajah, antelop, rusa, zarafah, dan monyet-monyet besar. (*)