Menteri PU Bongkar Sifat Anies Baswedan Soal Proyek Tanpa Izin, Gubernur Jokowi, Foke, Sutiyoso Taat
Menteri PU bongkar sifat Anies Baswedan soal proyek tanpa izin, Gubernur Jokowi, Foke, Sutiyoso taat prosedur
TRIBUNKALTIM.CO - Menteri PU bongkar sifat Anies Baswedan soal proyek tanpa izin, Gubernur Jokowi, Foke, Sutiyoso taat prosedur.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono angkat bicara soal proyek revitalisasi Monas.
Sebelumnya, Basuki Hadimuljono sempat adu argumen dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal penanganan banjir.
Kini, Basuki Hadimuljono menyebut Anies Baswedan tak ikut prosedur dalam Revitalisasi Monas.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut revitalisasi Monas sudah dilakukan sebanyak 4 gubernur.
Namun, baru di era Anies Baswedan revitalisasi tersebut dilakukan tanpa izin dari Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.
• Tegas, Anak Buah Jokowi Hentikan Proyek Raksasa Anies Baswedan, Tebang Ratusan Pohon Diganti Beton
• Selain Resmikan Tol dan Lihat Ibu Kota Baru di Penajam, Jokowi Bakal Lakukan Ini di Balikpapan
• 3 Juara Sayembara Desain Ibu Kota Baru Bersinergi, Jadwal Pelaksanaan Konstruksi Fisik di Sepaku
• Inilah Pemenang Sayembara Desain Ibu Kota Baru, Tema Nagara Rimba Nusa Jadi Juara I
"Sejak Pak Sutiyoso, Pak Foke (Fauzi Bowo), Pak Jokowi sudah dilakukan.
Ini ke-4 kali yang akan direvitalisasi oleh Pak Anies dan harus ada prosedur itu (izin komisi pengarah)," ujar Basuki Hadimuljono seusai rapat di Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (27/1/2020).
Keberadaan Komisi Pengarah ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 25 Tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka Di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Komisi Pengarah terdiri dari gabungan tujuh instansi, yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno sebagai ketua, Gubernur DKI Jakarta sebagai sekretaris, serta beranggotakan; Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Perhubungan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Pariwisata.
Aturan era Soeharto itu mengatur bahwa Pemprov DKI harus meminta dan mendapat persetujuan dari Komisi Pengarah jika hendak melakukan pembangunan di kawasan Medan Merdeka.
"Berarti 3 gubernur sebelumnya juga sudah mengikuti prosedur.
Seharusnya (gubernur Anies) mengikuti prosedur yang sudah ada," kata Basuki.
Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno selalu Ketua Komisi Pengarah meminta revitalisasi yang tengah berjalan di kawasan Monas dihentikan sementara.
Sebab, revitalisasi tersebut belum mengantongi izin dari Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.
"Ya karena itu jelas ada prosedur yang belum dilalui, ya kita minta untuk di stop dulu," kata Pratikno pada kesempatan yang sama.
Pratikno meminta Pemprov DKI segera mengirim surat resmi ke Komisi Pengarah.
Menurut Pratikno, setelah surat permintaan izin diterima, Komisi Pengarah akan segera menggelar rapat untuk mengambil keputusan.
"Bagaimana nanti tanggapan komisi pengarah, itulah nanti yang akan dilakukan rapat penuh komisi pengarah," katanya.
Hingga saat ini, proyek revitalisasi di sisi selatan kawasan Monas masih berjalan.
Menurut Pemprov DKI Jakarta, proyek itu tidak bisa dihentikan meskipun belum mengantongi izin dari Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.
Pemprov DKI Jakarta merasa terikat kontrak dengan kontraktor pemenang tender, PT Bahana Prima Nusantara.
"Kan ini perjanjian.
Kalau (ada perjanjian dengan) kontraktor, kan kami enggak bisa (memutuskan) sepihak," ujar Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta Heru Hermawanto di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (27/1/2020).
Penebangan pohon
Kepala Unit Pelaksana Teknis Monas Isa Sanuri mengatakan sebanyak 205 pohon dicabut dan dipindahkan akibat revitalisasi Monas.
Isa menjelaskan, 150 pohon berukuran besar dipindahkan ke pelataran selatan, sementara 55 pohon kecil dipindahkan ke bagian barat dan timur.
Kompas.com pun menelusuri keberadaan pohon-pohon yang katanya dipindahkan itu pada Rabu (22/1/2020).
Pencarian pertama dilakukan di bagian selatan Monas yang merupakan lokasi pengerjaan revitalisasi.
Lokasi tersebut sudah tertutup seng setinggi dua meter sehingga menghalangi pandangan terhadap pengerjaan revitalisasi di baliknya.
Selanjutnya, pencarian bergeser ke arah barat Monas.
Di kawasan ini ratusan pohon berukuran kecil hingga besar tampak berdiri kokoh dan rapi.
Selama 30 menit mengelilingi pedestrian di kawasan barat Ancol, tidak ditemui adanya pohon-pohon yang seperti baru ditanam.
Tak ada bekas undukan atau galian tanah yang menunjukkan lokasi itu baru ditanami pohon-pohon ukuran besar.
Tak terlihat pula ada pot-pot tanaman yang baru diletakan.
Semuanya tersusun rapi dan tak ada tanda pemindahan.
Hal serupa juga terlihat di sisi utara ikon kota Jakarta tersebut.
Kompas.com sempat berupaya menanyakan hal tersebut kepada sejumlah petugas pengamanan dalam (Pamdal) Monas yang sedang berjaga di posko mereka di bagian barat Monas.
Namun tidak satupun dari mereka yang mau memberi komentar.
"Kalau mau nanya ke orang kantor saja besok jam kerja," ucap salah satu petugas Pamdal tersebut.
Sementara seorang petugas lainnya yang ditemui mengaku tak tahu menahu di mana ratusan pohon besar itu berada.
Yang dia pernah lihat, pohon-pohon kecil yang dicabut dan kemudian dimasukan ke dalam pot.
Bergeser lagi mencari keberadaan pohon-pohon yang selama ini berfungsi sebagai paru-paru ibu kota, Kompas.com menemui posko TNI yang bersiaga.
Di sana, Kompas.com menanyai salah satu anggota.
Anggota TNI itu mengatakan tak melihat adanya aktivitas penanaman atau pemindahan pohon di kawasan Barat Monas tersebut.
"Enggak-enggak ada," ujar anggota TNI yang tidak disebutkan namanya itu.
Respons pihak Monas
Setelah upaya pencarian terhadap pohon-pohon yang ditebang dan katanya dipindah itu tak berbuah hasil, Kompas.com pun menanyakannya kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis Monas Isa Sanuri.
Isa mengakui, ada pohon yang ditebang dan tak lagi berdiri kini. Namun, ada pohon yang memang dipindahkan.
Menurut dia, pohon yang ditebang itu ialah pepohonan tua dan lapuk.
Sementara, pohon yang dipindahkan ialah pepohonan yang masih mudah.
Misalnya, pohon cermai, belimbing.
"Seperti yang saya bilang tadi pohon yang masih kuat dan bagus ditanam ulang di bagian barat. Ada beberapa yang rapuh ditebang," ucap Isa saat dihubungi, Rabu (22/1/2020).
Isa tak menjelaskan secara detail ada berapa pohon yang ditebang saat itu.
"Ini sudah pengerjaannya (tebang pohon) dari bulan November 2019, tanya lebih lanjut ke Dinas Citata ya," kata Isa.
Meski demikian, Isa berjanji jika pepohonan yang ditebang itu akan ditanam kembali.
"Sebagian pohon yang dipindahkan sudah ditanam di bagian barat," tuturnya.
Sekadar pengingat janji
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta merevitalisasi kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Revitalisasi dimulai setelah penandatangan kontrak dengan pemenang lelang PT Bahana Prima Nusantara pada November 2019
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata) DKI Jakarta Heru Hermawanto berujar, mengacu pada desain awal kawasan Monas, sisi selatan itu harusnya berbentuk plaza, bukan ditanami pohon-pohon.
Sementara itu, menurut Kepala UPT Monas Isa Sanuri, ada 205 pohon yang ditebang di area revitalisasi pelataran sisi selatan Monas.
Rinciannya, 150 pohon ukuran besar dan 55 ukuran pohon kecil.
• Tegas, Anak Buah Jokowi Hentikan Proyek Raksasa Anies Baswedan, Tebang Ratusan Pohon Diganti Beton
• Selain Resmikan Tol dan Lihat Ibu Kota Baru di Penajam, Jokowi Bakal Lakukan Ini di Balikpapan
• 3 Juara Sayembara Desain Ibu Kota Baru Bersinergi, Jadwal Pelaksanaan Konstruksi Fisik di Sepaku
• Inilah Pemenang Sayembara Desain Ibu Kota Baru, Tema Nagara Rimba Nusa Jadi Juara I
"Itu sebenarnya bukan ditebang begitu saja.
Jadi pohon-pohon itu akan dipindahkan.
Kalau tidak bisa dipindahkan akan kami buat baru (pohon-pohon)," kata Isa, Senin (20/1/2020).
Lalu pertanyaannya, ke manakah keberadaan 150 pohon besar itu?
(*)